Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Gigitan Ular

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Pertolongan Pertama Jika Digigit Ular
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Fenomena munculnya ular kobra yang berbisa di sejumlah daerah di Indonesia saat memasuki musim penghujan pada akhir 2019 ini menggemparkan masyarakat.

Menanggapi fenomena tersebut, Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat, mengaku telah menjadwalkan edukasi tentang ular dan penanganannya ke sejumlah komunitas bahkan perusahaan di Indonesia.

Edukasi selama bulan Desember tersebut dilakukan tidak hanya di wilayah Jabodetabek tetapi juga merambah kota lain seperti Yogyakarta, Semarang, Cirebon, Sidoarjo, Solo dan Klaten.

Yayasan Sioux Ular Indonesia sudah beraktivitas sejak 2003 sehingga telah siap dengan modul soal kesadaran tentang ular dan melakukan pelatihan bernama Snake Handling Training.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Melalui snake awareness kami mengajak masyarakat peduli, mengenal karakter ular, waspada atau siaga dan tidak panik saat ketemu ular," ujar Aji saat dihubungi pada Kompas.com, Jumat (20/12/2019).

Baca juga: Hendak Shalat, Warga Temukan 31 Anak Ular Kobra Sembunyi di Lipatan Karpet Masjid

Sebagai lembaga swadaya masyarakat non-profit yang berkecimpung di dalam dunia konservasi ular, Yayasan Sioux Ular Indonesia tidak hanya mengajak masyarakat mengenal seluk beluk ular tapi juga berbagi pengetahuan terkait manajemen penanganan gigitan ular.

Berikut ini beberapa tips penanganan gigitan ular dari Yayasan Sioux Ular Indonesia:

Tetap tenang dan jangan panik

Jika digigit ular sebaiknya tetap tenang karena kepanikan tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik.

"Tidak semua gigitan ular berasal dari ular berbisa dan korban tidak harus selalu dibawa ke rumah sakit," kata Aji.

Kebanyakan orang yang tergigit ular akan panik sebab mengira telah tergigit ular berbisa. Padahal kepanikan justru akan menimbulkan kerugian yang lain.

Kepanikan justru menyebabkan racun bergerak masuk ke tubuh korban lebih cepat karena jatung berdetak lebih cepat.

Baca juga: Banyak Anak Bermain di Sekitar Lokasi Kemunculan Ular Kobra, Warga Cianjur Cemas

Periksa luka gigitan

Ular berbisa dan ular tidak berbisa memiliki gigi yang berbeda.

Ular berbisa memiliki dua taring panjang di depan mulutnya. Saat digigit ular berbisa, kedua taring ini akan meninggalkan bekas.

Gigitan ular tidak berbisa terlihat berbeda karena memiliki gigi berbeda dengan ular berbisa.

Ular yang tidak berbisa biasanya memiliki dua taring di bagian depan yang agak panjang dibanding gigi lainnya.

Sehingga bekas gigitan ular tidak berbisa terlihat seperti tapal kuda atau huruf U.

Namun tidak semua gigitan terlihat sama. Bisa jadi gigitan ular berbisa tidak meninggalkan bekas sama sekali.

Baca juga: Ciri-ciri Ular Berbisa dan Tidak

Efek gigitan ular berbisa

Dampak gigitan ular berbisa biasanya berbeda-beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular.

Gejala-gejala umum akibat gigitan ular berbisa antara lain:

  1. Nyeri hebat.
  2. Bengkak, memar dan berdarah di sekitar tempat yang digigit.
  3. Kecemasan dan panik.
  4. Pusing, penglihatan kabur dan sakit kepala.
  5. Rasa sakit di seluruh persendian tubuh.
  6. Mulut terasa kering.
  7. Demam, menggigil.
  8. Efek lanjutan biasanya muntah, lambung dan liver (hati) terasa sakit, pinggang pegal akibat usaha ginjal membersihkan darah.

Baca juga: 5 Cara Efektif Mengusir Ular dari Rumah

Pertolongan pertama pada korban gigitan ular

Jika tergigit ular tidak berbisa

Tidak perlu panik jika digigit oleh ular tidak berbisa. Sebab gigitan itu hanya akan meninggalkan luka sobekan.

"Bila digigit oleh ular yang tidak berbisa, korban cukup diberi antiseptik," tutur Aji.

Jika tergigit ular berbisa

Setelah tergigit ular yang berbisa, korban akan merasakan sakit yang sangat di bagian tubuh yang terkena gigitan.

Biasanya anggota tubuh yang terkena gigitan ular terasa panas, ada pembengkakan dan akan terus menjalar ke bagian tubuh lain.

Bila digigit di jari akan merambat ke siku atau bawah ketiak. Bila digigit di kaki akan merambat ke lutut atau selangkangan.

Korban juga akan mengalami dehidrasi (kehausan berlebihan) serta gangguan pada pernafasan (sesak nafas).

Pada beberapa spesies ular seperti ular weling atau ular welang, luka gigitan tidak terlalu terasa dan tidak membengkak. Bahkan luka bekas gigitan kadang tidak terlihat jelas sehingga perlu diwaspadai.

Baca juga: Deretan Peristiwa Penemuan Ular Kobra di Jakarta dan Sekitarnya

Bila penanganan efek gigitan ular berbisa tinggi dilakukan dengan lambat dan salah, maka berakibat fatal bagi korban.

Efek racun ular ke tubuh manusia ditentukan oleh kadar bisa atau racun itu sendiri serta daya tahan tubuh manusia yang digigit.

Semakin baik pertahanan alami atau antibodi yang dimiliki manusia dan metabolismenya baik, efek gigitan akan berkurang rasanya dibandingkan dengan korban yang imunitasnya rendah atau dalam kondisi tidak bugar.

Hal paling utama dalam melakukan pertolongan pada korban gigitan ular berbisa adalah sang penolong sendiri tidak boleh panik.

Si penolong harus tenang dan berusaha menenangkan korban agar tidak panik. Kemudian lakukan tindakan pertolongan pertama secara benar dan cepat tanpa tergesa-gesa.

Baca juga: Mengenal 3 Predator Alami Anakan Ular Kobra Jawa

Lakukan immobilisasi luka gigitan dan lakukan pembalutan elastis. Pembalutan dimulai di atas luka gigitan tapi jangan menutup luka gigitan. Jangan buka balutan sampai di klinik atau rumah sakit.

Immobilisasi gigitan bisa dilakukan dengan menggunakan bidai atau papan penyangga tangan atau kaki, sehingga tangan atau kaki korban tidak banyak bergerak.

Racun ular masuk bukan melalui darah melainkan limfa yang digerakkan oleh otot. Immobilisasi perlu dilakukan untuk meminimalisir gerakan agar racun tidak cepat menyebar.

"Immobilisasi penting dilakukan agar racun tidak menyebar cepat ke tubuh. Sebab, semakin banyak gerakan justru akan mempercepat penyebaran bisa ular," jelas Aji.

Baca juga: Berbahaya, Jangan Langsung Bunuh Saat Bertemu Ular Kobra

Evakuasi korban ke rumah sakit

Jika pertolongan tidak segera datang, segera bawa korban yang kena bisa ular ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

Biasanya tim medis akan melakukan pengecekan darah pada korban gigitan ular. Kemudian informasikan pada dokter atau tim medis tentang kronologis, jenis ular yang mengigit, pertolongan pertama yang dilakukan serta berapa lama terjadinya.

Setelah melakukan observasi selama 1x24 jam, pasien akan mendapatkan suntikan anti-venom atau anti-bisa ular.

Pemberian anti-venom hanya boleh dilakukan dokter atau ahli medis, tidak boleh warga yang tidak berpengalaman.

"Pemberian anti-venom ada prosedur dan hitungan dosisnya. Bila sembarangan, takutnya terjadi salah perhitungan sebab anti-vneom juga menimbulkan efek samping," kata Aji.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi