Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evolusi: Pengertian dan Perkembangannya

Baca di App
Lihat Foto
Rudolph Zallinger/Early Man
Ilustrasi March of Progress oleh Rudolph Zallinger yang dimuat di buku Early Man (1965). Ilustrasi ikonis ini membuat banyak orang salah memahami evolusi.
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Makhluk hidup yang ada di bumi akan mengalami perubahan sosial budaya secara lambat dan berubah secara berlahan-lahan. Itu disebut sebagai evolusi.

Biasanya hal-hal perubahan yang terjadi berlangsung sejarah bertahan tanpa disadari dan di rencanakan terlebih dahulu.

Evolusi merupakan cabang biologi yang memperlajari sejarah asal usul makhluk hidup serta keterkaitan genetik antara makhluk hidup satu dengan yang lain.

Arti evolusi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), evolusi adalah perubahan (pertumbuhan dan perkembangan) secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan atau sedikit demi sedikit.

Baca juga: Evolusi Bola Lampu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara harfiah dapat diartikan sebagai perubahan perlahan-lahan.

Pada situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), evolusi biologi adalah perubahan atau perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka lama dari bentuk sederhana menuju bentuk yang lebih kompleks.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), evolusi merupakan teori dalam biologi yang mendalihkan bahwa berbagai jenis tanaman, hewan, dan makhluk hidup lainnya di Bumi berasal dari jenis-jenis yang sudah ada sebelumnya.

Ada perbedaan yang dapat dibedakan dan disebabkan oleh modifikasi pada generasi-generasi berikutnya.

Kategori evolusi

Secara garis besar ada beberapa kategori evolusi, yakni:

  1. Evolusi progresif, adalah evolusi yang mengarah pada kemungkinan populasi suatu spesies dapat bertahan hidup.
  2. Evolusi regresif, ini merupakan evolusi yang mengarah pada kemungkinan populasi suatu spesies menjadi punah.
  3. Evolusi divergenevolusi konvergen, adalah perubahan pada organ yang berbeda pada spesies-spesies yang memiliki hubungan kekerabatan jauh menuju kesamaan fungsi organ tersebut. Itu merupakan perubahan dari satu spesies menjadi banyak spesies baru.

Baca juga: Museum Purbakala Sangiran, Tempat Belajar Evolusi Manusia

Teori evolusi

Istilah evolusi sudah ada cukup lama. Bahkan beberapa tokoh-tokoh menyampaikan masalah teori evolusi.

Para filsuf Yunani klasik percaya adanya evolusi kehidupan. Plato (427-247 SM) percaya pada dua dunia, yaitu dunia yang ideal dan abadi serta dunia maya yang tidak sempurna.

Kedua dunia tersebut dapat dipahami dengan menggunakan alat indera manusia. Menurutnya evolusi akan mengubah dunia yang organismenya sudah ideal dan teradaptasi sempurna dengan lingkungannya.

Aristoteles (384–322 SM) menganut teori skala alami (scalae naturae). Skala alami tersebut membahas bahwa semua bentuk kehidupan disusun menurut suatu skala atau tangga yang kompleksitasnya meningkat kearah atas.

Pada setiap bentuk kehidupan mempunyai suatu tangga dengan anak tangganya yang masing-masing berada pada tingkatan berbeda.

Pandangan Aristoteles soal hidup ini berlaku selama 2000 tahun. Spesies diyakini telah permanen, sempurna, dan tidak berkembang lagi.

Baca juga: Menurut Sejarawan, Teori Evolusi Darwin Lahir dari Indonesia

Pada tahun 1700-an, perkembangan ilmu biologi di Eropa dan Amerika didominasi oleh teori teologi alam. Carolus Linneasus, menjelaskan bahwa semua tumbuhan dan hewan yang ada sekarang awalnya dengan serentak diciptakan di atas Bumi dengan satu ciptakaan saja.

Teori evolusi Darwin

Pada abad ke-19, seorang naturalis asal Inggris, Charles Darwin berpendapat bahwa organisme muncul karena evolusi. Ia memberikan penjelasan ilmiah yang pada dasarnya benar tetapi tidak lengkap.

Penjelasan ilmiah tentang bagaimana evolusi terjadi dan mengapa organisme memiliki ciri-ciri. Seperti sayap, mata, dan ginjal terstruktur dengan jelas untuk melayani fungsi-fungsi tertentu.

Seleksi alam adalah konsep dasar. Seleksi alam terjadi karena individu yang memiliki sifat lebih berguna, seperti penglihatan atau kaki yang lebih cepat.

Teori yang dikemukakan Darwin hasil pengamatannya selama berlayar dengan kapal Beagle ke kepulauan Galapagos. Selain itustudi terhadap berbagai ilmu.

Dengan pengamatan dan kajian yang mendalam, Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya dalam buku yang berjudul On The Origin of Species by Means of Natural Selection atau Asal Mula Spesies yang Terjadi Melalui Seleksi Alam.

Baca juga: Pernah Punah, Burung yang Tak Bisa Terbang Ini Ada Lagi karena Evolusi

Dalam bukunya disebutkan dua teori utama. Pertama, spesies-spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup dimasa lalu. Kedua, seleksi alam merupakan penyebab evolusi adaptif.

Terori evolusi Darwin menolak kalau makhluk hidup terjadi karena suatu penciptaan yang mendadak dan mereka berwujud sama selama menghuni Bumi.

Alfred Russel Wallace (1823-1913) menyatakan suatu teori seleksi alam yang pada dasarnya sama dengan yang dikemukakan oleh Darwin.

Teori itu berasal dari hasil ekspedisi ke daerah bekas jajahan Inggris di Malaysia, kemudian Borneo (Kalimantan), Sulawesi, dan Maluku. Hasilnya menunjukkan jika fauna di Indonesia Barat berbeda dengan Indonesia Timur.

Pengamatan lain tentang hukum alam yaitu terjadinya persaingan antara individu intra maupun inter spesies atau survival of the fittest.

Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace punya pendapat mengenai Jerapah.

Jerapah awalnya memiliki variasi panjang leher, ada yang pendek ada yang panjang. Seleksi alam lebih menguntungkan jerapah leher panjang.

Jerapah leher panjang bisa menjangkau daun yang tinggi, bisa bertahan hidup sedangkan yang leher pendek tidak bisa.

Jerapah leher panjang diwariskan pada keturunannya. Pada generasi berikutnya leher jerapah tetap bervariasi, tapi didominasi oleh jerapah leher panjang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi