Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Kabut dan Embun

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
Kabut muncul ketika uap air mengalami proses pencairan atau mengembun. Selama kondensasi, molekul uap air bergabung untuk membuat tetesan air kecil di udara.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Kabut dan embun menjadi dua hal yang sekilas sama, namun ternyata berbeda.

Kabut sejenis awan, berada lebih dekat dengan permukaan bumi dibandingkan awan yang letaknya lebih tinggi.

Sedangkan embun adalah titik-titik air yang tidak naik ke atas, justru jatuh ke bumi dan menempel di berbagai benda, seperti daun, kaca rumah, kaca mobil, dan sejenisnya.

Lalu apa saja karakteristik kabut dan embun?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karakteristik kabut

Dilansir dari National Geographic, kabut adalah awan yang menyentuh tanah. Kabut memiliki dua ukuran, yaitu tebal dan tipis.

Dalam beberapa kondisi, kabut bisa sangat tebal sehingga bisa menutupi jalan. Namun juga terkadang sangat tipis, sehingga pandangan jalan masih bisa terjaga.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kabut Beracun Tewaskan 12.000 Orang di London

Pada saat berada di puncak gunung yang tinggi, sering kali dijumpai kabut. Kabut tersebut terjadi akibat air di udara menerima kalor dari matahari sehingga menjadi uap.

Kabut muncul ketika uap air mengalami proses pencairan atau mengembun. Selama kondensasi, molekul uap air bergabung untuk membuat tetesan air kecil di udara.

Kabut dapat terlihat oleh mata karena tetesan-tetesan air yang tebal berkumpul menjadi seperti awan.

Untuk membuat kabut nampak, harus banyak uap air di udara dan area yang sangat lembab.

Selain itu, untuk membuat kabut semakin tebal harus dibantu oleh komponen sejenis polusi atau partikel yang ada di udara. Uap air mengembun di sekitar partikel polusi udara tersebut.

Kabut juga ada yang terbentuk di laut, sering disebut kabut laut. Biasanya muncul di sekitar laut atau air asin. Terbentuk ketika air mengembun di sekitar tepian laut.

Kabut bisa tiba-tiba datang, bisa juga cepat menghilang tergantung pada kelembaban dan suhu sekitarnya.

Baca juga: Proses Terjadinya Embun

Dengan adanya kabut ternyata mampu mengurangi satu dan dua kilometer jarak pandang normal.

Jenis-jenis kabut

Ada beberapa jenis kabut yang terjadi di bumi, yaitu:

Kabut radiasi

Biasanya terbentuk pada malam hari dan memiliki nama lain kabut tanah. Ketika panas diserap oleh permukaan bumi, kemudian dipancarkan ke udara pada siang hari akan membentuk tetesan air. Kabut ini kemudian akan muncul dari tanah namun tidak bisa naik hingga langit.

Kabut adveksi

Terbentuk ketika udara hangat dan lembab melewati permukaan yang dingin, proses tersebut dinamakan adveksi.

Ketika udara lembab dan hangat bersentukan dengan udara permukaan dingin, uap air mengembun untuk menciptakan kabut.

Baca juga: Ingin Menyaksikan Embun Pagi? Jelajahi Lembah Wajur di Flores Barat

Kabut adveksi sebagian besar muncul di tempat-tempat udara tropis bertemu air laut yang dingin, seperti Pantai Pasifik Amerika Serikat. Dari Washinton hingga California sering tertutup kabut asap.

Kabut lembah

Terbentuk di lembah gunung, biasanya selama musim dingin. Kabut lembah berkembang ketika gunung menahan udara keluar.

Kabut beku

Pembekuan kabut terjadi ketika tetesan kabut cair membeku di permukaan padat. Puncak gunung yang tertutup awan sering mengalami kabut beku.

Ketika kabut beku muncul, maka semua permukaan yang ada di gunung akan diselimuti es. Kabut beku biasa terjadi di daerah dengan iklim dingin dan lembab, seperti Skandinavia atau Antartika.

Karakteristik embun

Embun adalah uap air yang terbentuk sebagai hasil kondensasi.

Kondensasi merupakan proses yang dialami material saat berubah dari gas menjadi cair. Embun adalah hasil perubahan air dari uap menjadi cair.

Baca juga: Dieng Tak Melulu Embun Es, Yuk Nikmati Gunung Prau via Dworowati

Embun terbentuk ketika suhu turun dan beberapa benda menjadi dingin. Jika sebuah obyek cukup dingin, maka udara di sekitar obyek juga akan dingin.

Udara yang sangat dingin kurang mampu menahan uap air dibandingkan udara hangat. Sehingga uap air di udara sekitar obyek akan mendingin dan terjadi tetesan air kecil membentuk embun.

Temperatur terbentuknya embun disebut titik embun. Memiliki karakter yang bervariatif, tergantung pada lokasi, cuaca, dan waktu.

Lokasi yang lembab, seperti daerah tropis lebih mungkin mengalami embun daripada daerah kering. kelembaban akan menentukan jumlah air di udara.

Baca juga: Diselimuti Kabut Asap, Warna Langit di Palembang Berubah

Kondisi cuaca juga memengaruhi titik embun. Misalnya, angin kencang mencampurkan lapisan udara yang berbeda, mengandung jumlah air yang berbeda. Hal ini mengurangi kemampuan atmosfer untuk membentuk embun.

Cuaca dingin hingga titik beku juga akan mencegah terbentuknya embun. Pada daerah dengan titik beku, maka gas menjadi padatan.

Embun kemungkinan besar terbentuk pada malam hari, karena suhu turun dan benda-benda menjadi dingin. Namun, embun juga dapat terbentuk kapan saja menyesuaikan titik embun muncul.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi