Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bintang Berkedip pada Malam Hari?

Baca di App
Lihat Foto
Ako Rondo PA
Bintang-bintang di langit Papandayan
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Saat kita memandang ke langit pada malam hari, akan melihat benda langit yang tampak bercahaya dan berkelap-kelip.

Tahukah kamu benda langit yang berkelap-kelip itu adalah bintang?

Dilansir Live Science, bintang-bintang akan berkelap-kelip karena cahayanya harus melewati kantong atmosfer bumi.

Kantong atmosfer itu bervariasi dalam suhu dan kepadatan, dan semuanya bergejolak.

Pada malam hari, sebuah bintang tampak bergeser posisi secara konstan ketika cahaya dibiaskan ke sana-sini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apa Itu Bintang? Asal dan Variasinya

Para astronom mencoba untuk mengatasi kelap-kelip dengan menggunakan optik adaptif. Di mana banyak cermin kecil pada ruang lingkup dan terus menerus menyesuaikan untuk memungkinkan gangguan atmosfer.

Mereka juga dapat menggunakan teleskop berbasis ruang untuk melakukan pengamatan. Teleskop yang mengorbit Bumi di atas atmosfer menghindari masalah yang disebabkan oleh turbulensi.

Planet tak berkelap-kelip

Di sisi lain, planet tidak tampak berkelap-kelip. Karena jarak planet lebih dekat ke Bumi dari pada bintang-bintang yang kita lihat.

Planet-planet akan tampak sedikit lebih besar dalam bidang penglihatan kita. Karena planet-planet tampak lebih besar, maka cahaya yang memantul darinya kurang tergeser oleh kantong udara di atmosfer atas yang bergolak.

Tapi itu aturannya tidak keras. Planet-planet bisa tampak berkelap-kelip ketika atmosfer sangat bergejolak.

Baca juga: Nama Bintang dan Planet dari Rasi Centaurus Diambil dari Bahasa Nias

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), bintang kelap-kelip terlihat ke mata tanpa bantuan adalah hasil turbulensi yang umum dan diketahui di atmosfer.

Jika penglihatan yang buruk lewat teleskop merupakan hasil dari turbulensi di atmosfer rendah.

Turbulensi baik di atmosfer atas atau bawah menghasilkan daerah yang tidak stabil dengan berbagai kepadatan. Itu mengurangi kemampuan atmosfer untuk memungkinkan seberkas cahaya dengan intensitas yang tidak berubah.

Ketika cahaya dari benda langit digerakan dengan cepat dan acak oleh atmosfer, maka gambar yang dibentuk oleh teleskop kecil.

Dari miliaran bintang yang menyusun alam semesta yang dapat diamati, hanya sebagian kecil yang terlihat oleh mata telanjang.

Banyak bintang terjadi berpasangan, banyak sistem, atau gugusan bintang.

Baca juga: Air di Planet Mars Tiba-tiba Lenyap, Ke Mana Perginya?

Bintang juga bervariasi dalam jumlah cahaya yang dipancarkan. Bintang seperti Altair, Alpha Centauri A dan B, dan Procyon A disebut bintang kerdil.

Dimensi mereka kira-kira sebanding dengan matahari. Sirius A dan Vega meskipun jauh lebih terang juga merupakan bintang katai.

Suhu yang lebih tinggi menghasilkan tingkat emisi yang lebih besar. Aldebaran A, Arcturus dan Capella A adalah contoh dari bintang-bintang raksasa. Itu dimensinya jauh lebih besar daripada matahari.

Diberitakan Kompas.com (3/4/2018), beberapa waktu lalu Badan antariksa milik Amerika Serikat (NASA) untuk pertama kalinya membidik bintang raksasa biru yang jaraknya 9 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Nama bintang itu adalah MACS J1149+2223 Lensed Star 1 (LSI) atau dijuluki Icarus.

Icarus berhasil ditangkap setelah para astronom menggabungkan kekuatan teleskop Hubble dengan efek alami yang membuat obyek yang letaknya sangat jauh tampak lebih terang dari biasanya.

Baca juga: Venus, Planet Paling Terang di Tata Surya

Para astronom menyebut teknologi ini dengan istilah lensa gravitasi. Lensa gravitasi adalah obyek besar yang ada di ruang angkasa.

Lensa ini mampu memperbesar bintang dan galaksi yang letaknya tidak dapat dijangkau tata surya.

Bintang Icarus letaknya sangat jauh dari tata surya kita. Dampaknya, para astronom tidak benar-benar melihat cincin Einstein.

(Sumber: Kompas.com/Gloria Setyvani Putri | Editor: Gloria Setyvani Putri)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi