Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Berdirinya ASEAN

Baca di App
Lihat Foto
ASEAN.org
Deklarasi Bangkok atau Piagam ASEAN
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara, adalah asosiasi negara-negara di Asia Tenggara.

Sebelum sampai ke sejarah terbentuknya ASEAN, mari simak sejarah Asia Tenggara hingga terbentuknya ASEAN.

Disadur dari situs ASEAN, negara-negara di Asia Tenggara sebenarnya belum lama ini dikelompokkan. Namun, peradaban-peradaban besar dunia sudah lama mengetahui wilayah Asia Tenggara.

Sebut saja peradaban China kuno, India, Arab, Yunani, dan Romawi. Mereka mengetahui adanya hamparan tanah dan gugusan pulau-pulau di barat India dan selatan China.

Baca juga: Letak Geografis dan Batas Wilayah ASEAN

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangsa China menyebutnya Nan Yang, India menyebutnya Savarnadvipa. Sementara di Arab, wilayah ini disebut Qumr.

Bagi para pedagang, wilayah ini adalah jalur alternatif ke China. Asia Tenggara seperti jalur tol, ketika pedagang Jalur Sutra tak bisa melewati Asia Tengah.

Memasuki era kolonialisme Eropa, Asia Tenggara dikenal dengan India Orientalis atau India Timur.

Nama Asia Tenggara sendiri belum lama tercipta. Para penulis Jerman di abad ke 19 yang kemungkinan pertama menggunakannya.

Baca juga: Pengaruh Letak Astronomis ASEAN

Asia Tenggara kemudian makin populer ketika Inggris membentuk Lord Louis Mountbatten’s Southeast Asia Military Command, pasukan di Perang Dunia Kedua.

Pasukan itu beranggotakan penduduk Ceylon, yang kini dikenal sebagai Sri Lanka.

Latar belakang berdirinya ASEAN

Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, dunia memasuki Perang Dingin. Di pertengahan 1950-an, pertarungan ideologi mendorong terbentuknya Southeast Asia Treaty Organization (SEATO).

SEATO awalnya didirikan pada 1954 untuk menghalau Uni Soviet dan ideologi komunismenya. Anggotanya adalah Australia yang waktu itu menguasai Papua Nugini, Perancis (menguasai Indochina atau Kamboja, Vietnam, dan Laos), serta New Zealand.

Baca juga: Kamis Pagi, Jokowi Terima Delegasi US-ASEAN Business Council di Istana

Selain itu, Pakistan (termasuk Pakistan Timur atau kini Bangladesh), Inggris (menguasai Hong Kong, utara Kalimantan, dan Sarawak), serta Amerika Serikat.

Hanya Thailand dan Filipina yang benar-benar negara Asia Tenggara. Semua anggotanya beraliansi dengan Amerika Serikat dengan paham demokrasinya.

Berdirinya ASEAN

Selain SEATO, ada pula Association of Southeast Asia (ASA) yang berdiri pada 1961. Kemudian MAPHILINDO, yang terdiri dari Malaysia, Filipina, dan Indonesia yang didirikan pada 1963.

Organisasi-organisasi itu didirikan untuk memperkuat hubungan antartetangga. Sayangnya, tak ada yang awet karena konflik di internal masing-masing organisasi.

Selain itu, negara yang bergabung pun terlampau sedikit. Ini menjadi keprihatinan Menteri Luar Negeri Thailand, Thanat Khoman.

Baca juga: Tanggapi Menkes, IDI: Biaya Pemasangan Ring Jantung di Indonesia Termurah se-ASEAN

Khoman pun mengajak tetangga-tetangganya untuk membentuk sebuah asosiasi yang lebih inklusif dan benar-benar mewakili Asia Tenggara.

Pada 1967, Khoman mengundang menteri luar negeri tetangga. Mereka adalah Adam Malik dari Indonesia, Narsisco Ramos dari Filipina, Raja Ratnam dari Singapura, dan Tun Abdul Razak dari Malaysia.

Kelimanya menandatangani Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967 yang melandasi berdirinya ASEAN. Kelima menteri luar negeri itu kini dikenang sebagai pendiri ASEAN.

Karena ASEAN adalah organisasi terbuka, maka berikutnya negara-negara lain di Asia Tenggara diajak bergabung.

Brunei Darussalam bergabung pada 7 Januari 1984. Menyusul Vietnam pada 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar pada 23 Juli 1997, terakhir Kamboja pada 30 April 1999.

Hanya Papua Nugini dan Timor Leste negara di Asia Tenggara yang tidak bergabung dengan ASEAN.

Baca juga: Perdana, Indonesia Ekspor Pengukur Kekuatan Jalan ke Timor Leste

Lihat Foto

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: ASEAN
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi