Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Bahasa dan Dialek

Baca di App
Lihat Foto
Asosiasi Tradisi Lisan
Aksara Bugis diajarkan di Sekolah Budaya Bugis Kabupaten Wajo.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Selama ini bahasa yang digunakan dalam sehari-hari ternyata mengandung dialek. Dialek tersebut memiliki banyak ragam yang berkaitan dengan aktivitasnya.

Dilansir dari situ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ragam bahasa Indonesia terbagi menjadi lima, yaitu:

Bahasa yang digunakan oleh seseorang sangat dipengaruhi oleh konteks sosial budaya yang ada di sekelilingnya.

Konteks budaya tersebut juga bergantung pada status sosial, aktivitas, daerah geografis, usia, dan lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahasa yang digunakan masyarakat di perkotaan akan berbeda dengan bahasa yang digunakan masyarakat daerah pedesaan.

Hal itu karena konteks sosial budaya di masing-masing wilayah berbeda dan menyertai kehidupan masyarakatnya.

Baca juga: Siapa Penemu Bahasa Indonesia?

Misalnya, seorang pelajar yang tinggal di daerah perkotaan akan memiliki dialek yang berbeda dengan pelajar yang tinggal di daerah pedesaan atau pinggiran kota. Meski keduanya berada di sekolah yang sama.

Bahasa membentuk dialek

Terjadinya bahasa membentuk dialek dikarenakan pengaruh non bahasa, terutama politik, kebudayaan, dan ekonomi. Akhirnya muncul keberagaman dialek dan aksen menurut pemakainya.

Dialek merupakan kata-kata di atas tanah kelahirannya. Sedangkan bahasa Indonesia menjadi bahasa baku atau resmi di Indonesia.

Meski begitu, tiap daerah memiliki aksen atau dialek yang unik ketika berbahasa Indonesia.

Misalnya orang Papua memiliki dialek unik ketika menggunakan bahasa Indonesia, begitu juga dengan orang Madura, Manado, dan sebagainya.

Semuanya menggunakan bahasa yang sama yaitu bahasa Indonesia, namun menggunakan logat masing-masing.

Dari hal tersebut, dapat diketahui identitas sosialnya. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa membentuk dialek melalui perbedaan tempat atau sering disebut dialek regional.

Baca juga: Masyarakat China dan Sumbangsih pada Bahasa di Indonesia

Dialek bahasa juga bisa disebabkan oleh latar belakang pendidikan, pekerjaan atau faktor derajat resmi situasinya.

Sebagai contoh, banyak orang yang menggunakan frikatif labiodental tak bersuara seperti (f) pada nama Jusuf, Fahrudin, Fransiska dan lainnya.

Namun, banyak dari masyarakat yang justru melafalkannya dengan konsonan bilabial tak bersuara (p) menjadi Jusup, Pahrudin, Pransiska, dan lainnya.

Dialek ini disebabkan latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan faktor derajat resmi yang berbeda atau sering disebut dialek sosial.

Sehingga bahasa membentuk dialek melalui perbedaan latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.

Dialek membentuk bahasa

Dialek merupakan sebuah bentuk ujaran setempat atau daerah yang berbeda-beda. Dialek memiliki ciri umum.

Dalam perkembangannya, dialek merupakan suatu bahasa daerah yang kemudian layak di pergunakan dalam karya sastra daerah yang bersangkutan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bahasa Asli Alaska, Eyak Punah

Namun karena pengaruh faktor politik, kebudayaan, dan ekonomi menyebabkan beberapa dialek menjdi sederajat dan bisa diterima sebagai bahasa baku.

Selain beberapa faktor tersebut, munculnya bahasa baku juga dipicu oleh adanya kebutuhan dari beberapa kelompok masyarakat yang saling terpisah, untuk berhubungan satu sama lain.

Dari sudit pandang tersebut, yang dinamakan bahasa baku atau standar adalah bahasa atau dialek yang dipilih oleh anggota masyarakat untuk saling berkomunikasi.

Dipilihnya suatu dialek menjadi bahasa baku juga karena bahasa atau dialek tersebut dianggap paling baik oleh masyarakat banyak dan akan memakainya.

Bantuk dari bahasa baku ini kemudian menjadi model percontohan bagi seluruh rakyat.

Dalam praktiknya, seseorang yang akan berbahasa di samping menyesuaikan diri dengan menggunakan bahasa baku tersebut. Yang bisa dimengerti oleh orang banyak.

Hal tersebut menjadi cara dialek yang merubah bahasa menjdi universal, baik tingkat regional, nasional, maupun internasional.

Baca juga: 10 Manfaat Besar bila Kamu Mahir Bahasa Asing

Sebelum bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahas nasional, pada awalnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

Di mana bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa daerah dengan dialek khusus.

Atas kesepakatan bersama, dengan berbagai alasan. Bahasa tersebut lebih familiar dan mudah menyebar luas dibandingkan bahasa etnik lainnya. Bahasa Indonesia kemudian dijadikan bahasa resmi atau baku.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemendikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi