Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Kenampakan Bumi, Faktor dan Dampaknya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA
Pemandangan dari Puncak Widosari Kulon Progo
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Permukaan Bumi akan selalu mengalami perubahan seiring waktu.

Daratan dan lingkungan merupakan permukaan Bumi yang dapat berubahan. Banyak faktor yang memengaruhi perubahan permukaan Bumi, baik yang terjadai karena alam atau ulah manusia.

Faktor yang memengaruhi perubahan Bumi

Ada beberapa faktor yang memengaruhi perubahan pada Bumi, yakni:

  1. Pengaruh pasang surut air laut
  2. Pengaruh Kebakaran hutan

Baca juga: Ilmuwan Temukan 1.000 Triliun Ton Berlian di Bawah Permukaan Bumi

Berikut penjelasannya:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Pengaruh pasang surut air laut

Daratan dapat berubah karena adanya pasang air laut. Pasang air laut ini disebabkan adanya gaya gravitasi.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), penyebab utama terjadinya pasang surut air laut dari gaya gravitas Bulan pada Bumi.

Pasang surut air laut dapat dianggap sebagai gelombang paksa. Di mana sebagian gelombang berjalan dan sebagian gelombang berdiri.

Di permukaan Bumi, gaya gravitasi Bulan lebih besar dari Matahari. Tindakan pasang surut Bulan muncul dari variasi medan gravitasinya di atas permukaan Bumi dibandingkan dengan kekuatannya di pusat Bumi.

Dampaknya adalah air cenderung menumpuk dibagian permukaan Bumi secara langsung. Kemudian menuju dan berhadapan langsung dengan Bulan dan menipis di tempat lain.

Daerah yang menumpuk air bergerak di atas permukaan, karena posisi Bulan bervariasi terhadap Bumi.

Baca juga: Foto Permukaan Bumi Google Maps Semakin Bening

Pada pasang surut air laut tersebut ada sekitar dua pasang rendah dan pasang surut per hari. Selama Bumi berputar, saat pasang naik akan terbentuk ke arah Bulan, sedangkan pasang lainnya selalu disisi Bumi yang berlawanan.

Berdasarkan faktor pembangkit, pasang air dan pasang surut ait laut dapat dibagi dua kategori, yakni:

  1. Pasang Purnama
  2. Pasang Perbani

Berikut penjelasan dua kategori tersebut:

Pasang purnama ini terjadi ketika Bumi, Bulan, dan Matahari berada di posisi garis lurus.

Peristiwa itu akan menghasilkan pasang naik dan pasang surut tertinggi. Seringnya pasang purnama terjadi saat bulan baru dan bulan purnama.

  • Pasang perbani

Pasang perbani terjadi saat Bulan, Bumi, dan Matahari membentukan sudut siku-siku.

Pada saat itu akan menghasilkan pasang naik dan pasang surut terendah. Biasanya pasang perbani terjadi pada bulan paruh.

Saat terjadi pasang surut air laut banyak dimanfaatkan oleh manusia.

  • Nelayan mencari ikan
  • Membantu pembuatan garam
  • Dipakai sebagai pembangkit tenaga listrik
  • Dimanfaatkan kapal-kapal besar untuk berlabuh di dermaga.

Baca juga: Hidrolik Jembatan Rusak, Jadwal Penyeberangan Feri Tergantung Pasang Surut Air Laut

2. Pengaruh kebakaran hutan

Kebakaran hutan juga akan berpengaruh pada perubahann permukaan Bumi. Karena hutan banyak menyediakan kebutuhan manusia dan juga sebagai paru-paru dunia.

Saat hutan terbakar maka akan menjadi sebagai salah satu bencana. Karena kebekaran hutan akan berdampak musnahnya harta benda alam dan lingkungan sekitar.

Selain itu akan memengaruhi bentuk daratan. Daratan yang awalnya hijau dengan pepohonan menjadi kering atau hitam karena bekas kebakaran.

Kebakaran hutan bisa disebabkan oleh faktor alam dan manusia. Saat musim kemarau berkepanjangan bisa menyebabkan kebakaran, karena daun atau ranting dalam kondisi kering.

Pada faktor manusia bisa disengaja dengan membakar atau kelalaian, seperti membuang puntung rokok atau meninggalkan perapian yang masih menyala di hutan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi