KOMPAS.com - Bagaimana bisa pembagian satu jam menjadi 60 menit? Pembagian ini dilakukan secara praktis sekitar 400 tahun dan menjadi terobosan dari kemajuan ilmu pengetahuan modern.
Dilansir dari Live Science, selama ribuan tahun, peradaban kuno harus memandang langit untuk mengukur waktu.
Untuk menghitung tahun, mereka harus melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan Bumi untuk menyelesaikan satu orbit mengelilingi matahari.
Untuk mengukur waktu bulan, mereka menghitung seberapa lama Bulan mengorbit Bumi. Selain itu dalam menghitung minggu dan hari dihitung dari durasi satu rotasi Bumi pada porosnya.
Kehadiran jam, menit, dan detik menjadi terobosan dalam penghitungan waktu sampai saat ini.
Sistem bilangan
Penggunaan angka 60 sudah di mulai pada bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria merupakan peradaban kuno di Mesopotamia selatan yang menggunakan sistem bilangan yang berbeda.
Baca juga: Mengapa Orang Pakai Arloji di Tangan Kiri?
Pada saat ini, dalam penulisan angka menggunakan desimal atau basis 10. Sedangkan bangsa Sumeria menggunakan basis 12 (duodecimal) dan basis 60 (sexigesimal).
Tidak diketahui persis mengapa mereka memilih sistem ini. Namun, terdapat beberapa teori sebagai berikut:
- Menghitung sampai 12
Dalam buku The Universal History of Numbers (2000) karya David Bello, banyak budaya kuno menggunakan tiga segmen dari masing-masing jari untuk menghitung sampai 12 pada satu tangan.
Dihipotesiskan, 60 muncul dari menggunakan lima jari satu tangan dengan dua belas segmen yang lain.
- Pecahan bukan berulang
Lebih sedikit fraksi yang memiliki demisal berulang (mislanya 1/3=0,333....) ketika ditulis dalam sexagesimal.
Oleh sebab itu, bangsa Sumeria tidak memiliki gagasan mengenai pecahan digit berulang. Bahkan untuk menghitung 7/6 mereka tidak tahu.
- Angka penting
Dua belas adalah angka penting bagi bangsa Sumeria dan bangsa Mesir. Sebagai contoh, jumlah siklus dalam setahun dan rasi bintang zodiak berjumlah 12.
Bahkan siang dan malam masing-masing dibagi menjadi 12 dari satu hari berjumlah 24 jam lahir.
Baca juga: Dennis Adishwara Pernah Alergi karena Salah Pilih Jam Tangan
Sistem 60 menit
Setelah bangsa Sumeria sudah mengembangkan angka 60 sejak 2000 Sebelum Masehi, kemudian sistem 60 menit diciptakan oleh Hipparchus dan astronom Yunani.
Sistem tersebut dikembangkan oleh orang Babilonia yang sebelumnya sudah menaklukkan bangsa Sumeria.
Masyarakat Babilonia membuat perhitungan astronomi yang sama dengan sistem sexagesimal, yaitu menggunakan angka 60 sebagai dasarnya,
Sampai saat ini, masih belum diketahui alasan angka 60 dipilih untuk diterapkan dalam sistem waktu.
Namun angka 60 dianggap paling tepat dalam perhitungan.
Angka 60 adalah angka terkecil yang bisa dibagi oleh lima angka puluhan sebelumnya, yaitu 2,3,4,5,6, dan dibagi oleh angka 10,12,15,20, dan 30.
Meski sistem 60 menit sudah dikembangkan, masih ada yang menggunakan penunjuk waktu yang berbeda-beda jumlah waktunya.
Baca juga: Kevin Julio Nyaman Pakai Jam Tangan Vintage Peninggalan Sang Kakek
Jam mekanik
Pada akhir abad ke-14, jam mekanik pertama kalinya diciptakan di Eropa. Seorang astronom Yunani, Erastosthenes menggunakan sistem sexagesimal untuk membagi lingkaran menjadi 60 derajat.
Dirinya juga menggunakan sistem ini dalam menciptakan garis lintang. Garis lintang adalah garis yang melintasi tempat-tempat terkenal di Bumi saat ini.
Satu abad kemudian, Hipparchus juga membuat garis lintang menjadi sejajar menurut garis Bumi. Sehingga tercipta sistem garis bujur dalam 360 derajat.
Temuan Hipparchus dikembangkan oleh Claudius Ptolemaeus yang membagi 360 derajat menjadi bagian-bagian kecil.
Tampilan jam terbagi menjadi setengah, sepertiga, seperempat, bahkan kadang hanya 12 bagian.
Satuan menit baru ditampilkan pada abad ke-16, saat sudah terciptanya arloji yang lebih canggih.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.