KOMPAS.com - Istilah berdarah dingin (cold blooded) dan berdarah hangat atau berdarah panas (warm blooded) sudah sering kita dengar. Tahukah kamu mana makhluk yang berdarah dingin dan berdarah panas?
Menurut Encyclopaedia Britannica (2018), berdarah dingin disebut juga poikilothermy, ectothermy atau heterothermy.
Berdarah dingin adalah keadaan di mana variabel suhu tubuh biasanya sedikit lebih tinggi daripada suhu lingkungan.
Keadaan inilah yang membedakan ikan, amfibi, reptil dan hewan invertebrata dari hewan berdarah panas atau homoiothermic seperti burung dan mamalia.
Baca juga: Musim Hujan dan Karhutla Diduga Penyebab Ular Masuk ke Rumah Warga
Perbedaan hewan berdarah dingin dan berdarah panas?
Endotherm atau berdarah panas adalah hewan yang menjaga suhu tubuhnya stabil melalui metabolisme, yaitu aktivitas kimia dalam selnya.
Hewan berdarah panas tidak khawatir kedinginan selama musim dingin.
Darah membawa oksigen serta kehangatan ke setiap bagian tubuh dan menyebarkan secara merata.
Artinya hewan berdarah panas memiliki sistem tubuh yang kompleks beserta anggota tubuh yang berguna seperti jari, jari kaki dan ekor.
Hewan berdarah panas memiliki mekanisme untuk mengontrol suhunya.
Contohnya anjing yang saat kepanasan terengah-engah. Anjing menarik nafas dalam-dalam mendinginkan lidah dengan mengalirkan udara di atasnya dan lidah karena penuh darah kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Dengan cara ini seluruh tubuh menjadi dingin.
Baca juga: Panji Petualang Bagikan Tips Atasi Gigitan Ular Kobra
Cara membedakan hewan berdarah dingin atau berdarah hangat dapat dilihat dari:
Berkeringat- Berkeringat mendinginkan kulit hewan melalui proses penguapan.
- Kapiler membawa darah ke kulit dan darah dingin ini mengalir ke setiap bagian tubuh.
- Menggigil dan gemetar mampu menghangatkan tubuh akibat aktivitas otot.
- Kehangatan ini menyebar ke seluruh tubuh melalui darah.
- Aktivitas sel menciptakan panas.
- Reaksi kimia dalam sel tubuh melepaskan energi.
- Diperkirakan hingga 80 persen kegiatan bertujuan untuk menghasilkan panas.
Baca juga: Ternyata, Ini Penyebab Ular Kobra Banyak Muncul pada Akhir 2019
Sebagian besar hewan berdarah dingin tidak mengalami ketiga mekanisme tersebut baik untuk mendinginkan atau menghangatkan diri.
Hewan berdarah dingin hanya mengandalkan panas eksternal.
Tetapi anehnya beberapa hewan tersebut akan melakukan mekanisme tersebut seperti lebah.
Lebah akan menggerakkan otot-otot terbang tanpa benar-benar terbang untuk mendapatkan kehangatan.
Sedangkan ular hanya akan berjemur untuk meningkatkan suhunya.
Definisi hewan berdarah dingin
Hewan berdarah dingin bisa disebut budak lingkungannya. Alasannya suhu tubuh hewan tersebut sama dengan suhu lingkungan tempat ia berada.
Baca juga: Berbahaya, Jangan Langsung Bunuh Saat Bertemu Ular Kobra
Secara ilmiah, ada beberapa jenis hewan berdarah dingin meliputi:
EctothermsHewan ectotherm adalah hewan yang tidak menghasilkan panas tubuh sendiri.
Sebaliknya, jenis hewan ini mengandalkan sumber panas eksternal untuk mendukung fungsi tubuhnya.
Hewan berdarah dingin memiliki ketergantungan pada kehangatan lingkungan untuk fungsi metabolisme tubuh.
Seperti asal kata ectotherm yaitu ecto dari Bahasa Yunani ektos artinya di luar dan therm yang mengacu pada panas.
HomeothermyHomeothermy adalah kondisi di mana seekor hewan memiliki suhu yang hampir sama dengan lingkungannya setiap saat dan tidak perlu mencari sumber panas tambahan.
Contoh hewan homeothermy adalah hewan yang hidup di laut dalam yang hanya beberapa derajat lebih hangat daripada lingkungannya.
Mesotherm seperti berdarah panas tetapi tidak menghasilkan kehangatan cukup banyak.
Baca juga: Ciri-ciri Ular Berbisa dan Tidak
Mengapa ular termasuk hewan berdarah dingin?
Banyak spesies di seluruh dunia berdarah dingin. Termasuk di antaranya amfibi seperti katak dan kodok, serangga seperti lebah, lalat dan semut serta reptil seperti ular.
Ular disebut hewan berdarah dingin karena faktanya ular tidak menghasilkan panas tubuh sendiri. Darah ular bukanlah dingin dalam artian es mengalir di pembuluh darahnya.
Dikutip dari situs Snakes for Pets, untuk menghangatkan diri, ular bergantung pada lingkungannya.
Ular harus dapat mengakses area hangat maupun dingin, sehingga dapat dapat menjaga suhu tubuh dan menghangatkan seperlunya.
Tempat-tempat dingin seperti lubang-lubang dalam formasi batu dan di bawah tanah atau pasir yang longgar membantu ular untuk menghindari panas berlebih selama musim panas.
Sedangkan batu-batu panas yang berada di bawah sinar matahari musim panas dapat memberi panas bagi ular di malam hari setelah matahari terbenam.
Baca juga: Deretan Peristiwa Penemuan Ular Kobra di Jakarta dan Sekitarnya
Keuntungan hewan berdarah dingin
Hewan ectothermic seperti ular mempunyai keuntungan tersendiri dibanding hewan lain di alam liar.
Karena ular tidak menghasilkan panas tubuh maka membutuhkan energi yang jauh lebih sedikit untuk bertahan hidup.
Tidak seperti mamalia yang memerlukan makanan lebih banyak dan lebih sering untuk mempertahankan suhu tubuh yang tinggi yang mendukung fungsi organ.
Ular tidak membutuhkan suhu tinggi sehingga tidak perlu makan terlalu banyak. Itu sebabnya ular bisa bertahan lama tanpa makanan.
Selain itu ada banyak keuntungan menjadi hewan berdarah dingin antara lain:
Hewan berdarah dingin lebih kecil kemungkinannya terkena bakteri dan virusBakteri dan virus tumbuh subur di dalam tubuh yang hangat. Bagi hewan berdarah dingin, bila terserang bakteri atau virus, infeksi atau penyakit yang timbul cenderung tidak serius.
Baca juga: Menjawab Fenomena Ular Kobra dan Cara Menghadapinya
Aktivtas otak membutuhkan energi sedikitOtak ular tidak serumit yang dimiliki mamalia karena tidak membutuhkan berbagai proses biologis untuk mengatur suhu tubuhnya.
Otak yang kurang kompleks semacam ini menggunakan energi lebih sedikit, dan merupakan hal baik untuk hewan di alam liar.
Sementara hewan endotermik (berdarah panas) harus makan makanan lain dalam jumlah besar, baik tumbuhan maupun hewan.
Karena hewan berdarah dingin makan lebih sedikit, artinya ada banyak makanan yang bisa didapatkan. Artinya populasi yang lebih besar dapat dipertahankan.
Kebanyakan ular menghemat energi dengan berlatih berburu penyergapanUlar duduk dan menunggu mangsa berkeliaran seringnya di posisi terpencil atau berkamuflase sebelum menyerang.
Metode berburu ini menghemat banyak energi dan berfungsi ganda sebagai cara bersembunyi dari pemangsa.
Beberapa ular seperti ular pohon hijau berada di dahan pohon menunggu burung yang akan dimangsa.
Jenis ular lain menyamarkan diri di bawah pasir yang longgar seperti ular derik.
Baca juga: Jika Temukan Ular, Warga Disarankan Tidak Menangkapnya
Kerugian hewan berdarah dingin
Hewan berdarah dingin menghadapi masalah yang berbeda-beda dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
Tak dapat beraktivitas selama musim dinginSelama musim dingin ular tidak dapat menghangatkan diri.
Karena itu mereka terpaksa kurang aktif dari seharusnya. Akibatnya mereka tidak bisa berburu, kawin atau melakukan hal lain.
Kondisi ini disebut dengan brumation yang mirip dengan hibernasi.
Selama musim panas, ular harus menghabiskan beberapa jam dalam sehari berjemur di tempat yang hangat.
Kegiatan berjemur ini menghabiskan waktu ular dari melakukan hal lain.
Menjadi sasaran empuk bagi predatorKarena ular mengandalkan panas matahari, ular berdarah dingin lebih lamban di pagi dan sore hari.
Mereka harus benar-benar menghangatkan tubuh sebelum dapat melakukan aktivitas yang lebih tinggi.
Sayangnya, keadaan ini membuat mereka menjadi sasaran empuk bagi predator.
Baca juga: Banyak Ditemukan di Permukiman Warga, Ini Tips Cegah Ular Masuk Rumah
Harus mendapatkan panas untuk mencerna makananHewan mengandalkan panas tubuh untuk dicerna, tidak terkecuali ular. Sebagian besar pencernaan hewan berdarah panas bergantung pada bakteri.
Tetapi ular harus berjemur di suatu tempat yang hangat untuk mencerna. Akibatnya, ular tidak bisa mencerna makanan saat musim dingin.
Rentan mati bila suhu tidak tepatSebagai hewan peliharaan, ular lebih menantang sebab harus diberikan sumber kehangatan serta area yang lebih dingin. Jika tidak, ular akan mati.
Fakta bahwa ular bergantung pada lingkungannya untuk tetap hangat juga berarti ular sangat rentan terhadap perubahan iklim.
Ketika suhu habitat tertentu berubah secara drastis, ini memengaruhi kemampuan ular untuk mengatur panas tubuhnya sendiri.
Ular harus menemukan cara untuk tetap dingin selama musim panas.
Di tempat-tempat yang suhunya sudah cukup panas atau cukup dingin, ular berisiko jika terjadi perubahan suhu semakin tinggi atau turun lebih rendah.
Baca juga: Ini Daftar Rumah Sakit di Jakarta dan Sekitarnya yang Sediakan Serum Anti-Bisa jika Digigit Ular
Adakah ular berdarah panas?
Ular adalah kelompok spesies yang persebarannya paling luas di bumi. Karena itu ular harus beradaptasi dengan iklim dari ujung utara dan selatan ek garis khatulistiwa.
Di tempat-tempat ini, ular telah melakukan adaptasi agar sesuai dengan lingkungannya yaitu dengan mengubah warna dan perilaku.
Ular laut bahkan telah mengembangkan kemampuan untuk mengambil sebagian oksigennya melalui kulit sehingga dapat bernapas di dalam air.
Lalu adakah ular yang menjadi berdarah panas agar cocok dengan lingkungannya? Sejauh ini tidak ada ular yang berdarah panas.
Ular paling umum berada di tempat yang hangat, seperti di sekitar garis khatulistiwa. Ular tidak dapat bertahan hidup di wilayah yang tanahnya membeku sepanjang tahun.
Dilansir dari National Geographic, terdapat lebih dari 3.000 spesies ular di planet bumi.
Ular dapat ditemukan di mana saja kecuali di Antartika, Islandia, Irlandia, Greenland dan Selandia Baru.
Sejumlah pulau termasuk Irlandia dan Selandia Baru tidak terdapat ular sama sekali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.