Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Kemungkinan Munculnya Varian Baru Corona Asal Indonesia

Kompas.com - 19/07/2021, 08:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Pekan ini Indonesia terus mencetak rekor kenaikan jumlah harian kasus Covid-19 yang tercatat 47.899 kasus infeksi baru pada Selasa (13/7/2021).

Berdasarkan data yang disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Minggu (18/7/2021) sore, ada penambahan 44.721 kasus baru Covid-19.

Penambahan itu menyebabkan kasus Covid-19 di Tanah Air kini mencapai 2.877.476 orang, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020.

Dalam 24 jam terakhir, dilaporkan ada penambahan 1.093 kasus kematian, sehingga total pasien Covid-19 meninggal dunia yaitu 73.582 orang.

Baca juga: Lebih Menular dari Varian Lain, Ini Gejala Covid Varian Delta

Sejauh ini, empat varian virus corona dunia yang masuk kategori mengkhawatirkan atau variant of concern telah terdeteksi di Indonesia dan kini varian Delta telah mendominasi kasus positif Covid-19.

Varian Delta pertama terdeteksi dari sampel yang diambil pada Januari lalu di Jakarta dan Palembang. Sifatnya yang mudah menular membuatnya cepat menyebar ke 16 provinsi.

Penyebaran varian Delta ini membuat sistem kesehatan di Indonesia kewalahan. Namun, para pakar mengatakan, masyarakat perlu terus waspada karena varian Delta mungkin dapat terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Baca juga: Saat Gibran Menolak Permintaan Titiek Soeharto...

Pakar penyakit menular atau epidemiolog dan dosen di Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan, virus akan mengalami kecacatan atau mutasi kecil setiap kali dia berpindah inang.

Hasilnya, virus tersebut bisa melemah atau justru menguat. Namun, Dicky mengatakan bahwa peluang virus untuk berubah menjadi ganas akan meningkat jika terus menyebar.

"Ketika penyebaran Covid-19 semakin tidak terkendali maka potensi mutasi akhirnya akan melahirkan varian baru yang merugikan masyarakat. Pada negara-negara yang menghasilkan varian mutasi baru ini, umumnya positivity rate-nya jauh di atas 10 persen. Artinya, sangat tidak terkendali," kata Dicky kepada DW Indonesia.

Baca juga: Roy Suryo Yakin Ijazah Jokowi 99,9 Persen Palsu, Bawa Bukti ke Bareskrim

"Menurut saya, di Indonesia sudah ada varian asli Indonesia yang tidak ditemukan di dunia. Kita perlu surveillance genome (pemantauan genom virus) yang memadai," lanjutnya.

Varian virus corona "Made in Indonesia"?

Empat varian yang masuk kategori paling dikhawatirkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.

Semua varian ini pertama kali terdeteksi di negara-negara di mana pengendalian penyebaran Covid-19 dianggap lemah, yakni Inggris, Afrika Selatan, Brasil, dan India.

Baca juga: Selebgram AP Ditahan di Myanmar, Menhan: Kita Tak Bisa Operasi Militer Selain Perang

Dicky Budiman menuturkan, ada tiga indikator yang dapat membuat varian baru tersebut masuk menjadi kategori varian yang mengkhawatirkan.

  • Pertama, seberapa cepat dia menular.
  • Kedua, apakah virusnya menyebabkan gejala parah bahkan mengakibatkan kematian.
  • Ketiga, apakah dia menurunkan efikasi antibodi yang tercipta di badan setelah divaksin.

Lebih lanjut, Dicky menjelaskan, jika sebuah varian (virus corona) memengaruhi ketiga indikator tersebut namanya varian Super.

Halaman:
Komentar
tolol banget u! lah jelas sumbernya dari china tetapi masih nyalahkan rakyat., membalas komentar jean pierrepolnareff : covid-19 varian kadrun sih sdh mrbak, mnakut2i seolah2 bsok indonesia bkl kiamat! toh stigma kadrun bhw bgs israel bgs yg dilaknat tuhan, mlh ttap exist brthn dr gempuran hamas, apalagi covid-19 dst! lbih mnghargai yg mnemukan vaksin, drpd yg omdo bikin meme, bikin gaduh! beri harapan pasti ada jln!


Terkini Lainnya
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau