Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran, Negara Kaya Sumber Daya yang Kerap Berkonflik

Baca di App
Lihat Foto
AFP/ATTA KENARE
Para pelayat berkumpul di sekitar kendaraan yang membawa peti jenazah Jenderal Qasem Soleimani di Kerman, Iran, pada 7 Januari 2020. Soleimani tewas setelah mobil yang ditumpanginya diserang AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Iran yang kini telah berkonflik dengan Amerika Serikat, sejatinya adalah negara dengan budaya dan sumber daya yang kaya.

Bagaimana negara di kawasan Timur Tengah itu sampai pada pusaran konflik yang digadang-gadang sebagai Perang Dunia Ketiga?

Mari simak sejarah Iran seperti dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015)...

Jantung Persia

Peradaban di Iran sendiri sebenarnya sudah bermula ratusan tahun sebelum masehi. Kuatnya budaya dan keberagaman Iran hari ini adalah warisan dari bangsa Persia yang berjaya sejak abad ke-6. Jantung Kekaisaran Persia ada di Iran. 

Baca juga: Dalam Kalender Persia, Sekarang Baru Tahun 1396

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekaisaran Persia sempat menjadi salah satu peradaban terkuat di dunia. Persia unggul dalam ilmu pengetahuan dan dominasi di Timur Tengah.

Di abad ke-16, ketika Dinasi Safavid berkuasa, Kekaisaran Persia mengadopsi Islam syiah.

Hingga beberapa abad setelahnya, Islam Syiah mendominasi masyarakat Iran. Setelah Dinasti Safavid tumbang pada 1726, Persia sempat beberapa kali ganti dinasti kepemimpinan.

Kemudian pada 1796, Dinasti Qajar berkuasa. Di bawah Dinasti Qajar, Persia goyah. Negara-negara Eropa campur tangan. Ulama Islam Syiah juga turut mengendalikan kebijakan sosial dan politik.

Baca juga: Titik-Temu Sunni-Syiah

Masalah berkepanjangan ini mengantarkan hancurnya Dinasti Qajar. Pada 1925, Dinasti Pahlevi naik takhta.

Dinasti Pahlevi mengganti nama Persia menjadi Iran pada 1935. Dinasti ini juga punya cita-cita memodernisasi Iran. Sayangnya, rencananya itu ditentang dan memicu gejolak di masyarakat.

Lihat Foto
ATTA KENARE / AFP FILES / AFP
Makam Ayatollah Khomeini di Teheran.
Revolusi Iran

Dinasti Pahlevi ditumbangkan lewat revolusi yang dikenal sebagai Revolusi Iran pada 1979. Revolusi yang dipimpin oleh Ayatullah Rohullah Khomeini ini mengubah Iran dari negara kerajaan menjadi negara republik.

Iran menjadi negara pimpinan ulama dengan unsur demokrasi parlementer. Corak sosial yang tadinya sangat dipengaruhi negara barat, dihapus dan masyarakatnya dipaksa mengikuti syariat Islam.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Ruhollah Khomeini, Pemimpin Revolusi Iran

Pembatasan ini kerap menimbulkan gejolak di dalam negeri. Hingga saat ini, banyak yang tak setuju dengan syariat Islam yang diterapkan di Iran. Di abad ke-21, tuntutan akan reformasi semakin kencang menggema.

Perang dengan Irak

Sebagai satu-satunya negara Syiah di dunia, Iran hampir selalu berkonflik dengan tetangganya, Irak.

Perang Iran-Irak berlangsung cukup lama. Mulai dari 22 September 1980 hingga 20 Agustus 1988. Perang bermula ketika Irak menginvasi Iran.

Irak khawatir Revolusi Iran akan memicu golongan Syiah di Irak untuk melakukan hal serupa. Perang juga dilatarbelakangi sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama.

Iran tak hanya digempur oleh pasukan Irak, namun juga sekutu-sekutu Irak. Sekutu Irak yakni Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, Perancis, dan sebagian besar negara-negara Arab.

Baca juga: Presiden Irak: Kami Tidak Ingin Terlibat Perang Lain

Lihat Foto
Aprillia Ika
Produksi minyak mentah Iran.
Perekonomian Iran

Perang berkepanjangan ini menguras kekayaan Iran. Selain itu, perekonomian Iran juga hancur karena dikucilkan oleh hampir seluruh negara besar di dunia.

Iran dikucilkan karena kerap mendukung kelompok teroris. Selain itu, Iran juga punya senjata nuklir.

Padahal Iran, adalah negara yang kaya sumber daya. Iran adalah negara terbesar kedua di Timur Tengah setelah Arab Saudi.

Luasnya 1.628.771 kilometer persegi. Hampir 13 kali luas Pulau Jawa.

Baca juga: Analis: Sanksi Minyak Iran Bebankan Ekonomi Asia

Bentang alam Iran memang sebagian besar pegunungan dan gurun pasir. Namun di dalam perut buminya, Iran punya cadangan minyak yang amat banyak.

Iran adalah negara pemasok minyak terbesar di dunia. Kendati demikian, Iran kesulitan menjual minyaknya.

Pasalnya, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi embargo terhadap Iran. Keputusan yang keras itu diambil setelah Presiden AS Donald Trump mundur dari perjanjian nuklir dengan negara-negara lain pada 2018.

Akibatnya, perekonomian Iran jatuh. Nilai tukar merosot, inflasi meningkat, dan investor menjauh.

Baca juga: Presiden Iran Klaim Temukan Cadangan Minyak Baru

Selain minyak, Iran juga punya kromium, gas, tembaga, timah, mangan, seng, dan batu bara.

Industrinya sebagian besar juga mengandalkan hasil alam yakni baja, petrokimia, gula, semen, dan karpet.

Produk Domestik Bruto (PDB) Iran pada 2017 sebesar 447,4 miliar dollar AS.

Pemerintahan Iran

Iran berbentuk republik. Ada presiden, parlemen atau majelis, dan sistem yudisial. Politik pemerintahnya adalah gabungan teokrasi dan demokrasi presidensial.

Prinsip teokrasi ini membuat Iran dipimpin oleh imam besar atau pemimpin tertinggi yang berlaku sebagai kepala negara. Imam besar ini mengontrol pasukan bersenjata, sistem yudisial, televisi, hingga urusan pemerintahan lainnya.

Baca juga: Putra Mahkota Saudi Sebut Ayatollah Ali Khamenei sebagai Hitler Baru

Adapun kepala pemerintahan dipegang oleh presiden. Kandidat pemimpin tertinggi, presiden, dan majelis, dipilih dan diawasi oleh Kumpulan Ahli. Namun Kumpulan Ahli ini dipilih oleh pemimpin tertinggi.

Ibu kota Iran adalah Teheran. Di sebelah barat, Irak berbatasan langsung dengan Irak. Sementara di timur berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan.

Kemudian di utara berbatasan langsung dengan Azerbaijan, dan di timur laut Turkmenistan.

Di selatan, Iran menghadap perairan Teluk Persia dan Teluk Oman. Dua pelabuhan yang menjadi andalan Iran di Teluk Persia yakni Pelabuhan Imam Khomeini dan Shaid Rajaee.

Populasi Iran pada 2018 diperkirakan mencapai 82.531.700, menempati peringkat 18 di dunia.

Baca juga: Melihat Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan Amerika

Lihat Foto
Lihat Foto
Lihat Foto
Lihat Foto
Lihat Foto
Lihat Foto
Lihat Foto
Lihat Foto
Lihat Foto
Lihat Foto
Lihat Foto
Lihat Foto
Lihat Foto

Lihat Foto

Lihat Foto
Lihat Foto
Lihat Foto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi