Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2018, 17:29 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Bumi dan Mars seperti cermin yang mirip tapi berkebalikan. Mars adalah planet merah, dan Bumi adalah planet biru pucat.

Mars adalah gurun yang dingin, dan Bumi dipenuhi air dan kehidupan.

Selain itu, ada perbedaan aneh lainnya. Langit di Mars berwarna merah, tapi saat matahari terbenam warna langit berubah menjadi biru.

Hal ini berkebalikan dengan Bumi, di mana langit kita biru dan saat matahari terbenam menjadi berwarna merah. Apakah yang menyebabkan itu?

Baca juga: Robot Curiosity Temukan Benda Berkilau di Permukaan Mars

Alasan di balik kedua hal ini sebenarnya sama. Cahaya matahari mencerai-beraikan apa yang ada di atmosfer.

Sinar matahari terdiri dari banyak gelombang cahaya dengan panjang berbeda, molekul, dan partikel debu yang berinteraksi dengan gelombang tertentu. Hamburan cahara oleh partikel ini adalah kunci untuk warna yang kita lihat.

Melansir IFL Science, Selasa (4/12/2018), atmosfer Mars sangat renggang, tekanannnya setara dengan 1 persen Bumi.

Baca juga: Emosi Perusahaannya di Singapura Disita Kejagung, Surya Darmadi: Stres

Atmosfer Mars terdiri dari karbon dioksida dan mengandung banyak debu halus. Debu halus cenderung menyebarkan cahaya merah, sehingga langit tampak kemerahan dan memungkinkan cahaya biru menembusnya.

Hal ini berkebalikan dengan planet kita. Di Bumi, cahaya biru memantulkan molekul-molekul udara yang membuat langit kita berwarna biru.

Saat matahari terbenam, cahayanya mengambil jarak yang lebih jauh untuk menembus atmosfer sehingga lebih menceraiberaikannya. Hal ini membuat langit senja kita berwarna merah jingga yang cerah, sementara di Mars warnanya biru.

Baca juga: Inilah Foto Pertama Robot Geologi NASA di Mars Sesaat Setelah Mendarat

Robot-robot yang ada di Mars tak kenal lelah megirim rupa Mars ke Bumi agar kita bisa menyaksikan fenomena aneh di sana,

Menariknya, hingga saat ini hanya ada dua planet yang diketahui memiliki senja, yakni Bumi dan Mars.

Merkurius tidak memiliki atmosfer sehingga kita akan melihat Matahari menghilang ketika suhu berada di titik 427 derajat Celsius hingga -173 derajat Celsius.

Baca juga: Gibran Singgung Effendi Simbolon Dipecat dari PDI-P: Pengorbanannya Sungguh Besar

Sementara di Venus lebih buruk lagi. Lapisan awan tebal dan atmosfer yang sangat padat menghentikan sinar matahari untuk menjangkau planet itu. Venus juga menyimpan suhu dan hujan asam tinggi yang dengan mudah melelehkan pakaian sampai tubuh kita.

Mungkin Titan (satelit Saturnus) bisa menawarkan matahari terbenam yang langka, kadang-kadang, dalam atmosfer yang padat.

Tetapi untuk sementara waktu, matahari terbenam dari Mars dan Bumi adalah yang terbaik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau