Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Banjir di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN
Korban Banjir Bandang di Kampung Somang, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak dievakuasi menggunakan perahu karet lantaran jembatan putus Kamis (2/1/2020)
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Banjir (BNPB), banjir menjadi salah satu dari tiga bencana alam yang sering terjadi di Indonesia selain tanah longsor dan puting beliung.

Penyebab banjir di Indonesia

Dikutip dari WRI Indonesia, terdapat tiga faktor utama penyebab banjir dan longsor di Indonesia yaitu:

  1. Berkurangnya tutupan pohon
  2. Cuaca ekstrem
  3. Kondisi topografis

Berikut ini penjelasan ringkasnya:

Baca juga: Banjir, Jika Sudah Terjadi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Berkurangnya tutupan pohon

Tutupan pohon berperan penting dalam menjaga keseimbangan hidrologis suatu DAS.

Tutupan pohon mendukung tanah untuk mampu terus menyerap air. Akar pohon membuat air lebih mudah diresap ke dalam tanah.

Berkurangnya tutupan pohon mengganggu keseimbangan hidrologis lingkungan sekitarnya.

Akibatnya, air hujan akan sulit diresap tanah dan lebih banyak aliran air di permukaan tanah.

Contoh, Global Forest Watch (GFW) mengindikasikan kehilangan 887 ha tutupan pohon di pegunungan Cyclop Papua pada periode 2001-2008.

Berkurangnya tutupan pohon di wilayah tersebut berdampak banjir di Distrik Waibu, Sentani dan Sentani Timur.

Baca juga: Banjir Mulai Surut, Jalan Tol Berangsur Normal

GFW juga mengindikasikan berkurangnya tutupan pohon sebanyak 1.990 ha di DAS Jeneberang Sulawesi Selatan dan 11.400 ha di DAS Bengkulu pada periode yang sama.

Kegiatan perambahan hutan dan penambangan liar yang marak telah menyebabkan kerusakan DAS di hulu sungai. Akibatnya, risiko terjadinya banjir dan longsor semakin besar.

2. Cuaca ekstrem

Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya banjir di Indonesia adalah cuaca ekstrem.

Cuaca ekstrem penyebab banjir yang sering terjadi di Indonesia adalah curah hujan dengan intensitas yang tinggi (umumnya melebihi 100 mm) dalam waktu yang cukup lama.

Cuaca ekstrem juga disebab kan fenomena Osilasi Madden-Julian (OMJ), yaitu fenomena alam yang secara ilmiah mampu meningkatkan suplai massa udara basah yang mampu menyebabkan tingginya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Baca juga: Perhatikan Ini Saat Sumbang Makanan bagi Korban Banjir...

3. Kondisi topografis

Faktor lain penyebab banjir adalah kondisi topografis wilayah atau kemiringan lereng.

Semakin curam suatu lereng, kecepatan aliran akan semakin cepat dan akan meningkatkan daya rusak saat terjadi banjir bandang.

Kondisi topografis yang didominasi kecuraman lereng akan berakibat terbentuknya bendung alami.

Bendung alami terjadi karena adanya longsoran pada celah sempit di antara dua bukit yang menghambat aliran air sehingga air tertahan sampai pada batas volume tertentu.

Saat bendung alami tidak kuat lagi menahan volume air yang ada, maka air akan dilepaskan dengna membawa material ayng dilewatinya seperti tanah, pepohonan dan bebatuan.

Baca juga: Banjir di Jakarta, Ini Resep Ramuan untuk Cegah Hipotermia

Data banjir di Indonesia

Berdasarkan data BNPB, jumlah bencana banjir pada 2019 mengalami penurunan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Berikut ini data frekuensi jumlah banjir di Indonesia dalam lima tahun terakhir dikutip dari BNPB:

  • Pada 2019 terjadi 343 kali banjir dari total 1.307 bencana alam.
  • Pada 2018 terjadi 679 kali banjir dari total 2.572 bencana alam.
  • Pada 2017 terjadi 978 kali banjir dari total 2.853 bencana alam.
  • Pada 2016 terjadi 823 kali banjir dari total 2.302 bencana alam.
  • Pada 2015 terjadi 523 kali banjir dari total 1691 bencana alam.

Baca juga: Kemendikbud Pastikan Beri Bantuan Seragam Sekolah untuk Siswa Korban Banjir

5 provinsi risiko tinggi banjir di Indonesia

Menurut analisis Aqueduct Global Flood Analyzer, Indonesia adalah negara dengan jumlah populasi terdampak bencana banjir terbesar ke-6 di dunia yaitu sekitar 640.000 orang tiap tahunnya.

Dikutip dari Indonesia Baik, berdasarkan data BNPB terdapat lima provinsi di Indonesia dengan jumlah paparan risiko bencana banjir tertinggi.

Berikut ini lima provinsi dengan risiko bencana banjir tertinggi:

1. Jawa Timur

Paparan risiko bencana banjir di Jawa Timur sebagai berikut:

  • Dampak sosial 33.327.643 jiwa.
  • Risiko fisik Rp 23,62 triliun.
  • Risiko kerugian ekonomi Rp 31,89 triliun.
  • Risiko lingkungan 12.148 ha.

Baca juga: Ketua MPR Minta Pusat dan Daerah Tak Saling Salahkan soal Banjir

2. Jawa Barat

Paparan risiko bencana banjir di Jawa Barat sebagai berikut:

  • Dampak sosial 22.103.921 jiwa.
  • Risiko fisik Rp 12,24 triliun.
  • Risiko kerugian ekonomi Rp 31,79 triliun.
  • Risiko lingkungan 23.806 ha.

3. Jawa Tengah

Paparan risiko bencana banjir di Jawa Tengah sebagai berikut:

  • Dampak sosial 25.463.472 jiwa.
  • Risiko fisik Rp 20,77 triliun.
  • Risiko kerugian ekonomi Rp 21,92 triliun.
  • Risiko lingkungan 9.189 ha.

Baca juga: Jenis-jenis Banjir

4. Sumatera Utara

Paparan risiko bencana banjir di Sumatera Utara sebagai berikut:

  • Dampak sosial 11.492.466 jiwa.
  • Risiko fisik 16,04 triliun.
  • Risiko kerugian ekonomi Rp 23,01 triliun.
  • Risiko lingkungan 70.404 ha.

5. Riau

Paparan risiko bencana banjir di Riau sebagai berikut:

  • Dampak sosial 6.009.366 jiwa.
  • Risiko fisik Rp 10,75 triliun.
  • Risiko kerugian ekonomi Rp 32,85 triliun.
  • Risiko lingkungan 726.422 ha.
 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi