Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Tol, Sejarah dan Fungsinya

Baca di App
Lihat Foto
Nicholas Ryan Aditya
Suasana jalan tol di Tangerang Selatan terlihat dari ketinggian Helicity, Selasa (31/12/2019).
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Jalan tol di Indonesia biasa disebut dengan istilah jalan bebas hambatan.

Jalan tol dipakai untuk mempercepat sampai tujuan atau mempersingkat waktu tempuh.

Namun tidak semua kendaraan bisa melewati jalan tol. Hanya kendaraan roda empat, seperti mobil, truk, hingga bus yang dapat melewati jalan tol.

Sementara kendaraan roda dua, seperti sepeda motor tidak diperbolehkan melewati.

Sejarah Jalan Tol

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), jalan tol sudah ada sejak zaman Babylonia pada abad-7. Kemudian jalan tol mulai dibangun di benua Eropa, seperti Inggris hingga zaman Romawi pada abad ke-14 hingga abad ke-15.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada abad ke-21, jalan tol mulai masuk ke Indonesia.

Baca juga: Pembangunan Jalan Tol Buat Permintaan Izin Tambang di Jateng Meningkat

Dilansir situs resmi Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), jalan tol di Indonesia dimulai pada 1978 dengan dioperasikan Jalan Tol Jagorawi sepanjang 59 kilometer.

Jalan tol yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi itu dibangun pada 1975 oleh pemerintah dengan dana dari pemerintah dan pinjaman luar negeri.

Pembangunan jalan tol diserahkan kepada PT Jasa Marga (persero) Tbk. Selanjutnya PT Jasa Marga ditugasi oleh pemerintah untuk membangun jalan tol dengan tanah yang dibiayai oleh pemerintah.

Pada 1987, pihak swasta mulai ikut berpartisipasi dalam membangun jalan tol. Bahkan sebagai operator jalan tol yang ditandai dengan perjanjian kuasa penguasahaan (PKP) dengan PT Jasa Marga.

Hingga tahun 2007, sudah 553 kilometer jalan tol yang dibangun dan dioperasikan di Indonesia. Dari panjang tersebut, 418 kilometer dioperasikan oleh PT Jasa Marga dan 135 kilometer oleh swasta.

Baca juga: Ini Besaran Denda Tilang Elektronik di Jalan Tol

Fungsi jalan tol

  1. Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang
  2. Meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.
  3. Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.
  4. Meringankan beban dana pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan.

Manfaat jalan tol

Baca juga: Catat, Ini Jenis Pelanggaran Tilang Elektronik di Jalan Tol

  1. Pembangunan jalan tol akan berpengaruh pada perkembangan wilayah dan peningkatan ekonomi.
  2. Meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas orang dan barang.
  3. Pengguna jalan tol akan mendapatkan keuntungan berupa penghematan biaya operasi kendaraan dan waktu dibanding melewati jalan non tol.
  4. Badan usaha mendapatkan pengembalian investasi melalui pendapatan tol yang tergantung pada kepastian tarif tol.

Diberitakan Kompas. (3/2/2019), dalam empat tahun terakhir pemerintah telah membangun jalan tol sepanjang 782 kilometer.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), memberikan gambaran sejak Jalan Tol Jagorawi dibangun pada 1978 semua negara melihat ke Indonesia. Hingga tahun 2014 atau hampir 40 tahun pemerintah baru bisa membangun 780 kilometer.

Diberitakan Kompas.com (29/10/2019), pemerintah mentargetkan pembangunan jalan tol mencapai 4.700-5.200 kilimetor hingga tahun 2024.

Baca juga: Ini Update Titik-titik Banjir di Jalan Tol dari Jasa Marga

Pada lima tahun terakhir pemerintah telah membangun 1.500 kilometer ruas tol dan target bertambah menjadi 2.200 kilometer hingga 2019 atau awal 2020.

Percepatan insfrastruktur dibangun untuk membangun konektivitas dengan kawasan lain. Selain itu menjadi jembatan untuk membangun kawasan baru, seperti kawasan industri, kawasan perumahan, dan kawasan ekonomi.

(Sumber: Kompas.com/Rosiana Haryanti/Fika Nurul Ulya | Editor: Hilda B Alexander/Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi