Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh Keajaiban Dunia, Ke Mana Borobudur?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Bina Marga
Ditjen Bina Marga membangun akses jalan dan jembatan untuk mendukung program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Pemerintah telah menetapkan 5 KSPN destinasi super prioritas, salah satunya yakni Candi Borobudur.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Bumi yang menjadi rumah bagi semua orang ternyata memberikan tempat-tempat serta pemandangan yang indah.

Di setiap negera pasti memiliki sebuah tempat yang menjadi daya tarik untuk dikunjungi.

Tujuh Keajaiban Dunia

Dilansir dari The New York Times, tujuh keajaiban dunia ini merupakan pilihan terbanyak masyarakat seluruh dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembok Besar China

Dibangun pada 220 SM hingga 1644. Dinasti Ming memperkuat dan mempertahankan bagian tembok tersebut dari 1368 hingga 1644.

Setiap tahunnya Tembok Besar China dikunjungi lebih dari 10 juta orang. Dari masa ke masa, Tembok Besar China masih menjadi sebuah magnet bagi wisatawan baik dalam maupun luar negeri.

Sekarang Tembok Besar China sudah menjadi simbol nasional Tiongkok. Hingga saat ini umur Tembok Besar China sudah mencapai 1.800 tahun.

Tembok ini sebenarnya berupa dinding yang saling tumpang tindih. Panjang dari tembok tersebut diperkirakan mencapai 20.000 kilometer.

Baca juga: Jakarta, Destinasi Wisata Terfavorit Turis Indonesia untuk Tahun Baru

Desain dinding yang dibangun melintasi gunung dan perbukitan. Bahkan jalur Tembok Besar China tersebut mengikuti kontur dari perbukitan.

Sehingga tak heran jika Tembok Besar China akan terlihat berkelok-kelok.

Bagian dindingnya memang diawetkan dan selalu dijaga untuk terus kokoh berdiri. Membentang dari Provinsi Liaoning ke Provinsi Gansu.

Taj Mahal, India

Dibangun pada 1632 oleh Kaisar Mughal Shah Jahan. Lebih dari 6 juta pengunjung di 2016 mendatangi Taj Mahal.

Taj Mahal merupakan bangunan yang indah dan sebenarnya sebuah makam yang dibangun Kaisar Mughal untuk istrinya, Mumtaz Mahal.

Dalam bahasa persia, Taj Mahal berarti mahkota istana. Bangunan ini menjadi salah satu pencapaian arsitektur yang terkenal dari kerajaan Mughal.

Baca juga: Struktur Bata Kuno Diduga Candi Pra Majapahit Ditemukan di Kota Batu

Dirinya memerintahkan sebagian besar masyarakat India dari 1526 hingga 1761. Membutuhkan sekitar 20.000 pekerja dan 16 tahun untuk membangunnya.

Bangunan ini mencerminkan gaya arsitektur dari Kaisar Mughal. Menekankan simetri dan keseimbangan.

Beberapa tahun terakhir, Taj Mahal mengalami pemulihan untuk melindungi bangunan atau bagian marmer dan gading dari debu.

Petra, Yordania

Dibangun abad ke-4 SM oleh kerajaan Nabataean. Lebih dari 450 ribu pengunjung di 2016 datang ke lokasi tersebut.

Ko Petra dibangun oleh orang Nabataean yang tinggal di lembah Wadi Musa selama lebih dari 400 tahun.

Tempat tersebut menjadi lokasi strategis untuk rute perdagangan sutra dan rempah-rempah. Kemudian kota tersebut jatuh ke Kekaisaran Romawi pada 106 Masehi.

Baca juga: Kenang Djaduk Ferianto, 60 Fotografer Berjalan 5 Km ke Candi Dukuh

Ciri atau patuk era Hellenistik diukir menggunakan bahan alami sebagai panduan. Saat ini, monumen tersebut rentan dengan banjir yang ada di Wadi Musa dan erosi disertai angin serta hujan.

Coloseumm, Italia

Dibangun pada tahun 80 Masehi oleh Flavian selama abad pertama Kekaisaran Romawi.

Pada tahun 2016 lebih dari 6 juta pengunjung datang ke monumen tersebut.

Coloseumm merupakan ampiteater dengan arkade dan setengah kolom. Contoh inovasi arsitektur Kekaisaran Romawi

Pada zamannya, Coloseumm digunakan untuk pertunjukan gladiator dan berburu. Selain itu selama empat abad digunakan untuk mengeksekusi tahanan atau orang yang divonis bersalah.

Kerusakan akibat gempa bumi dan penambangan bahan-bahan Coloseumm mengakibatkan bangunan tersebut hanya tersisa sepertiga dari bangunan aslinya.

Baca juga: Dinas Pariwisata NTT Kembangkan Aplikasi untuk Jual Paket Wisata

Perbaikan terus ditingkatkan sejak awal abad ke-19. Di 2016 restorasi bangunan selesai.

Patung Christ the Redeemer, Brazil

Tempat ini baru dibangun pada 1926 dan selesai pada 1931. Dibangun oleh Keuskupan Agung Katolik Roma di Rio de Janeiro.

Patung Christ the Redeemer di Brazil ini dibangun dengan tinggi 125 kaki atau sekitar 38 meter. Patung ini dibangun oleh Gereja Katolik karena 90 persen orang Brazil beragama Katolik.

Patung tersebut terbuat dari beton bertulang dengan berat 1.145 ton atau setara 200 ekor gajah. Patung tersebut dianggap sebagai patung Art Deco terbesar di dunia.

Berlokasi di atas gunung setinggi 710 meter, sehingga rentang terhadap cuaca dan kerusakan karena petir.

Tantangan untuk memperbaikinya adalah mencocokkan warna enam juta ubin batu yang terpasang pada patung.

Baca juga: Sisi Lain Bambang Pamungkas, Hobi Ngerujak dan Wisata Kuliner

Chichen Itza, Meksiko

Dibangun pada tahun 600 Masehi pada peradaban suku Maya. Chicken Itza merupakan kota Maya kuno yang menjadi bagian dari peradaban suku tersebut.

Kemudian suku Maya bergabung dengan aliansi politik dengan kota-kota Mayapan dan Uxmal. Saat orang Spanyol tiba di abad ke-16, kota Maya tersebut sudah ditinggalkan. Kemudian mulai digali arkeolog pada awal abad ke-19.

Machu Picchu, Peru

Dibangun pada pertengahan abad ke-15 oleh Suku Inca. Lebih dari satu juta pengunjung datang ke lokasi tersebut.

Machu Pichu merupakan pemukiman Inka-kolombia yang masih bertahan.

Terletak di lereng timur Pegunungan Andes, dibangun sebagai lokasi retret kerajaan untuk kaisar Inca Pachacuti Inca Yupanqui yang kala itu tidak sebagai tempat umum.

Digunakan dari pertengahan abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16 kemudian ditinggalkan dengan alasan yang tidak jelas.

Situs tersebut ditemukan pada tahun 1911. Arsitekturnya diintegrasikan dengan bahan-bahan alami. Dinding dan terasnya dibentuk dari batu-batu yang dipotong.

Baca juga: Ada Unsur Yunani Kuno di Relief Candi Pawon

Untuk mencapai ke lokasi tersebut, harus mendaki melalui jalur Inca, Andes atau dengan kereta api.

Untuk melesatrikan strukturnya, Pemerintah Peru mulai membatasi jumlah waktu yang digunakan pengunjung di lokasi tersebut.

Mengapa borobudur tidak masuk lagi?

Sebelum masuk ke jawaban dari pertanyaan diatas, dilansir dari Encyclopaedia Britannica, pemilihan Tujuh Keajaiban Dunia tersebut ditentukan menggunakan polling.

Pada tahun 2000 sebuah yayasan di Swiss meluncurkan kampanye untuk menentukan Tujuh Keajaiban Dunia. Didukung lebih dari 100 juta orang seluruh dunia.

Polling tersebut dilakukan secara online dan hasilnya diumumkan pada 2007. Hal ini pun memicu perdebatan di dunia.

Diambil dari Antara (16/07/2007) Candi Borobudur memang sempat masuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia karena banyak warga Indonesia yang menyodorkan hal tersebut.

Baca juga: Kini Bisa Naik Bus Damri dari Bandara Adi Sutjipto ke Borobudur

Namun saat ini justru masuk dalam daftar The Forgotten Wonders atau keajaiban yang terlupakan. Seperti yang diketahui, situs-situs yang masuk dalam daftar "terlupakan" itu karena kurang dikenal oleh para sejarawan dan arsitek dunia.

Meski begitu, Candi yang berada di Magelang, Jawa Tengah tersebut masih diakui sebagai warisan budaya dunia bagi UNESCO.

Borobudur masih tetap dianggap ajaib meski pada polling besutan Bernard Weber pemilik lembaga swasta di Swiss tidak masuk sebagai keajaiban dunia.

Dikutip dari website resmi UNESCO, pihaknya secara tegas menanggapi tidak memiliki keterkaitan apa pun dalam proses dan hasil pemilihan tersebut.

Kampanye yang dilakukan Bernard Weber merupakan inisiatif pribadi untuk mendorong warga di seluruh dunia memilih dan UNESCO memilih untuk tidak ikut campur dalam hal apa pun.

Tujuan dan mandat dari UNESCO adalah membantu negara-negara dalam mengidentifikasi , melindungi, dan melestarikan Warisan Dunia.

Mengakui nilai sentimental atau simbol dari situs dan menuliskannya pada daftar. Bagi UNESCO semua situs yang ada di dunia yang memiliki sifat heritage harus diakui.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi