Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2023, 19:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Livestrong

KOMPAS.com - Ada hal yang mungkin sering terlupakan oleh Anda, yakni mengganti sikat gigi secara rutin. Menurut American Dental Association (ADA), seperti pisau cukur, mengganti sikat gigi secara teratur setiap tiga hingga empat bulan sekali sangat penting dilakukan.

Memang apa pentingnya kebiasaan mengganti sikat gigi ini?

Dikutip dari Livestrong, Senin (5/6/2023) sikat gigi baru bekerja lebih baik daripada yang lama.

Baca juga: Gibran Akan Berkantor di Papua, Dapat Penugasan Khusus dari Prabowo

Perbedaan antara sikat gigi baru dan lama terletak pada kekakuan, ketajaman, dan kelurusan bulunya sehingga itu akan berpengaruh pada kebersihan gigi.

"Penelitian menunjukkan bahwa sikat gigi lama dengan bulu yang terentang atau tumpul kurang efektif dalam menghilangkan plak dan mencegah resesi gingiva dibandingkan sikat gigi baru," ungkap Timothy Lafolla dari National Institute of Dental and Craniofacial Research.

Dengan kata lain, sikat gigi lama tidak membersihkan gigi dengan baik dan bahkan bisa menjadi masalah baru bagi gusi.

Selain berpengaruh pada kesehatan gigi dan gusi, tidak rutin mengganti sikat gigi dapat memengaruhi hal lainya.

Baca juga: Apakah Efek Memakai Ulang Pakaian Olahraga yang Kotor?

 

Sikat gigi bisa jadi sarang bakteri

Makin lama sikat gigi yang digunakan, maka akan banyak pula kuman yang disimpannya.

Sebuah studi kecil Agustus 2015 di Journal of Natural Science, Biology, and Medicine menemukan sikat gigi berusia tiga bulan memiliki kontaminasi bakteri lebih banyak dibandingkan dengan sikat gigi yang baru digunakan selama satu bulan.

Jadi berapa lama seharusnya kita harus mengganti sikat gigi?

Baca juga: Saat Gibran Menolak Permintaan Titiek Soeharto...

Rekomendasi untuk mengganti sikat gigi adalah tiga hingga empat bulan setelah pemakaian. Tetapi kondisi sikat lebih penting daripada berapa lama itu digunakan.

"Keausan sikat gigi bergantung pada kebiasaan pengguna, seperti frekuensi dan durasi penggunaan, kekuatan menyikat, dan teknik menyikat," kata lafolla.

Beberapa sikat gigi memiliki bulu yang diwarnai untuk membantu pengguna kapan harus menggantinya. Setelah bulu memudar, saatnya untuk mengganti dengan yang baru.

Meski visual itu membantu, tapi kembali lagi indikator terbesar untuk mengganti sikat gigi adalah bulunya. Jika warnanya masih cerah, tetapi bulunya sudah aus, jangan menunda untuk menggantinya.

Baca juga: Apakah Efek Tidak Mandi Setelah Berolahraga?

Cara menyikat gigi

Lebih lanjut, menurut ADA banyak orang menyikat gigi terlalu keras yang dapat menyebabkan iritasi, pendarahan, dan luka pada gusi.

Lafolla menyarankan supaya tidak menggunakan banyak tekanan saat menyikat.

"Arahkan ujung bulu sikat pada sudut 45 derajat ke garis gusi dan sikat menggunakan melingkar yang lembut, lalu jentikkan sikat gigi di sepanjang gigi menjauh dari garis gusi," paparnya.

Selanjutnya, gerakkan sikat dengan lembut ke depan dan ke belakang dengan sapuan pendek selebar gigi.

Untuk membersihkan permukaan bagian dalam gigi dalam, miringkan sikat secara vertikal dan lakukan beberapa gerakan ke atas ke bawah. Terakhir, gosok permukaan kunyah gigi. Lakukan ini selama 2 menit dua kali sehari.

Baca juga: Apakah Efek Obat Zombi Xylazine pada Tubuh Manusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau