Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Terjadinya Hujan

Baca di App
Lihat Foto
Kulkann
Ilsutrasi
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Hujan adalah air yang jatuh dari langit. Hujan jatuh ke bumi karena awan terisi penuh dengan embun yang menjadi air.

Lalu bagaimana proses terjadinya hujan?

Dilansir dari National Geographic, di awan terdapat tetesan air yang muncul dari embun yang menguap.

Proses terjadinya hujan dimulai dari sinar matahari yang panas menyebabkan adanya proses evaporasi. Air yang berada di bumi seperti laut, sungai, serta sumber air lainnya mengalami penguapan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil uap tersebut naik dan mengalami proses kondensasi. Dalam proses tersebut, uap air berubah menjadi embun.

Baca juga: Hujan dan Angin Kencang Sebabkan Sejumlah Pohon Tumbang di Jember

Karena suhu sekitar awan lebih rendah dari panas matahari, sehingga membentuk titik embun air.

Suhu udara yang semakin tinggi membuat titik-titik embun semakin banyak dan memadat, kemudian membentuk awan.

Di langit ada perbedaan tekanan udara sehingga pergerakan udara tersebut dikenal dengan angin.

Angin kemudian membawa awan yang berisi butir-butir air menuju lokasi yang suhunya lebih rendah.

Awan-awan yang mengandung titik embun air tersebut kemudian berkumpul dan membentuk awan besar, sehingga warnanya menjadi kelabu. Ini dikarenakan banyak partikel yang dibawa.

Tetesan air hujan mengembun di sekitar potongan bahan mikroskopis yang disebut inti kondensasi awan. Kondensasi ini bisa berbentuk partikel debu, garam, asap, atau polusi.

Kondensasi awan berwarna cerah, seperti debu dan ganggang hijau menyebabkan hujan berwarna. Namun, porsinya kecil.

Baca juga: Mengapa Hujan Deras Selalu Diikuti Awan Mendung dan Petir?

Ternyata tidak semua tetesan air hujan itu jatuh menyentuh tanah. Ada juga butiran air yang kembali ke awan.

Hal ini karena air menembus lapisan atmosfer yang lebih hangat dan akhirnya kembali menguap.

Tetesan air hujan sebenarnya memiliki bentuk seperti kue kering, meskipun kebanyakan orang mengira seperti tetesan air mata.

Baca juga: Beser Saat Cuaca Dingin, Apa Sebabnya?

Berdiameter 0,5 milimeter atau 0,02 inci. Gerimis bisa lebih kecil dari tetesan hujan.

Hujan juga sering berbentuk serpihan salju, tetapi meleleh ketika jatuh melalui atmosfer. Salju terbentuk dengan cara yang sama seperti hujan, namun dalam kondisi yang lebih dingin.

Kecepatan hujan turun tergantung dari wilayahnya. Daerah gurun kering akan lebih lambat dibandingkan hutan hujan tropis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi