Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pancasila Sebagai Dasar Negara Menurut Soekarno

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Kampanye empat pilar kebangsaan terus digemakan. Salah satunya seperti terpasang di Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/5/2013). Kampanye empat pilar kebangsaan meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Setiap mahasiswa era Orde Baru pasti ingat pernah menghabiskan hari-harinya hanya menghafal dan mendalami Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila atau P4.

Setelah 20 tahun Orde Baru tumbang dan P4 tak ada lagi, Pancasila masih tertanam di kurikulum pendidikan dan dihayati setiap upacara. Kita bahkan punya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Namun, pahamkah kamu mengapa Pancasila begitu penting dan dijadikan dasar negara?

Dikutip dari Kursus Presiden Soekarno tentang Pancasila (2017), pada 26 Mei 1958, Soekarno memberi inleiding atau kursus pendahuluan soal Pancasila yang dibanggakannya.

Baca juga: Pancasila, Ideologi Final untuk Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utamanya, soal posisi Pancasila sebagai dasar negara. Soekarno meyakini Pancasila adalah falsafah yang mempersatukan dan mengikat Indonesia.

"Pancasila adalah satu alat mempersatu, yang saya yakin seyakin-yakinnya bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke hanyalah dapat bersatu padu di atas dasar Pancasila itu," kata Soekarno.

Tak hanya sebagai dasar, Soekarno juga menginginkan Pancasila sebagau senjata untuk menyelapkan penyakit bangsa. Apa penyakitnya? Tentu saja imperialisme.

Cara Indonesia melawan penjajahan imperialisme ini, kata Soekarno, berbeda dengan cara bangsa lain memerdekakan dirinya.

Baca juga: BPIP Ingin Jadikan Pancasila sebagai Mata Pelajaran Wajib

Ia memberi contoh bagaimana cara India memerdekakan diri dari Inggris. Kemudian cara Amerika menentang kolonialisme Inggris lewat Declaration of Independence pada 1776. Juga cara Rusia meruntuhkan kapitalisme.

"Berlainan sekali dengan gerakan India yang pada hakekatnya ialah gerakan kaum pertengahan dan borjuis menunggangi kaum proletar, berlainan sekali dengan gerakan revolusi Perancis, berlainan dengan gerakan revolusi Amerika. Kita adalah satu gerakan dari seluruh rakyat dengan dasar persatuan dan revolusioner," ujar dia.

Menurut Soekarno, tiap bangsa punya corak perlawanan yang berbeda. Bentuk musuh dan alat perjuangannya pun berbeda. Soekarno menjelaskan masing-masing latar belakang dan hasilnya.

Kesamaan perlawanan itu yang mempersatukan orang-orang dalam suatu bangsa. Di Indonesia, alat pemersatu yang dijadikan dasar negara itu adalah Pancasila.

Baca juga: Soal Pancasila Diajarkan di Sekolah, Kemenkumham Sarankan Ada Perpres

"Jikalau tidak di atas dasar Pancasila kita terpecah belah, membuktikan dengan jelas bahwa hanya Pancasilalah yang dapat tetap mengutuhkan negara kita, tetap dapat menyelamatkan negara kita," kata Soekarno.

Arti Pancasila

Pancasila sebagai dasar, falsafah, atau ideologi negara ditegaskan TAP MPR No XVIII/MPR/1998.

Sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan atau Preambule Undang-undang Dasar 1945, Pancasila adalah dasar negara yang harus dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten.

Baca juga: Try Sutrisno: Pancasila Masih Relevan, Disarikan dari Nilai Agama

Dikutip dari Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (2012), Pancasila sebagai dasar negara mempunya makna sebagai berikut:

  1. Sebagai dasar untuk menata negara yang merdeka dan berdaulat
  2. Sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan aparatur negara yang bersih dan berwibawa, sehingga tercapai tujuan nasional; yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4.
  3. Sebagai dasar, arah dan petunjuk aktivitas perikehidupan bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi