KOMPAS.com - Dalam rangka memenangkan Perang Pasifik melawan negara-negara Barat, Jepang membutuhkan dukungan sumber daya manusia.
Dengan dalih menjaga pertahanan Indonesia, para pemuda di Indonesia dilatih kedisiplinan. Padahal, Jepang hanya membutuhkan mereka sebagai tenaga keamanan.
Dua organisasi semimiliter terbesar yang dibentuk Jepang kala itu yakni Seinendan dan Keibodan. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Masa Pendudukan Jepang di Indonesia (2019):
Seinendan
Seinendan atau Korps Pemuda dibentuk pada 29 April 1943. Tujuannya, mendidik dan melatih pemuda pribumi agar dapat menjaga pertahanan.
Baca juga: PETA, Pasukan Indonesia Bentukan Jepang
Jepang sebenarnya membutuhkan para pemuda terlatih ini untuk jadi prajurit perangnya.
Rencananya, Seinendan akan ditempatkan sebagai barisan cadangan yang akan mempertahankan garis belakang.
Pembinaan Seinendan dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Bagian Pengajaran, Olah Raga, dan Seinendan.
Pemuda yang direkrut yang berusia 14-22 tahun. Tidak hanya pemuda di desa dan sekolah, Jepang juga merekrut hingga ke pabrik dan perumahan.
Ada bagian khusus putri yakni Josyi Seinendan yang dibentuk pada 1944.
Baca juga: Heiho dan PETA, Organisasi Militer Bentukan Jepang
Untuk menyukseskan Seinendan, Jepang juga memperluas Seinen Kunrensyo atau Lembaga Pelatihan-pelatihan Pemuda.
Seinen Kunrensyo kemudian diubah menjadi Cuo Seinen Kunrensyo atau Lembaga Pusat Pelatihan Pemuda.
Para peserta diajarkan latihan dasar kemiliteran tanpa menggunakan senjata. Hingga akhir pendudukan Jepang, jumlah anggota Seinendan mencapai dua juta.
Tokoh-tokoh Indonesia yang pernah menjadi anggota Seinendan antara lain, Sukarni dan Latief Hendraningrat.
Baca juga: Kedatangan Jepang di Indonesia, Mengapa Disambut Gembira?
Keibodan
Jepang juga membentuk Keibodan, yang berfungsi sebagai pembantu polisi. Keibodan bertugas menjaga lalu lintas dan menjaga keamanan di desa.
Awalnya, mereka yang direkrut Keibodan adalah yang berusia 20-35 tahun. Belakangan, diubah menjadi 25-25 tahun. Untuk menjadi anggota harus berbadan sehat dan berkelakuan baik.
Pembina keibodan adalah Departemen Kepolisian (Keimubu). Di daerah (syu), dibina oleh Bagian Kepolisian (Keisatsubu).
Pelatihan digelar di Sukabumi yang kelak menjadi Sekolah Kepolisian. Lama waktu pelatihan satu bulan.
Baca juga: Jawa Hokokai, Organisasi Pergerakan pada Masa Pendudukan Jepang
Anggota Keibodan sengaja dijauhkan agar tidak terpengaruh golongan nasional. Sebagian mereka terpaksa bergabung Keibodan karena takut pada Jepang yang mengumpulkan massa secara paksa.
Organisasi ini besar di Jawa hingga ke tingkat desa. Namun di Sumatera dan di daerah yang dikuasai Angkatan Laut, ada organisasi serupa namanya Bogodan. Sementara di Kalimantan namanya Borneo Konan Hokokudan.
Adapun di kalangan keturunan Tionghoa, namanya Kakyo Keibotai. Jumlah anggota Keibodan mencapai satu juta.
Baca juga: Pemerintahan Sipil Jepang di Indonesia
Perbedaan Seinendan dan Keibodan
Seinendan dan Keibodan sama-sama dibentuk untuk kebutuhan Jepang. Namun ada sejumlah perbedaan. Berikut perbedaaannya:
- Seinendan dibentuk untuk menambah cadangan armada perang, sementara Keibodan untuk menjadi pembantu polisi.
- Kriteria aggota Seinendan berusia 14 sampai 22 tahun. Keibodan anggotanya lebih tua, berusia 25-35.
- Seinendan berjumlah hingga dua juta orang sementara Keibodan satu juta orang.