Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berusia 3.700 Tahun, Inilah Tabel Trigonometri Paling Tua dan Akurat

Kompas.com - 25/08/2017, 20:03 WIB
Monika Novena

Penulis

KOMPAS.com -- Sebuah tablet atau lempeng tanah liat Babilonia yang berusia 3.700 tahun telah diidentifikasi sebagai tabel trigonometri paling tua dan paling akurat di dunia.

Bukti ini sekaligus menunjukkan bahwa bangsa Babilonia telah lebih lebih dahulu menemukan trigonometri dibandingkan orang Yunani kuno, seperti yang kita percaya selama ini.

Tablet yang dikenal sebagai Plimpton 322 ini pertama kali ditemukan pada awal 1900-an di wilayah yang kini menjadi bagian selatan Irak. Namun, para peneliti tak pernah mengetahui fungsi dan maksudnya hingga tim dari Universitas New South Wales (UNSW) mengungkap misteri tablet tersebut.

(Baca juga: Teka-teki Terbesar dalam Matematika Terpecahkan)

"Penelitian kami menunjukkan bahwa Plimpton 322 menggambarkan bentuk segitiga siku-siku menggunakan jenis trigonometri yang berdasarkan rasio, bukan sudut dan lingkaran," kata Daniel Mansfield, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini.

"Ini adalah sebuah karya matematika yang menarik dan menunjukkan kejeniusan yang tidak diragukan lagi," tambahnya, seperti yang dikutip dari Science Alert 24 Agustus 2017.

Matematika Babilonia menggunakan sistem basis 60 atau seksagesimal (seperti penanda menit pada jam), bukan sistem basis 10 atau desimal yang kita gunakan saat ini. Dengan menerapkan model matematika Babilonia, peneliti dapat menunjukkan bahwa tablet awalnya memiliki 6 kolom dan 38 baris.

Baca juga: Irwan Mussry: Apa Gunanya Kaya Raya kalau Tidak Punya Kerendahan Hati

Mereka juga menunjukkan bagaimana para ahli matematika pada masa itu menggunakan sistem Babilonia untuk menghasilkan angka pada tablet dan menggunakannya untuk membuat perhitungan dalam membangun istana, kuil dan kanal.

Jika studi ini benar, maka astronom Yunani, Hipparchus, yang hidup sekitar 120 SM, bukanlah bapak trigonometri seperti selama ini yang kita tahu karena tablet ini sudah ada sejak 1822-1762 SM.

Lebih dari itu, metode perhitungan trigonometri Babilonia bisa memberikan perspektif baru yang bisa diajarkan kepada matematikawan saat ini.

(Baca juga: Ini Beda antara 4 x 6 dan 6 x 4 Menurut Profesor Lapan)

Alasannya, sistem seksagesimal memiliki pecahan yang lebih tepat daripada sistem desimal. Dalam sistem desimal hanya ada dua angka yang bisa dibagi tanpa ada yang tersisa yaitu 2 dan 5, sedangkan sistem basis 60 memiliki lebih banyak angka yang bisa dibagi.

Pecahan yang lebih jelas berarti lebih sedikit perkiraan dan matematika yang lebih akurat. Itulah mengapa para peneliti menyebutnya sebagai tabel trigonometri yang paling akurat dan menyarankan agar kita dapat belajar dari model matematika tersebut.

"Ini memiliki relevansi yang besar bagi dunia modern. Matematika Babilonia mungkin sudah kuno karena berusia lebih dari 3.000 tahun, tetapi ada kemungkinan ilmu ini bisa diaplikasikan dalam survei, grafis komputer, dan pendidikan" kata Mansfield.

Baca juga: Gibran Singgung Effendi Simbolon Dipecat dari PDI-P: Pengorbanannya Sungguh Besar

"Ini adalah contoh langka ketika dunia kuno mengajari kita sesuatu yang baru," imbuhnya.

Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Historia Mathematica.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau