Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Asal Usul Bulan

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi Bulan.
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Bulan diperkirakan berusia kurang lebih 4,5 miliar tahun. Diperkirakan usia batuan Bulan yang paling muda 3,1 miliar tahun.

Dilansir dari National Geographic, ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai asal-usuL terbentuknya Bulan.

Beberapa teori mengenai bagaimana terbentuknya Bulan, yakni:

  1. Teori Kondensasi
  2. Teori Fisi
  3. Teori Tangkapan

Berikut penjelasannya:

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pioneer 10 Jadi Satelit Pertama Buatan Manusia yang Keluar dari Tata Surya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Teori Kondensasi

Pada teori ini menyatakan jika Bulan terbentuk bersamaan dengan Bumi. Keduanya berasal dari nebula asli yang membentuk sistem tata surta.

Ketika diketahui ukuran antara Bulan dan Bumi sebanding, sistem Bumi dan Bulan kadang dijuluki sebagai Planet Ganda.

Kelemahan pada teori ini, karena Bulan dan Bumi terkondensasia bersama. Gaya gravitasi Bumi akan menyebabkan Bulan menjadi bagian planet Bumi dan bukan satelit alami.

Pada akhirnya teori ini ditolak karena jika kedua terkondensasi bersama-sama, maka akan berbagi bersifat yang mirip, seperti gaya gravitasi.

2. Teori Fisi

Teori ini menyatakan jika Bulan adalah pecahan Bumi saat pembentukannya.

Ada kemiripan dalam komposisi batuan keduanya. Namun tidak akan sama secara keseluruhan. Karena material pembentukan Bulan berasal dari sebagian material Bumi, yaitu hanya dari bagian Kerak Bumi saja.

Pada 1800, George Darwin memberikan pendapat bahwa Bulan tampak begitu mirip dengan Bumi pada satu titik dalam sejarah Bumi.

Baca juga: Astronom Deteksi Obyek Tata Surya Terjauh dalam Sejarah

Bumi mungkin telah berputar begitu cepat, sehingga ada bagian dari Bumi terlepas dan berputar ke angkasa tapi terus ditambatkan oleh gravitasi Bumi.

Saat para peneliti menganalisis batuan bulan dan mulai dilakukan perbandingan. Mereka membuat sebagian besar terori ini menjadi omong kosong. Karena komposisi Bulan berbeda dengan batuan yang ada di Samudera Pasific.

3. Teori Tangkapan

Pada teori ini disebutkan bahwa Bulan adalah benda angkasa yang ditangkap oleh gaya gravitasi Bumi.

Teori ini menunjukan Bulan berasal dari suatu tempat di galaksis Bima Sakti yang benar-benar independen dari Bumi.

Materi Bumi dan Bulan sama sekali berbeda. Para peneliti menyebutkan jika pada zaman dahulu saat awal lahirnya Bumi bertabrakan dengan benda seukuran planet Mars.

Akibatnya terbentuk piringan materi yang kemudian terkondensasi menjadi Bulan. Hal ini dapat menjelaskan bahwa hal seperti komposisi kimia, kemiringan sumbu rotasi, hadirnya sistem magma.

Jadi Obyek Penelitian

Dikutip dari Planetarium Jakarta, banyak misi penerbangan ke Bulan berhasil dilakukan.

Ada sekitar 6 misi Apollo (1970-1976) berhasil mengambil contoh tanah atau batuan Bulan sekitar 382 kilogram lalu diteliti.

Baca juga: Kali Pertama, Para Astronom Temukan Bulan di Luar Tata Surya Kita

Pendaratan astronot pertama kali adalah pada misi Apollo 11, yakni Neil Amstrong, Edwin Aldrin, dan Michael Collins.

Penelitian terhadap Bulan terus mengalami peningkatan. Baik sekedar lintas dekat , mengorbit, maupun meneliti permukaan Bulan.

Banyak instrumen yang diletakan di Bulan, seismometer dan gravimeter.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), berabad-abad pengamatan dan penyelidikan ilmiah telah berpusat pada sifat dan asal mula Bulan.

Studi awal tentang gerakan dan posisi Bulan memungkinkan prediksi pasang dan menyebabkan perkembangan kalender. Bulan adalah dunia baru pertama di mana manusia menginjakkan kaki.

Informasi yang dibawa kembali dari ekspedisi tersebut telah menghasilkan pengetahuan tentang Bulan yang melampaui semua benda kosmik lain kecuali Bumi itu sendiri.

Meskipun masih banyak pertanyaan tentang komposisi, struktur, dan sejarahnya, menjadi jelas bahwa Bulan memegang kunci untuk memahami asal usul Bumi dan tata surya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi