Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Hidupkan Otak Babi yang Sudah Mati, Ini Artinya bagi Kita

Kompas.com - 18/04/2019, 20:06 WIB
Julio Subagio,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Mungkinkah kita membangkitkan makhluk hidup yang sudah mati, seperti pada kisah fiksi ilmiah Frankenstein karya novelis Mary Shelley?

Mungkin riset terbaru yang dilakukan oleh tim dari Yale School of Medicine ini dapat membuka kemungkinan akan skenario tersebut.

Riset yang dipublikasikan di jurnal Nature ini berhasil mengembalikan beberapa fungsi dari otak babi yang telah mati selama empat jam dengan menggunakan sistem perfusi buatan yang disebut BrainEx.

Sistem BrainEx terdiri dari rangkaian instrumen berupa pompa, penghangat, dan filter yang mengatur aliran, suhu, dan kondisi lain yang memungkinkan kerja otak secara normal. Sistem ini terhubung dengan komputer sehingga dapat bekerja otomatis.

Baca juga: Metode Transplantasi Kepala Dikembangkan, Mungkinkah Segera Dilakukan?

Selama durasi enam jam, BrainEx menirukan kerja pacu jantung. Sistem ini memungkinkan mengalirnya cairan mirip darah untuk dapat memenuhi otak babi tersebut.

Aliran cairan ini berperan dalam kembalinya beberapa fungsi pembuluh darah dan memicu rangkaian reaksi kimia pada beberapa area otak yang bertanggungjawab untuk bertahan hidup.

Beberapa sel neuron bahkan secara aktif merespons pemberian obat, dan menunjukkan aktivitas listrik, yang sebelumnya dianggap mustahil pada sel mati.

Namun, tidak satu pun dari 32 otak babi yang dijadikan subjek penelitian menunjukkan aktivitas listrik yang diasosiasikan dengan kesadaran.

Riset ini semula bertujuan untuk menentukan apakah sistem sirkulasi di otak yang kekurangan oksigen selama lebih dari beberapa menit (sesuai pengertian mati otak) dapat bertahan dan kembali bekerja secara normal.

Baca juga: Masa Depan Tiba, Ilmuwan Transplantasikan Paru-paru Buatan ke Babi

Temuan ini mengungkap bahwa otak memiliki kemampuan restorasi yang lebih baik dari perkiraan selama ini.

“Studi ini menantang asumsi yang selama ini beredar, bahwa otak mamalia akan mengalami kerusakan yang permanen beberapa menit setelah darah berhenti mengalir. Ini juga dapat memunculkan kemungkinan bahwa kita dapat menyelamatkan otak seseorang bahkan setelah jantung dan paru-paru berhenti bekerja”, jelas Stuart Youngner dan Insoo Hyun, pakar neurosains yang menulis komentar pendamping di jurnal Nature.

Penemuan bahwa otak masih mampu bertahan hidup setelah “mati” selama berjam-jam membuka dilema etika yang perlu kita pertimbangkan.

Pada sebagian besar negara, seseorang dapat dinyatakan meninggal jika menunjukkan tanda hilangnya fungsi otak (brain death), atau lenyapnya fungsi sirkulasi (circulatory death).

Jika sistem BrainEx dapat berfungsi optimal, maka batasan ini dapat diatur ulang.

Teknologi ini diharapkan dapat membantu pasien yang menderita stroke atau serangan jantung dalam waktu dekat.

“Atau lebih fundamental lagi, kita dapat menyelami pertanyaan klasik mengenai apa yang membuat hewan, atau manusia 'hidup'”, tutup Youngner dan Hyun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau