KOMPAS.com - Seni kriya mampu memberikan sentuhan-sentuhan artistik pada sebuah benda. Adanya sentuhan tersebut, sebuah benda memiliki nilai estetik atau jiwa tersendiri.
Hal ini karena seni kriya dibuat langsung oleh tangan manusia. Berbeda dengan benda hasil buatan mesin, sebuah seni kriya mampu mengeluarkan keindahan secara alami.
Meskipun dibuat dari bahan dan bentuk yang sama, sebuah logam atau perak akan menjadi sebuah perhiasan yang tetap memiliki perbedaan.
Sama halnya dengan tembikar, meskipun dibuat dengan bentuk yang sama, setiap ukuran pahatannya pasti berbeda.
Indonesia memiliki kekayaan lokal yang sangat banyak, termasuk produk kerajinan tangan atau seni kriya.
Menurut buku Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia (2017) karya Carunia Mulya Firdausy, potensi kekayaan bahan baku yang dimiliki Indonesia menjadi salah satu faktor untuk memajukan ekonomi kreatif.
Baca juga: Mengenal Seni Kriya sebagai Kerajinan Tangan
Ekonomi kreatif mengandalkan sumber daya sebagai modal utama, terutama proses penciptaan, kreativitas, keahlian, dan talenta individual.
Seni kriya di Indonesia menjadi salah satu subsektor yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia. Saat ini seni kriya masih terus dikembangkan.
Dilihat dari potensi, bahan dasar yang dimiliki Indonesia masih sangat banyak seperti kayu, logam, kulit, kaca, keramik, dan tekstil.
Selain itu semakin banyak pelaku kreatif yang masuk dalam bidang seni kriya atau kerajinan tangan.
Perkembangan seni kriya Indonesia
Dari buku Pedoman Pembinaan dan Pemanfaatan Pesona Seni Kriya (1999) oleh Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya Direktorat Jenderal Seni dan Budaya seni kriya di Indonesia mengalami perkembangan.
Berikut tiga kelompok seni kriya dan contohnya:
Seni Kriya TradisionalTerjadi pada masa kerajaan Hindu-Budha, di mana teknik dan hasil karya seni dibuat sesuai dengan filsafat kehidupan dan agama.
Baca juga: Kerajinan Tangan Motif Manik-manik Khas Suku Dayak Tamambal
Beberapa karya seni di era tersebut dan masih bertahan hingga saat ini, seperti ukiran kayu, perak, batik, keris, wayang kulit dan wayang golek, pandai emas, dan kerajinan topeng.
Seni kriya tradisional rakyatSebuah kerajinan tangan yang dibuat sesuai dengan adab dan lingkungan sekitar. Menggunakan bahan dan alat yang ada di sekitar tempat tinggal masyarakat.
Misalnya, anyaman (tikar), gerabah atau tembikar, logam, dan topeng.
Seni kriya Indonesia baruPada saat ini Indonesia mendapatkan ilmu yang mengedepankan rasional dan komersial. Sehingga kerajinan tangan yang dibuat menyesuaikan pasar yang ada.
Di era ini seni kriya banyak dipadukan dalam seni tradisi dan industri. Digunakan juga sebagai seni terapan dan seni dekorarif.
Tujuan seni kriya di indonesia
Peran seni kriya sebagai salah satu langkah memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkan kerajinan tradisional. Sehingga dapat menjadi sektor andalan yang strategis, terutama dalam hal menyumbang pendapatan devisa negara.
Baca juga: Agar Masuk E-Commerce, Wapres Minta Kualitas Kerajinan Tangan Dijaga
Produk seni kria melengkapi dan memperkaya kegiatan pariwisata. Sehingga seni kria mendapat tempat di tengah masyarakat.
Mendorong upaya peningkatan kualitas karya seni kria, baik sebagai penunjang usaha pariwisata maupun sebagai produk komoditi ekspor.
Hal tersebut akan mendorong penciptaan produk karya seni kria yang lebih kreatif.
Penghargaan UNESCO
Beberapa kerajinan tangan milik Indonesia sudah mendapat pengakuan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang masuk dalam kategori Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi, diantaranya:
Wayang kulitDiakui UNESCO pada tanggal 7 November 2003. Wayang kulit menjadi sebuah boneka atau pertunjukkan seni yang dianggap rumit dengan gaya musik tradisional.
Selama sepuluh abad wayang kulit berkembang di Indonesia dan menjadi salah satu media untuk menyampaikan pesan kemanusiaan atau kritik pemerintah.
Baca juga: Ambon Ditetapkan Kota Musik Dunia Versi UNESCO, Ini 5 Kota Lain yang Masuk Dalam Daftar
Memiliki berbagai bentuk ukuran dan hanya boleh dimainkan oleh seorang dalang.
Diakui UNESCO pada 25 November 2005. Keris merupakan sebuah senjata atau belati yang khas. Keris juga dianggap sebagai benda spiritual yang menyimpan banyak energi, bagi yang percaya.
Biasanya keris hanya dibuat oleh seorang empu (pandai besi) yang dihormati dan memiliki pengetahuan sejarah, sastra, dan ilmu spiritual.
BatikDitetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Batik menjadi sebuah seni kriya yang selalu digunakan secara turun-temurun. Bahkan dalam batik terletak identitas budaya masyarakat Indonesia.
Banyak simbol warna dan corak yang tersimpan pada kain batik. Kain batik juga digunakan di beberapa momen adat di Indonesia.