Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Bahasan D-dimer pada Pasien Covid-19, Apa Sih Itu?

Kompas.com - 09/02/2021, 09:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Belakangan istilah D-dimer banyak dikaitkan dengan pasien Covid-19.

Hal ini pun disinggung Dahlan Iskan dalam tulisannya di situs disway.id.

Dahlan Iskan yang seorang penyintas Covid-19 mengaku saat terinfeksi Covid-19 Januari lalu, tingkat D-dimer dalam darahnya mencapai angka 2.600.

"Saya bersyukur tim dokter memasukkan D-dimer ke dalam daftar yang harus dicek. Lalu ketahuanlah angka 2.600 tersebut. Kelewat tinggi. Normalnya, maksimum 500," tulis Dahlan Iskan.

Baca juga: Dari Mana Covid Berasal? Penyelidik WHO Menemukan Petunjuk Baru

Dahlan juga menceritakan tentang seorang pasien Covid-19 di Semarang yang meninggal dunia setelah 10 hari dinyatakan negatif Covid-19.

Sehari setelah dinyatakan negatif Covid-19, pasien bernama Santoso itu sulit bernapas.

Dia harus dimasukkan ke ICU non-Covid hingga dipasang ventilator.

"Setelah diperiksa, D-dimer Santoso ternyata di level 6.000. Santoso tidak pernah keluar dari ICU sampai meninggal dunia tanggal 1 Januari," tulis mantan Menteri BUMN itu.

Lantas, apa sebenarnya D-dimer dan dampaknya pada pasien Covid-19?

Mengenal D-dimer

Untuk menjawab pertanyaan ini, Kompas.com menghubungi dokter spesialis penyakit dalam, dr Andi Khomeini Takdir Haruni, Sp.PD-KPsi.

Pria yang akrab disapa dokter Koko itu mengatakan, di dalam tubuh kita ada fragmen protein yang dapat membantu pembekuan darah.

Biasanya, darah membentuk gumpalan atau bekuan darah untuk menutup dan memulihkan luka, serta menghentikan pendarahan. Ini hal yang normal.

Namun dalam kasus tertentu, termasuk Covid-19, darah pasien mengalami hiperkoagulabilitas sehingga lebih mudah menggumpal.

"Tidak otomatis semua pasien begitu, tapi (orang dengan Covid-19) potensial mengalami penggumpalan darah," kata dokter Koko dihubungi Kompas.com, Senin (8/2/2021).

Dokter Koko menyampaikan, normalnya D-dimer seseorang berada di bawah angka 0,5 miligram per liter.

Nah, semakin tinggi D-dimer dalam darah seseorang artinya bahwa orang tersebut rentan mengalami penggumpalan darah di dalam tubuhnya.

"D-dimer adalah penanda potensial terjadi pengentalan darah," ucapnya.

Dokter yang menjadi penggagas Platform Vaksin untuk Kita (VUK) mengatakan, sebaiknya pasien Covid dievaluasi apakah darahnya potensial menggumpal atau tidak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com