Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Langit Berwarna Biru?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi.
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Sering kita melihat langit berwarna biru jika kondisi cuaca cerah. Tapi tahukah kamu kenapa langit berwarna biru?

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), jika warna biru di langit itu merupakan hasil dispersi cahaya matahari.

Sinar matahari sebenarmya putih. Cahaya putih itu terdiri dari semua warna spektrum yang terlihat.

Warnanya itu mulai merah hingga unggu. Setiap warna dipancarkan pada ketebalan prisma yang berbeda.

Saat melewati atmosfer, sinar matahari diserap, dipantulkan, dan diubah oleh berbagai elemen, senyawa dan partikel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Kenapa Laut dan Langit Berwarna Biru?

Warna langit sangat bergantung pada panjang gelombang cahaya yang masuk. Gelombang akan diteruskan secara lurus.

Sedangkan warna-warna yang panjang gelombangnya rendah akan disebarkan ke segala arah.

Itu kenapa warga biru lebih dominan di langit, karena warna biru dari cahaya matahari disebarkan ke segala arah.

Molekul udara yang sebagian besar nitrogen dan oksigen serta partikel debu, memainkan peran penting.

Ketika matahari di atas kepala kita, sebagian besar sinarnya dicegat atmosfer pada sudut yang hampir vertikal.

Panjang gelombang cahaya yang lebih pendek, seperti ungu dan biru akan lebih mudah diserap oleh molekul udara daripada cahaya dari gelombang yang lebih panjang (dari pita merah, oranye dan kuning).

Baca juga: Perkenalkan Dofida dan Noifasui, 2 Benda Langit dengan Nama Indonesia

Molekul-molekul udara kemudian memancarkan cahaya ungu dan biru ke arah yang berbeda. Maka langit akan tampak biru, bukan kombinasi biru ungu.

Langit berwarna kemerahan

Saat matahari terbenam, kita sering melihat langit berwarna kemerahan.

Seperti yang diberitakan Kompas.com (28/4/2019), ketika matahari terbenam akan berwarna kemerahan.

Ini terjadi setelah cahaya yang mencapai kita harus melewati lebih banyak atmosfer dibanding ketika beratas di atas kepala.

Satu-satunya warna cahaya yang tersebar adalah dengan panjang gelombang panjang, yakni merah. Jadi filter molekul yang lebih banyak, maka saat senja yang sampai pada mata kita kemerahan.

Itu yang sering kita nikmati saat matahari terbit dan terbenam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi