Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Purbakala Sangiran, Tempat Belajar Evolusi Manusia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Fosil manusia purba di pamerkan pada Pameran Road Show Museum Manusia Purba Sangiran di Grand City, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (6/12/2012). Pameran di pusat perbelanjaan merupakan usaha proaktif dari Museum Sangiran untuk lebih memperkenalkan fosil koleksinya kepada masyarakat umum.
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Jika ingin belajar tentang antropologi, arkeologi, geologi, dan paleoantropologi, kamu bisa datang ke Museum Purbakala Sangiran.

Museum yang berlokasi di Desa Kragilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah ini mempunyai 50 jenis fosil hominid purba. Hominid purba adalah kera besar yang diduga sebagai nenek moyang manusia.

Museum yang ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 1996 ini menyimpan fosil puluhan ribu tahun telah memnyimpan puluhan ribu fosil dari jaman pleistocen, lebih dari dua juta tahun lalu.

Sebanyak 50 persen merupakan fosil dari temuan di dunia, sedangkan sisanya fosil temuan dari Indonesia. Dilansir Kompas.com pada 26 Agustus 2019, hingga saat ini telah ditemukan sekitar 13.685 fosil dan hanya 2.931 fosil yang ditampilkan.

Sejarah Sangiran

Pada masa purba kawasan Museum Sangiran merupakan hamparan lautan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Berkunjung ke Museum Sangiran? Ada Apa Saja?

Karena proses geologi dan bencana alam, letusan Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu, membuat Sangiran menjadi daratan.

Hal ini pun terbukti dari lapisan-lapisan tanah yang membentuk wilayah Sangiran berbeda dengan lapisan tanah di tempat lain. Tiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil menurut jenis dan jamannya.

Penelitian tentang manusia purba dan binatang purba diawali oleh G.H.R.Von Koenigswald, seorang ahli paleoantropologi dari Jerman yang bekerja pada pemerintah Belanda di Bandung pada tahun 1930-an.

Dia orang yang telah berjasa melatih masyarakat Sangiran untuk mengenali fosil dan cara yang benar untuk memperlakukan fosil yang ditemukan.

Hasil penelitian kemudian dikumpulkan di rumah Kepala Desa Krikilan, Totomarsono, sampai tahun 1975.

Koleksi museum

Fosil Manusia Purba

Cukup banyak fosil manusia purba yang menjadi koleksi Museum Sangiran, seperti Homo Sapiens, Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Australopithecus africanus.

Baca juga: Mulai 2020, Disparbud Jabar Akan Jadikan Situs Purbakala Wisata Sejarah

Kemudian ada Pithecanthropus mojokertensis (Pithecanthropus robustus), Meganthropus palaeojavanicus, Pithecanthropus erectus, dan Homo soloensis.

Fosil binatang bertulang belakang

Spesies yang fosilnya ditemukan antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), dan Bubalus palaeokarabau (kerbau).

Kemudian Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinoceros sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).

Fosil binatang laut dan air tawar

Ada Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.

Batuan

Ada rijang, kalsedon, batu meteor, dan diatom.

Artefak batu

Batu yang ditemukan antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak.

Media edukasi

Hasil temuan dan koleksi di Museum Sangiran merupakan situs prasejarah yang punya peran sangat penting untuk memahami dan mempelajari proses evolusi manusia.

Baca juga: Sungai Mengering, Warga Temukan Benda yang Diduga Situs Purbakala

Ini bahkan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia. Situs Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Dunia Nomor 593 oleh Komite World Heritage pada saat peringatan ke-20 tahun di Merida, Meksiko.

Untuk memudahkan pengunjung, museum terbagi menjadi beberapa bagian. Tiap-tiap ruang pameran tersebut menyuguhkan berbagai fosil jutaan tahun lalu yang tertata rapi, dilengkapi dengan keterangan fosil tersebut.

Ruang pameran dilengkapi dengan AC, maka pengunjung bisa menikmati dan belajar dengan nyaman. Bahkan museum ini mempunyai fasilitas lain seperti laboratorium, gudang fosil, dan ruang slide.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi