Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran dan Hubungan Bilateral dengan Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
britannica.com
Iran memiliki nama resmi Islamic Republic of Iran (Jomhori-eslami-ye Iran) dengan ibu kota Teheran.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Iran memiliki nama resmi Islamic Republic of Iran (Jomhori-eslami-ye Iran) dengan ibu kota Teheran.

Dilansir dari Kompas.com, Iran berbentuk republik yang memiliki presiden, parleman atau majelis, dan sistem yudisial. Politik pemerintahannya merupakan gabungan teokrasi dan demokrai presidensial.

Kepala pemerintahannya dipegang oleh presiden. Kandidat pemimpin tertinggi berada di presiden yang dipilih dan diawasi oleh Kumpulan Ahli.

Prinsip teokrasi membuat Iran dipimpin oleh imam besar atau pemimpin tertinggi yang berlaku sebagai kepala negara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imam besar inilah yang mengontrol pasukan bersenjata, sistem yudisial, televisi, hingga pemerintahan lainnya.

Baca juga: Iran, Negara Kaya Sumber Daya yang Kerap Berkonflik

Iran bersebelahan dengan Irak dibagian barat. Di sisi timur berbatasan dengan Afganistan dan Pakistan.

Kemudian di sebelah utara berbatasan dengan Azerbaijan dan di timur laut Turkmenistan.

Sedangkan di sisi selatan, Iran menghadap perairan Teluk Persia dan Teluk Oma. Dua pelabuhan andalan Iran yaitu Pelabuhan Imam Khomeina dan Shaid Rajaee di Teluk Persia.

Pada 2018 populasi Iran mencapai 82.531.700 jiwa dan menempati peringkat 18 di dunia.

 

 

Hubungan bilateral Indonesia-Iran   

Dilansir dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, Indonesia dan Iran merupakan dua negara yang bersahabat sudah lama. Beberapa hubungan bilateral antara Indonesia dan Iran sebagai berikut:

Hubungan diplomatik Indonesia-Iran dibuka pada 1950 pada tingkat kedutaan. Kemudian pada 1960 Kedutaan RI dinaikkan tingkatnya menjadi Kedutaan Besar RI.

Hubungan politik kedua negara berjalan dengan baik yang ditandai dengan saling kunjung kepala negara atau pemerintahan.

Kedua negara saling memberikan dukungan dalam pencalonan pada jabatan atau keanggotaan organisasi internasional.

Sejak Februari 2006, kedua negara telah memiliki persetujuan bilateral yang membebaskan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.

Selain itu kedua pemerintahan telah mengesahkan kebijakan pemberian visa on arrival bagi pemegang paspor biasa bagi kedua negara yang melakukan kunjungan singkat ke Indonesia dan Iran.

Baca juga: Kemenlu Nilai Konflik Iran-AS Belum Mengeskalasi, WNI Belum Perlu Dievakuasi

  • Ekonomi dan perdagangan

Volume perdagangan kedua negara terus menunjukkan peningkatan. Ekspor utama Indonesia ke Iran yakni kertas dan produknya, karet, peralatan rumah tangga, cokelat bubuk, biji kopi, karton, dan produk kayu.

Sedangkan ekspor Iran ke Indonesia yaitu besi baja setengah jadi, alumunium, LPG, etilen, propilen, karpet dan gilim, lampu kerajinan tangan, dan kacang-kacangan.

Dilansir dari situs resmi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto berharap Indonesia dan Iran dapat mengembangkan dan meningkatkan potensi hubungan bilateral, terutama di bidang ekonomi.

Kedua negara berkeingin untuk memperluas hubungan perdagangan dan kerja sama lebih kuat dalam industri minyak atau crude palm oil (CPO).

Delegasi Iran membuka peluang untuk melakukan ekspor CPO secara langsung tanpa pihak ketiga. Hal ini merupakan peluang positif bagi Indonesia.

  • Sektor pariwisata

Berdasarkan catatan KBRI, dalam tiga tahun terakhir rata-rata menerbitkan sekitar 500 visa berbagai jenis per tahun.

Umumnya wisatawan Iran berkunjung ke Indonesia bukan hanya untuk berlibur, melainkan juga berdagang. Mereka datang ke Indonesia untuk berbelanja di pusat-pusat perdagangan.

Untuk meningkatkan kerja sama pariwisata, telah ditandatangani MoU Kerja Sama Pariwisata Indonesia-Iran pada Desember 2002.

Baca juga: Komandan Iran Janjikan Pembalasan Keras hingga Pasukan AS Keluar dari Timur Tengah

Kesepatan tersebut menjadi peluang perluasan hubungan bilateral di bidang pariwisata dan bidang lain yang terkait.

Diambil dari Antara (29 Agustus 2019), pemerintah Indonesia dan Iran membahas upaya untuk memperkuat hubungan udara.

Perundingan tersebut dikemukakan dalam pertemuan ke-5 Konsultasi Konsuler Indonesia-Iran pada 26-28 Agustus 2019 di Yogyakarta.

Delegasi Iran menyampaikan permintaan untuk membuka jalur penerbangan antara Indonesia dan Iran, selain itu Iran juga mengajukan permintaan untuk membuka rute penerbangan langsung antara Teheran-Jakarta atau Teheran-Bali oleh maskapai Iran, Mahan Air.

Sebelumnya maskapai tersebut sudah pernah terbang ke Indonesia secara perdana dengan sistem sewa pada 19 Maret 2018.

  • Sosial Budaya

Di bidang penerangan kedua pemerintah telah melakukan MoU yang ditandatangani pada 1991, hubungan dalam bidang ini juga didukung kesepakatan kerja sama dalam kerangka OKI dan GNB.

Baca juga: Bus Jatuh ke Jurang di Iran, 20 Orang Tewas

Hubungan sosial budaya tersebut secara nyata terwujud dalam partisipasi sejumlah kegiatan, seperti MTQ Internasional, olimpiade matematika dan kimia yang diselenggarakan setiap tahun di Iran.

Disadur dari situs resmi Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia, dalam bidang kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), Indonesia dan Iran telah memulai penandatanganan MoU per 2006 dan membentuk Komite Iptek Bersama sejak 2008.

Pada Oktober 2017 keduanya bertemu dan menghasilkan beberapa rencana kegiatan, yaitu:

  1. Pembentukan Indonesia Iran University Networking
  2. Pelaksanaan Indonesia Iranian Joint Symposium, back to back
  3. Pertemuan ke 6 Komite Kelompok Kerja Iptek Indonesia Iran di Indonesia pada semester 1 tahun 2019.
  4. Implementasi Mobility Program antara lain partisipasi para peneliti dan stakeholder Indonesia pada forum International Seminar.

Mengenai kegiatan promosi Indonesia, KBRI secara aktif mengikuti berbagai pameran yang menampilkan potensi ekonomi sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia secara sinergis.

Baca juga: Rokok hingga Vaksin, Produk Indonesia yang Banyak Diminati Iran

  • Pertahanan dan keamanan

Di bidang pertahanan berjalan dengan cukup baik, ditandai dengan saling menempatkan Atase Pertahanan pada masing-masing kedutaan besar.

Namun, kerja sama militer sejauh ini masih belum terlalu banyak. Tawaran kerja sama pendidikan setingkat Sesko oleh Indonesia belum menjadi prioritas karena masalah bahasa.

Di sisi lain, Iran merupakan negara yang memiliki potensi khusus di bidang peroketan dan peluru kendali. Kesempatan ini cukup positif bagi Indonesia jika dilakukan kerja sama dalam meningkatkan kemampuan di bidang persenjataan.

(Sumber: Kompas.com/Nibras Nada Nailufar)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi