Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ruang Angkasa Gelap?

Baca di App
Lihat Foto
science alert
Penampakan asteroid Ryugu saat Wahana Antariksa Hayabusa-2 mendarat di permukaannya.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Angkasa dipenuhi dengan bintang-bintang, bulan, dan ada matahari. Lalu mengapa ruang angkasa masih terlihat gelap?

Dilansir dari Live Science, hal itu juga sudah ditanyakan sejak 400 tahun yang lalu. Beberapa astonom serta ilmuwan terus mencari jawaban mengenai paradoks langit gelap.

Alam semesta ternyata memiliki usia yang terbatas. Kecepatan cahaya pun juga terbatas.
Sehingga alam semesta yang memiliki cakrawala tersebut tidak semuanya terdapat bintang-bintang.

Hal ini karena bintang-bintang memiliki batas usia dan bisa mati.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Anggota Tata Surya, dari yang Terbesar sampai yang Terkecil

Meski bisa dilahirkan kembali, tak sepenuhnya bintang mampu menyinari alam semesta.

Selain itu ada faktor lain yang berkontribusi terhadap kegelapan di luar angkasa.

Ekspansi kosmik selama miliaran tahun akibat ledakan besar membuat suhu gelombang mikro di ruang angkasa melemah.

Karena di luar angkasa sebagian besar kosong sehingga cahaya yang keluar baik dari bintang maupun matahari terserap oleh kekosongan ruang tersebut.

Ruang yang kosong maka tidak ada benda yang memantulkan cahaya dari matahari dan bintang.

Sementara itu, disadur dari NASA terkait langit dan laut bisa berwarna biru karena cahaya sinar matahari maupun bintang dan bulan menghantam molekul-molekul di atmosfer bumi dan menyebar ke segala arah.

Baca juga: Mengenal Matahari yang Menyinari Bumi

Warna biru di siang hari terjadi karena proses hamburan cahaya.

Sedangkan di bulan maupun ruang angkasa tidak ada molekul atmosfer yang bisa ditabrak oleh cahaya matahari sehingga akan terlihat gelap.

Alasan lainnya adalah gerak cahaya yang disampaikan oleh Direktur Astronomi di Planetarium Adler dan peneliti di University of Chicago, Geza Gyuk.

Dia menyebut biasanya gerak cahaya bergerak lurus ke depan dalam suatu garis, kecuali memantul dari sesuatu material atau dibengkokkan oleh lensa.

“Meskipun ruang angkasa penuh dengan cahaya, tidak ada arah atau gerakan yang bisa dilihat oleh mata telanjang," kata Gyuk.

Baca juga: Kenapa Kita Tak Boleh Melihat Gerhana Matahari secara Langsung?

"Kecuali saat kita melihat sesuatu yang cerah. Hal ini karena sebagian besar alam semesta kosong, angkasa luar menjadi tampak hitam,” tambahnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi