Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Empat Hama, Blunder China Atasi Wabah Penyakit

Baca di App
Lihat Foto
VISUAL CHINA GROUP
Mahasiswa di Beijing berburu burung gereja di Istana Musim Panas dalam rangka Kampanye Empat Hama pada 1958.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Sebelum dilanda wabah virus Corona, China pernah kesulitan mengatasi penyakit.

Setengah abad lalu, pengobatan belum semaju sekarang. Kesadaran akan sanitasi juga masih minim.

Ketika Ketua Mao Zedong mulai memimpin pada 1949, China tengah menghadapi krisis kesehatan.

Infeksi menular di mana-mana. Dari kolera, pes, malaria, semuanya memyusahkan rakyat.

Keadaan ini tak sejalan dengan mimpi Mao memajukan perekonomian rakyat lewat perindustrian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Mao Zedong, Bapak Pendiri Republik Rakyat China

Program yang dikenal sebagai The Great Leap Forward atau Lompatan Jauh ke Depan itu tentunya membutuhkan tenaga kerja dan rakyat yang sehat.

Maka, untuk mengatasi wabah penyakit, Mao merancang Four Pests Campaign atau Kampanye Empat Hama.

Menyalahkan hewan

Tom Phillips dalam Humans: A Brief History of How We F*cked It All Up (2019) menuturkan, saat itu sebenarnya sudah ada solusi kesehatan yang jelas.

Seperti pengembangan vaksin, perbaikan sanitasi, dan hal-hal yang dibutuhkan dalam rangka hidup sehat.

Baca juga: Stalin Mata-matai dan Menganalisis Tinja Mao Zedong

Namun Mao memilih menyalahkan binatang. Ada empat binatang yang dituduh Mao menjadi sumber penyakit dan menghambat kemajuan.

Nyamuk, menyebabkan malaria. Tikus membawa pes. Peradaban manusia selama ratusan tahun memang menunjukkan kedua hewan ini menularkan penyakit mematikan dan membunuh jutaan manusia di seluruh penjuru bumi.

China mungkin akan baik-baik saja jika dua hewan itu saja yang dibasmi. Namun Mao merasa ada dua hewan lagi yang perlu dibantai.

Lalat, perlu dimatikan karena mengganggu dan menyebalkan. Kemudian burung gereja atau burung pipit, kata Mao menjadi hama karena mencuri benih dan biji-bijian.

Baca juga: Melepas Burung Pipit, Tradisi Masyarakat Tionghoa Saat Imlek...

Menurut Partai Komunis China, setiap tahunnya, seekor burung gereja memakan 4,5 kilogram benih dan biji-bijian.

Mereka menghitung, jika sejuta burung gereja bisa dibunuh, maka ada 60.000 warga yang bisa diberi makan.

Lihat Foto
National Library of Medicine
Poster Kampanye Empat Hama di China pada 1958
Awalnya berhasil...

Kampanye Empat Hama pun dimulai pada 1958. Rakyat China antusias berpartisipasi.

Poster dipajang di mana-mana. Anak kecil hingga lansia berlomba-lomba membunuh hewan.

Baca juga: Mengapa Burung Tidak Tersengat Listrik di Kabel Listrik?

Burung, menurut mereka saat itu, adalah hewan kapitalis. Anak sekolah diajarkan cara menembak burung gereja dengan senapan.

Sarang burung gereja dirusak. Telur-telur mereka dihancurkan. Para ibu-ibu memukulkan panci-panci sehingga burung gereja terbang terus, kelelahan, lalu mati.

Di Shanghai saja, diperkirakan ada 200.000 burung gereja yang mati di hari pertama Kampanye Empat Hama.

"Tidak ada prajurit yang boleh mundur, sampai pertarungan dimenangkan," tulis harian People's Daily.

Baca juga: Burung Beo, Bisa Menirukan Suara Manusia

Pertarungan memang berhasil dimenangkan. Totalnya, rakyat China berhasil mengalahkan 1,5 juta tikus, 11.000 ton nyamuk, 100.000 ton lalat, dan satu juta burung gereja.

Ternyata gereja membantu manusia

Setelah Kampanye Empat Hama berhasil, barulah masalah dimulai. Burung gereja yang awalnya dituduh mencuri pangan manusia, ternyata sebenarnya membantu manusia.

Burung gereja memang memakan benih dan biji-bijian. Namun selain itu, burung gereja juga memakan serangga, khususnya belalang.

Dengan habisnya burung gereja, belalang pun berkembang biak dengan mudahnya. Jumlahnya membeludak.

Baca juga: Fakta Unik Burung Hantu, Ternyata Jago Berenang

Jika burung gereja hanya memakan sedikit benih dan biji-bijian, belalang, dalam jumlah banyak, menghancurkan seluruh sawah dan ladang.

Ahli burung Tso-hsin Cheng sebenarnya sudah pernah berusaha memperingatkan bencana yang timbul dari kampanye membunuh burung gereja ini.

Namun pendapatnya baru didengar pada 1959. Mao pun mencoret burung gereja dari daftar empat hama dan menggantikannya dengan kutu kasur.

Namun semua sudah terlambat. sejuta burung gereja yang sudah mati tak bisa dikembalikan.

Diperparah oleh badai dan kesalahan sistem agrikultur, China pun mengalami kelaparan hebat hingga 1962.

Baca juga: Partai Komunis China Minta Anggotanya Rayakan Hari Ulang Tahun Politik, Apa Itu?

Kelaparan itu membunuh 15 hingga 30 juta rakyat China.

Lagi-lagi salahkan hewan

Sikap China yang cenderung menyalahkan hewan tak berhenti pada Kampanye Empat Hama saja.

Seakan lupa pada blundernya, China kembali membantai hewan mamalia mulai dari kucing luwak hingga musang.

Saat itu, mereka dituduh menyebarkan wabah virus SARS.

Wabah corona yang melanda China kini pun, diduga disebarkan lewat hewan. Ada yang menyebut ular, kelelawar, landak, burung merak, kucing luwak, kalajengking, kelabang, dan hewan liar lainnya.

Baca juga: INFOGRAFIK: Perbedaan Virus Corona Wuhan, SARS dan MERS

Sebagian warga China yang panik malah membunuh hewan peliharaan mereka karena takut tertular.

Dikutip dari Daily Mail, setidaknya 213 hewan peliharaan di berbagai permukiman di China dibunuh dalam waktu tiga pekan terakhir.

Sejumlah ahli di China menduga hewan peliharaan bisa terinfeksi virus corona.

Di sisi lain, World Health Organization (WHO) belum menemukan bukti kucing dan anjing bisa tertular corona.

Baca juga: Apakah Virus Corona China Berasal dari Kelelawar dan Ular?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi