Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis-jenis Tanah di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
britannica
Ilustrasi Jenis Tanah
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Tanah merupakan lapisan teratas dari Bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.

Tanah memiliki peran penting untuk menunjang kehidupan manusia di Bumi. Ada banyak fungsi dan manfaat tanah.

Tanah juga memiliki jenis yang berbeda-beda. Jenis tanah dari satu daerah dengan daerah lain berbeda termasuk di Indonesia.

Karena ini tergantung dari komponen yang ada di dalam daerah tersebut.

Baca juga: Tanah Longsor di Pinggir Kali Tanah Baru Depok, Pohon Tutupi Jalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), jika tanah di Indonesia menggambarkan hubungan antara iklim dan batuan induk dalam pembentukan tanah.

Berikut jenis-jenis tanah di Indonesia dan penjelasannya.

1. Tanah Aluvial

Tanah aluvial ini merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur yang biasanya terbawa aliran sungai.

Biasanya tanah ini ditemukan dibagian hilir atau daerah rendah.

Untuk warna tanah ini coklat hingga kelabu. Tanah ini sifatnya itu subur dan cocok untuk pertanian baik itu buat padi, palawija, hingga tembakau.

Bahkan bisa memberikan hasil yang baik. Tekstur tanahnya itu lembut dan mudah digarap, ini memudahkan untuk mengolahnya.

Tanah ini tersebar banyak daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi, Jawa, hingga Papua.

2. Tanah Andosol

Tanah andosol ini merupakan salah satu jenis tanah vulkanik. Ini terbentuk karena proses vulkanisme pada gunung berapi.

Baca juga: Menteri ATR Janjikan Tahun 2025 Seluruh Tanah di Indonesia Bersertifikat

Tanah ini memiliki ciri warna kehitaman, kadar organiknya dan kadar air yang tinggi. Tingkat kelembabannya rendah.

Meski salah satu jenis tanah vulkanik, tapi berbeda dengan tanah vulkanik. Tanah ini juga subur dan bagus untuk tanaman.

Biasanya tanah ini terdapat daerah yang memiliki iklim basah dan curah hujan tinggi.

3. Tanah Entisol

Tanah entisol ini jenis tanah yang terbentuk dari pelapukan meterial letusan gunung berapi, seperti debu, pasair, dan lahar.

Tanah ini juga identik dengan jenis tanah vulkanis dan andosol. Namun tanah entisol ini khusus tanah yang terbentuk dari letusan gunung berapi saja.

Baca juga: Catat, 400.000 Hektar Tanah di Indonesia Telantar

Biasanya tanah ini ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi. Bisa berupa tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan.

4. Tanah Grumusol

Tanah grumusol ini terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik.

Kandungan organik di dalamnya rendah karena berasal dari batuan kapur.

Ini tidak cocok untuk tanaman. Karena teksturnya itu kering dan mudah pecah apalagi saat musim kemarau, warnanya itu netral hingga alkalis.

Tanah ini mudah ditemukan Jawa Tengah, seperti Demak, Jepara, Pati, hingg Rembang. Lalu di Jawa Timur ada di Ngawi dan Madiun serta Nusa Tenggara Timur.

5. Tanah Humus

Tanah humus ini adalah jenis tanah yang muncul akibat tumbuh-tumbuhan yang membusuk.

Tanah ini mengandung banyak unsur hara dan mineral serta sangat subur.

Baca juga: Retak Parah karena Tanah Bergerak, Warga di Trenggalek Pilih Tinggalkan Rumah

Kandungan yang subur ini sangat cocok untuk tanaman. Untuk warnanya itu agak kehitam-hitaman dan bisa ditemukan di daerah banyak hutan.

6. Tanah Inceptisol

Tanah ini terbentuk dari batuan sedimen dengan warna sedikit kecoklatan dan kehitaman serta campuran agak keabu-abuan.

Tanah ini sangat cocok untuk perkebunan seperti kelapa sawit maupun karet. Ini banyak tersebar diberbagai daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

7. Tanah Laterit

Tanah laterit ini mengandung besi oksida dan aluminium hodrosida. Ini dihasilkan di daerah lembab dan kesuburannya itu bervariasi tergantung pada batuan.

Baca juga: Warga Negara Asing Tidak Dibolehkan Memiliki Tanah di Indonesia

Tanah ini tidak cocok untuk tanaman. Karena kandungan unsur hara tanah sudah hilang sehingga menjadi kering dan tandus.

8. Tanah Liat

Tanah liat ini sering kita jumpai di berbagai tempat. Tanah ini campuran dari alumunium serta silikat.

Ini terbentuk karena proses pelapukan batuan silika yang dilakukan oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.

Tanah ini tersebar luas di wilayah Indonesia. Biasanya tanah ini digunakan masyarakat untuk membuat kerajinan.

Warna dari tanah liat ini abu-abu pekat atau mengarah ke hitam.

9. Tanah Podzolik

Tanah podzolik ini terbentuk karena dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah.

Baca juga: Bencana Tanah Bergerak di Trenggalek, Belasan Rumah Retak-retak

Kandungan unsur hara tanah ini sedikit dan sifatnya itu basah jika terkena air.

Warna tanah ini merah hingga kuning dan kandungan organik serta mineralnya mudah mengalami pencucian oleh air hujan.

Tanah ini bisa ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Papua, Kalimantan, hingga Jawa.

10. Tanah Podsol

Tanah podsol ini campuran tekstur mulai dari pasir hingga bebatuan kecil. Ini tidak memiliki perkembangan profil dan warnanya kuning hingga kuning keabuan.

Tanah ini bisa ditemukan daerah yang tidak pernah kering dan selalu basah, seperti di Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Papua.

11. Tanah Pasir

Tanah pasir ini merupakan pelapukan dari batuan pasir. Biasanya tanah banyak ditemukan daerah sekitar pantai atau kepulauan.

Baca juga: Kaleidoskop 2019: 6 Kasus Kerusuhan di Sejumlah Tanah Air, Hoaks, Rasis hingga Salah Paham

Tanah ini tidak memiliki kandungan air dan mineral karena teksturnya lemah.

12. Tanah Padas

Tanah padas ini cukup keras seperti batuan. Kandungan air di dalamnya tidak ada karena sangat padat.

Unsur hara di dalamnya juga rendah dan kandungan organiknya sangat rendah hampir tidak ada.

Tanah ini banyak ditemui di wilayah Indonesia secara merata.

13. Tanah Oxisol

Tanah ini kaya akan zat besi dan alumuniu oksida. Ini banyak ditemui di daerah beriklim tropis basah dan cocok untuk perkebunan.

Teksturnya itu halus seperti tanah liat. Untuk warnanya merah hingga kuning.

14. Tanah Organosol

Tanah ini juga dikenal gabut. Ini terbentuk dari proses pelapukan bahan-bahan organik, seperti tumbuhan atau rawa.

Baca juga: Tanah Ambles Membentuk Sinkhole Muncul di Area Persawahan Warga di Maros

Kandungan unsur hara rendah dan tingkat kelembaban juga rendah. Ini banyak terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan curah hujan tinggi.

Itu seperti di daerah pantai dan hampir di seluruh Indonesia, Sumatera, Papua, Kalimantan, hingga Jawa.

15. Tanah Mergel

Tanah mergel ini juga berasal dai kapur. Tapi kapurnya bercampur dengan berbagai bahan lain yang membedakan, seperti pasir.

Tanah ini terbentuk dari batuan kapur, pasir, dan tanah liat. Banyak terdapat mineral dan air di dalamnya.

Ini banyak ditemukan di daerah dataran rendah.

16. Tanah Latosol

Tanah latosol ini terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Warna batu ini merah hingga kuning dan tidak terlalu subur.

Baca juga: Warga Lepas Tanah, Mensos: Pendidikan Investasi Jangka Pendek dan Panjang

Persebaran tanah ini ada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembaban tinggi juga. Ini bisa ditemuai di Sulawesi, Lampung, Kalimantan, hingga Bali.

17. Tanah Litosol

Tanah ini jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan beku dan sendimen. Ini memiliki butiran kasar dan kerikil.

Biasanya tanah ini bisa ditemui pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman tinggi, seperti bukit tinggi, Nusa Tenggara Barat, hingga Jawa.

Ahmad Yani dan Mamat Ruhimat dalam bukunya Geografi Menyikapi Fenomena Geosfer (2007), jika faktor yang memengaruhi proses pembentukan tanah itu, yakni: iklim, bahan organik, unsur hara, jenis vegetasi, topografi, dan waktu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi