KOMPAS.com - Prinsip ekonomi membantu seseorang dalam membuat keputusan sebelum melakukan tindakan ekonomi.
Dilansir dari New World Economics, Nicholas Gregory Mankiw dalam Principles of Economics (1998) membuat daftar tentang 10 Prinsip Ekonomi.
10 Prinsip Ekonomi menurut Gregory Mankiw adalah:
- Orang-orang menghadapi pertukaran (trade-off).
- Biaya adalah apa yang orang korbankan untuk mendapatkan sesuatu.
- Orang rasional berpikir pada batas-batas.
- Orang tanggap terhadap insentif.
- Perdagangan menguntungkan semua pihak.
- Pasar adalah tempat yang baik untuk mengorganisasikan kegiatan ekonomi.
- Pemerintah terkadang mampu meningkatkan hasil-hasil dari pasar.
- Standar hidup suatu negara bergantung pada kemampuannya menghasilkan barang dan jasa.
- Harga-harga meningkat jika pemerintah mencetak uang terlalu banyak.
- Masyarakat menghadapi trade-off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran.
Baca juga: Ekonomi Kreatif dan Industri Kreatif
Berikut ini penjelasan ringkas mengenai 10 Prinsip Ekonomi Gregory Mankiw:
1. Orang-orang menghadapi pertukaran (trade-off).
Untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, seseorang harus mengorbankan sesuatu yang lain.
Pembuatan keputusan menghadapkan manusia pada pertukaran (trade-off) dan merelakan sesuatu untuk suatu tujuan.
Dalam pertukaran (trade-off) ini, masyarakat harus menghadapi kompromi antara efisiensi (efficiency) dengan keadilan atau kesetaraan (equity).
Efisiensi adalah kondisi di mana masyarakat mendapatkan manfaat yang optimal atas penggunaan sumber daya yang langka.
Keadilan artinya manfaat dari sumber-sumber daya tersebut didistribusikan secara adil di antara anggota masyarakat.
Baca juga: Ekonomi 6 Negara Asia Ini Diramal Bakal Melesat di 2020, Adakah Indonesia?
2. Biaya adalah apa yang orang korbankan untuk mendapatkan sesuatu.
Dalam mengambil keputusan untuk melakukan tindakan ekonomi seseorang harus mengetahui biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang ditimbulkan oleh tindakan yang akan dilakukan.
Untuk sebuah tindakan, seseorang harus mengorbankan sesuatu. Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu dikenal sebagai biaya peluang atau biaya kesempatan (opportunity cost).
3. Orang rasional berpikir pada batas-batas.
Seseorang selalu melakukan perubahan kecil dalam perencanaan kegiatannya untuk meraih keuntungan maksimum dari proses tersebut.
Perubahan kecil ini disebut perubahan marjinal (marginal changes) karena terjadi di sekitar tepi.
Orang membuat keputusan dengan cara membandingkan keuntungan marjinal dan biaya marjinal.
Perbandingan keuntungan marjinal dan biaya marjinal akan membantu seseorang dalam mengambil keputusan.
Baca juga: Peningkatan Daya Saing UMKM Bisa Selamatkan RI dari Perlambatan Ekonomi?
4. Orang tanggap terhadap insentif.
Perilaku orang atau perusahaan bisa berubah menurut variabel-variabel dalam lingkungan seperti biaya (cost) dan keuntungan (benefit).
Keputusan untuk memilih suatu alternatif berdasarkan keuntungan marjinal (marginal benefits) pilihan tersebut lebih besar daripada biaya marjinal (marginal cost).
5. Perdagangan menguntungkan semua pihak.
Perdagangan biasanya terjadi karena suatu negara tidak mempunyai sumber daya yang dibutuhkan sedangkan negara lain memiliki sumber daya tersebut.
Perdagangan yang dilakukan antara kedua belah pihak, baik individu, kelompok maupun negara akan menguntungkan keduanya.
Perdagangan mendorong orang atau negara menjadi berspesialisasi dalam keahlian khusus.
Baca juga: Ekonom: Ekonomi RI Stabil, Dipicu Ibu Rumah Tangga Doyan Belanja
6. Pasar adalah tempat yang baik untuk mengorganisasikan kegiatan ekonomi.
Market economy adalah jenis perekonomian yang mengalokasikan sumber dayanya melalui keputusan-keputusan terdesentralisasi dari berbagai perusahaan dan rumah tangga.
Artinya, perencana penilaian terpusat (tersentralisasi) digantikan oleh penilaian jutaan rumah tangga dan perusahaan.
Dalam sebuah market economy, rumah tangga menentukan akan bekerja di perusahaan apa dan akan membeli apa dengan pendapatan mereka.
Perusahaan akan menentukan siapa yang akan bekerja dan barang apa yang akan dihasilkan.
Rumah tangga dan perusahaan dapat berkomunikasi satu sama lain untuk barang dan jasa yang dikenal sebagai pasar.
Rumah tangga dan perusahaan mempertimbangkan harga saat mengambil keputusan untuk membeli dan menjual. Tanpa sadar rumah tangga dan perusahaan memperhitungkan manfaat dan biaya dari tindakan itu secara sosial.
Akibatnya, harga-harga yang ditentukan memandu atau memengaruhi para pengambil keputusan untuk mencapai hasil yang kebanyakan memaksimalkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Misalnya pajak yang dikenakan oleh pemerintah berdampak pada perubahan harga barang dan keputusan produsen dan konsumen.
Baca juga: Omnibus Law, Jurus Sakti Jokowi Dongkrak Ekonomi Indonesia
7. Pemerintah terkadang mampu meningkatkan hasil-hasil dari pasar.
Ketika pasar gagal mendistribusikan sumber daya secara efisien yang berakibat menurunkan efisiensi maka terjadi kegagalan pasar (market failure).
Ketika terjadi kegagalan pasar pemerintah dapat melakukan intervensi di bidang ekonomi dengan memberlakukan beberapa aturan.
Campur tangan pemerintah ini mendukung efisiensi dan keadilan untuk meningkatkan pasar.
Kegagalan pasar terjadi ketika pasar gagal mengalokasikan sumber dayanya secara efisien dengan kekuatannya sendiri.
Penyebab kegagalan pasar antara lain externality dan kekuasaan pasar (market power).
Externality artinya dampak tindakan seseorang atau perusahaan terhadap kesejahteraan orang lain. Kekuasaan pasar adalah kemampuan sekelompok orang untuk mengatur harga-harga di pasar.
Baca juga: Dorong Peningkatan Ekonomi Indonesia, Mendag Serukan Gerakan Belanja Produk Dalam Negeri
8. Standar hidup suatu negara bergantung pada kemampuan menghasilkan barang dan jasa.
Standar hidup dapat diukur dari perbedaan:
- Perbandingan pendapatan perorangan (pendapatan perkapita)
- Perbandingan nilai total produksi nasional (PDB)
Adanya variasi antara standar-standar hidup berkaitan dengan perbedaan produktivitas.
Produktivitas adalah besarnya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dari satu jam kerja seorang pekerja.
Standar hidup di suatu negara tergantung pada kapasitas produksi negara tersebut.
Di negara di mana lebih banyak barang dan jasa diproduksi dalam satuan waktu maka standar hidupnya lebih tinggi dibandingkan negara dengan produktivitas yang lebih rendah.
Baca juga: Mimpi Buruk Pemanasan Global (5): Keruntuhan Ekonomi, Perang, dan Mafia
9. Harga-harga meningkat jika pemerintah mencetak uang terlalu banyak.
Inflasi adalah keadaan di mana tingkat harga mengalami kenaikan secara keseluruhan dalam perekonomian.
Salah satu penyebab inflasi adalah pertumbuhan jumlah uang meningkat drastis dibandingkan dengan aksesibilitas layanan dan barang di pasar.
Ketika pemerintah mencetak uang dalam jumlah besar akan berakibat nilai uang itu sendiri akan turun.
10. Masyarakat menghadapi pertukaran (trade-off) jangka pendek antara inflasi dan pengangguran.
Kebijakan untuk mengurangi inflasi dapat menyebabkan peningkatan pengangguran. Dan kebijakan untuk mengurangi pengangguran menyebabkan peningkatan inflasi.
Konsep ini berakhir pada 1970 ketika inflasi dan pengangguran muncul berdampingan pada puncak maksimumnya.
Dengan demikian hubungan antara inflasi dan pengangguran bersifat sementara.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang