Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Gross Domestic Product (GDP)?

Baca di App
Lihat Foto
THINKSTOCKS
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Gross Domestic Product (GDP) juga disebut dengan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara.

Diambil dari situs resmi Badan Pusat Statistik, GDP menjadi salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu.

GDP pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara.

Atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit perekonomian. Secara singkat, GDP menjadi salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghitung GDP

Untuk menghitung angka-angka PDB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:

GDP adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatau negara dalam jangkan waktu tertentu (biasanya dalam satu tahun).

Baca juga: KADIN: 5 Tahun Lagi, Industri Pangan Bisa Tambah Sumbangan ke PDB 1,5 Persen

Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 sektor, yaitu:

  1. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
  2. Pertambangan dan penggalian.
  3. Industri pengolahan.
  4. Listrik, gas, dan air bersih.
  5. Konstruksi.
  6. Perdagangan, hotel, dan restoran.
  7. Pengangkutan dan komunikasi.
  8. Keuangan, real estate, dan jasa perusahaan.
  9. Jasa-jasa pelayanan pemerintah.

GDP merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu.

Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung.

Di sini, GDP mencakup pnyusutan dan pajak tidak langsung neto.

PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari:

Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi.

Rumah tangga menjadi pengguna akhir dari berbagai jenis barang dan jasa yang disediakan dalam perekonomian suatu negara.

Baca juga: 2045, Jokowi Ingin PDB Indonesia 7 Triliun Dollar AS dan Masuk 5 Ekonomi Besar Dunia

Rumah tangga didefinisikan sebagai individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal.

Mereka mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama utamanya kelompok makanan dan perumahan.

  • Pengeluaran konsumsi pemerintah

Merupakan nilai seluruh jenis output pemerintah dikurangi nilai output untuk pembentukan modal sendiri dikurangi nilai penjualan barang atau jasa ditambah nilai barang atau jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk diberikan pada rumah tangga secara gratis atau dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi.

  • Pembentukan modal tetap bruto

Didefinisikan sebagai pengeluaran unit produksi untuk menambah aset tetap dikurangi dengan pengurangan aset tetap bekas.

Disebut sebagai pembetukan modal tetap bruto karena menggambarkan penambahan serta pengurangan barang modal pada periodw tertentu.

Baca juga: Ekonomi Kreatif Sumbang Rp 1.105 Triliun ke PDB, Bekraf Harap Jadi Tulang Punggung

Barang modal memiliki usia pkai lebih dari satu tahun dan akan mengalami penyusutan atau istilahnya "bruto".

Penyusutan atau konsumsi barang modal menggambarkan penurunan nilai barang modal yang digunakan pada proses produksi secara normal selama satu periode.

  • Inventori

Persediaan yang dikuasai oleh unit yang menghasilkan untuk digunakan dalam proses lebih lanjut, dijual, atau diberikan pada pihak lain.

Bisa juga diartikan sebagai persediaan yang berasal dari pihak lain, yang akan digunakan sebagai input atau dijual kembali tanpa mengalami proses lebih lanjut.

  • Ekspor-impor

Secara umum konsep ekspor-impor luar negeri mengacu pada System of National Accounts (SNA) 1933.

Transaksi ekspor barang didefinisikan sebagai transaksi perpindahan kepemilikan ekonomi atas barang dari residen suatu wilayah provinsi tyerhadap pelaku ekonomi luar negeri.

Baca juga: Triwulan II 2019, KKP Catat PDB Perikanan Naik Jadi Rp 62,24 Triliun

Impor barang didefisiniskan sebagai transaksi perpindahan kepemilikan ekonomi terhadap residen suatu wilayah provinsi.

GDP nominal dan GDP riil

Diambil dari buku Bisnis (2007) karya Ricky W Griffin, GDP nominal tidak memperhitungkan inflassi sedangkan GDP riil memperhitungkan inflasi yang terjadi.

GDP nominal mengukur nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, mempergunakan harga-harga pada waktu tersebut.

Tingkat harga pada umumnya bisa meningkat karena inflasi, yang menyebabkan kenikan GDP nominal meskipun jumlah barang dan jasa yang diproduksi tidak mengalami perubahan.

Di sinilah kemudian GDP riil berperan. Untuk mengukur GDP tahunan, biasanya digunakan GDP riil karena data tersebut memberikan gambaran yang lebih akurat akan perekonomian negara.

GDP mempengaruhi masyarakat

Perekonomian suatu negara dikatakan baik atau sehat jika tingkat pengangguran rendah serta upah meningkat.

Hal ini karena sektor bisnis membutuhkan lebih banyak pekerja untuk memenuhi kebutuhan produksi yang meningkat akibat pertumbuhan ekonomi.

Jika pertumbuhan GDP terlalu cepat, bank sentral akan menaikkan tingkat suku bunga untuk mengimbangi laju inflasi (harga barang dan jasa meningkat).

Baca juga: Poros Maritim Baru Sumbang 7 Persen ke PDB Indonesia

Ini artinya bunga yang diperlukan dalam kredit kendaraan dan perumahan juga akan meningkat.

Sektor bisnis pun juga akan merasakan dampaknya, di mana terjadi peningkatan biaya untuk pinjaman modal dan upah.

Sebaliknya, jika GDP melambat akan memicu kekhawatiran terjadinya resesi yang bisa saja berakibat meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja dan menurunnya pendapatan bisnis serta belanja masyarakat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: BPS
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi