Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Sebelum Masehi dan Masehi

Baca di App
Lihat Foto
Suasana pesta kembang api saat malam tahun baru di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (1/1/2019). Sejumlah warga ibukota dan sekitarnya memadati kawasan itu untuk merayakan malam pergantian tahun
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Gagasan menghitung tahun sudah ada sejak manusia mulai memiliki catatan tertulis.

Tetapi gagasan untuk melakukan sinkronisasi hitungan penanggalan pada semua orang relatif baru.

Standar internasional penetapan tahun saat ini berdasarkan perhitungan tradisional tahun kelahiran Isa Almasih atau Yesus Kristus.

Seperti dikutip dari Live Science, sistem penanggalan internasional saat ini adalah AD dan BC.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem AD dan BC merupakan sistem penanggalan modern yang digunakan oleh sebagian besar dunia.

Di Indonesia sistem AD dan BC disebut dengan sistem penanggalan Masehi atau kalender Masehi.

Mengapa disebut demikian?

Baca juga: Kalender 2020: Siap-siap, Ini Daftar Long Weekend dan Harpitnas

Anno Domini

AD adalah singkatan dari Anno Domini atau Anno Domine dari bahasa Latin.

Lebih lengkapnya adalah Anno ab incarnatione Domini yang artinya in the Year of Our Lord dalam bahasa Inggris atau tahun Tuhan dalam bahasa Indonesia.

Sedangkan istilah BC adalah singkatan dari Before Christ yang artinya sebelum Kristus yang lebih familiar disebut Sebelum Masehi (SM).

Menurut Kamus Cambridge, frase Anno Domini (AD) berarti di tahun Tuhan, yang digunakan ketika merujuk pada satu tahun setelah Yesus Kristus atau Isa Almasih lahir.

Keputusan untuk memulai kalender dengan tahun kelahiran Yesus pertama kali disarankan oleh beberapa uskup Kristen.

Salah satunya adalah Uskup Clemens dari Alexandria pada 190 dan Uskup Eusebius di Antiokhia pada 314-325.

Mereka bekerja keras untuk menemukan tahun berapa Yesus lahir dengan menggunakan kronologi yang tersedia, perhitungan astonomi dan spekulasi astrologi.

Baca juga: Kalender 2020: Catat, Ini Jadwal 16 Hari Libur Nasional

Penggunaan paling awal yang terdokumentasikan metode perhitungan penanggalan dengan AD adalah dalam karya Bede pada abad ke-7.

Penting diketahui, meskipun sistem penanggalan AD (SM) menjadikan Yesus sebagai fokus utama, tetapi sistem ini tidak ditemukan dalam Alkitab (Bible).

Tetapi sistem tersebut aslinya berasal dari seorang Biksu Scythian dari timur bernama Dionysius Exiguus pada 525.

Saat itu, munculnya Yesus atau Isa ke dunia baru diakui sebagai titik balik sejarah.

Dionysus tidak pernah mengatakan bagaimana ia menentukan tanggal kelahiran Yesus.

Tetapi sejumlah teori mengungkapkan Dionysus menggunkaan kosmologi, konjungsi plamet, dan presesi ekuinoks untuk menghitung tanggal.

Baca juga: Kalender Padat MotoGP, Efek ke Indonesia dan Wacana Pergantian Format

Dionysus berupaya menetapkan AD 1 atau 1 Masehi sebagai tahun kelahiran Yesus Kristus tetapi tidak sesuai perkiraannya dalam beberapa tahun.

Itulah sebabnya perkiraan modern terbaik menempatkan kelahiran Yesus Kristus pada 4 BC atau 4 SM.

Tujuan Dionysius yang sebenarnya adalah mencoba menentukan hari yang tepat bagi orang Kristen merayakan Paskah (Eastern Table).

Hampir seribu tahun kemudian, perjuangan untuk mengetahui kapan merayakan Paskah menyebabkan reformasi kalender Romawi asli yang disebut kalender Julian.

Reformasi kalender Julian pada bangsa Romawi menjadi kalender Gregorian yang paling banyak digunakan orang Barat saat ini.

Baca juga: Solo Car Free Night, Rekomendasi Tempat Menikmati Malam Tahun Baru Bersama Keluarga

Sebelum Masehi

Penambahan komponen SM atau BC terjadi dua abad setelah Dionysus.

Ketika Venerable Bede dari Northumbria menerbitkan Sejarah Gerejawi Rakyat Inggris pada 731.

Hingga saat ini, sistem Dionysus telah banyak digunakan.

Bede tidak hanya membuat sistem AD menjadi perhatian para sarjana tetapi juga memperluas sistem dengan memasukkan tahun sebelum 1 Masehi.

Tahun-tahun sebelumnya diberi nomor dengan cara hitung mundur untuk menunjukkan peristiwa yang telah terjadi sebelum Kristus (BC).

Baca juga: Penjualan Kalender Bergambar Vladimir Putin Laris Manis di Jepang

Tidak ada tahun nol

Charles Seife dalam Zero: The Biography of Dangerous Idea (2000), disebutkan bahwa Bede mengabaikan angka nol.

Tahun yang datang sebelum 1 AD atau 1 M disebut dengan 1 BC atau 1 M.

Tidak ada tahun nol, 0 AD atau 0 M.

Namun, angka nol memang ada. Konsepsi modern manusia tentang nol pertama kali diterbitkan pada 628 M oleh cendekiawan India bernama Brahmagupta.

Gagasan itu kemudian menyebar ke era Eropa Kristen pada abad pertengahan, antara abad ke-11 hingga ke-13.

Baca juga: Kalender Jadul Asian Games 1962 Bisa Dilihat di Asian Fest GBK

Popularitas sistem AD dan BC

Sistem AD dan BC semakin populer pada abad ke-9 setelah Kaisar Suci Romawi Charlemagne mengadopsi sistem untuk ketentuan penanggalan bagi pemerintahan di seluruh Eropa.

Pada abad ke-15 semua Eropa Barat telah mengadopsi sistem AD dan BC ini.

Inklusi sistem ini secara implisit dapat dilihat dalam pengenalan kalender Gregorian abad ke-16.

Kalender Gregorian ini menjadi standar internasional pada 1988 ketika International Organization for Standardization atau Organisasi Internasional Standardisasi merilis ISO 8601.

ISO 8601 menggambarkan cara untuk menggunakan tanggal dan waktu yang kemudian diterima secara internasional.

 

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi