Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awan: Pengertian, Jenis, dan Proses Terbentuknya

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
Ilustrasi awas
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Awan merupakan massa tetesan air atau kristal es yang menggantung di atmosfer. Awan terbentuk ketika air mengembun di langit.

Dilansir dari National Aeronautics and Space Administration (NASA), air yang mengembun terjadi karena adanya kondensasi. Awan menjadi salah satu unsur yang penting dari cuaca dan iklim di Bumi.

Pengertian awan adalah sekumpulan tetesan air atau kristal es di dalam atmosfer yang terjadi karena pengembunan atau pemadatan uap air yang terdapat di udara.

Terbentuknya awan

Udara selalu mengandung uap air. Uap air yang meluap akan menjadi titik-titik air dan terbentuklah awan. Berikut beberapa cara terbentuknya awan:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Angin: Faktor dan Jenisnya

Faktor terjadinya awan

Terdapat beberapa unsur yang mampu memengaruhi terbentuknya awan, sebagai berikut:

Angin yang tinggi, terjadi evaporasi yang besar sehingga mempercepat terbentuknya awan.

Dengan adanya pergerakan tekanan udara yang ditimbulkan maka memengaruhi pergerakan awan.

Semakin tinggi kelembaban udara, awan akan terlihat semakin mendung.

Wujud atau bentuk awan tergantung dari berbagai hal, yaitu:

1. Massa udara
2. Suhu awan
3. Gerak udara

Beberapa jenis awan

Pembagian awan terbagi sebagai berikut:

Awan yang berada di ketinggian antara 6-12 kilometer di atas permukaan laut (dpl). Terdiri dari kristal es dan memiliki beberapa kategori, yaitu:

Awan halus dengan struktur seperti serat. Berbentuk seperti bulu burung dan tersusun seperti pita yang melengkung di langit.

Sehingga awan cirrus tampak bertemu di satu atau dua titik pada horizon. Sering terdapat kristal es di dalamnya dan awan tidak menimbulkan hujan.

Baca juga: Mengenal Angin Muson Asia-Australia

Awan ini berbentuk seperti kelambu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah.

Terkadang awan ini juga berbentuk seperti anyaman yang tidak beraturan.

Awan ini sering menimbulkan hallo, yaitu lingkaran yang bulat dan mengelilingi matahari atau bulan dan biasa terjadi pada musim kering.

  • Cirrocumulus

Awan ini berpola putus-putus dan penuh dengan kristal es. Awan ini sering berbentuk seperti segerombolan domba dan menimbulkan bayangan di permukaan bumi.

  • Awan menengah

Awan yang berada di ketinggian antara 3-6 kilometer dpl. Kelompok awan memengah antara lain:

  • Altocumulus

Awan yang berukuran kecil tetapi berjumlah banyak. Berbentuk seperti bola yang tebal berwarna putih hingga pucat. Terdapat warna kelabu di beberapa bagian awan alto cumulus.

Awan ini bergerombol dan sering berdekatan sehingga tampak saling bergandengan.

  • Altostratus

Awan yang bersifat luas dan tebal dengan warna kelabu.

Baca juga: Peduli Perubahan Iklim, Ini Isu dan Agenda Tingkat Dunia yang Perlu Diketahui

  • Awan rendah

Awan yang berada di ketinggian kurang dari 3 kilometer dpl. Kelompok awan rendah sebagai berikut:

  • Stratocumulus

Awan yang berbentuk bola-bola yang sering menutupi seluruh langit sehingga tampak menyerupai gelombang di lautan. Awan ini sangat tipis dan tidak menimbulkan hujan.

  • Stratus

Berada pada posisi yang rendah dan awan yang sangat luas dengan ketinggian kurang dari 2.000 meter.

Awan ini menyebar seperti kabut dan tampak berlapis-lapis. Awan ini juga tidak menimbulkan hujan.

  • Nimbostratus

Awan berbentuk tidak menentu dengan tepi yang tidak rapi. Awan ini menimbulkan hujan gerimis, berwarna putih sedikit gelap, dan penyebarannya di langit cukup luas.

  • Awan akibat udara naik

Awan yang berada pada ketinggian antara 500 meter hingga 1.500 meter dpl. Kelompok awan ini adalah:

  • Cumulus

Awan tebal yang terbentuk pada siang hari karena udara yang naik. Awan akan terlihat terang jika mendapatkan sinar langsung dari matahari dan terlihat bayangan berwarna kelabu jika mendapatkan sinar di sebagian sisinya.

  • Cumulonimbus

Awan ini menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur. Memiliki volume besar dengan ketebalan yang tinggi. Posisi rendah dan puncak yang tinggi sebagai menara.

Terjadinya hujan tidak tergantung pada tebal tipisnya awan, namun musim. Pada musim kering, meski awan tinggi tebal belum tentu turun hujan karena faktor dominan angin.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: NASA
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi