Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Pesawat Bisa Terbang?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi pesawat nirawak.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Setiap benda yang memiliki bobot berat biasanya tidak bisa bertahan di udara. Lalu mengapa pesawat bisa terbang?

Dilansir dari Live Science, pesawat menggunakan empat macam gaya, yaitu:

  1. Gaya angkat (lift), untuk mengangakat pesawat ke atas.
  2. Gaya gravitasi menciptakan bobot dan membuat pesawat tetap di tanah.
  3. Gaya hambat (drag), menghambat pesawat maju ke depan.
  4. Gaya dorong (thrust), dihasilkan dari mesin pesawat yang membuat pesawat maju.

Pesawat yang terparkir dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya lain yang tercipta dari molekul udara.

Untuk bisa terbang, pesawat menggunakan gaya angkat yang lebih besar dibandingkan gaya gravitasi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serta ditambah gaya dorong dari mesin pesawat yang membuat pesawat melaju dengan kecepatan tertentu.

Dengan gaya angkat dan gaya dorong menghasilkan gaya aerodinamik pada sayap. Bentuk sayap yang agak melengkung, memungkinkan bagian bawah pesawat terkena gaya lebih besar dari bagian bawah pesat.

Baca juga: Menhub: Mestinya Evakuasi WNI Pakai Satu Pesawat Badan Lebar dan Satu Bandara

Hal tersebut karena adanya aliran udara dengan kecepatan berbeda di bagian atas dan bawah pesawat.

Aliran udara yang melewati sayap melengkung membuat udara terdorong ke bawah. Kemudian menimbulkan reaksi daya dorong ke atas dengan besaran yang sama. Di situlah hukum Newton III tentang aksi dan reaksi timbul.

Pesawat bergerak maju

Agar bergerak maju, pesawat menggunakan mesin yang menghasilkan gaya dorongan besar. Mesin pesawat berfungsi untuk menyedot udara dan mendorongnya kebelakang.

Dalam sekali sedot, pesawat dapat menyedot 57 juta liter udara. Udara tersebut kemudian diubah menjadi tenaga untuk mendorong pesawat bergerak maju.

Kendali pesawat

Sebuah pesawat harus memiliki perangkat kendali (control devices). Sehingga pesawat bisa dikendalikan sesuai keinginan dan tujuan penerbangan bisa dilakukan dengan baik.

Perangkat kendali pada pesawat dikendalikan oleh Pilot dalam sebuah ruang kendali (cockpit). Perangkat kendali dasar pesawat meliputi:

Terletak pada sayap dan digunakan pada saat melakukan rolling (berbalik) di udara. Penggerakannya berada pada sumbu longitudinal pesawat. Aileron dikendalaikan dengan stick control yang ada di cockpit.

Terletak pada bagian ekor atau bagian horizontal stabilizer. Digunakan untuk melakukan piching dan pada sumbu lateral pesawat. Elevator dikendalikan dengan menggunakan stick control yang berada di ruangan cockpit.

Terletak di bagian ekor, tepatnya vertical stabilizer. Digunakan untuk melakukan yawing (berbelok) di udara dan penggerakan pada sumbu vertical pesawat.

Rudder di kendalikan dengan menggunakan rudder pedal yang terletak pada ruang cockpit.

Baca juga: Berburu Tiket Pesawat Murah, Ini Jadwal Travel Fair di Awal 2020

Sejarah pesawat

Pesawat terbang merupakan pesawat jenis pesawat berat. Sedangkan untuk pesawat yang lebih ringan atau disebut dengan balon udara panas diterbangkan oleh Joseph Montgolfier dari Perancis pada 1782.

Kemudian disempurnakan oleh Ferdinand von Zeppelin asal Jerman. Dirinya memodifikasi balon berbentuk cerutu yang digunakan untuk membawa penumpang dan barang pada 1900.

Pertama kalinya pesawat diterbangkan oleh Wright bersaudara yaitu Orville dan Wilbur Wright. Menggunaan pesawat rancangan sendiri yang dinamakan Flyer pada 1903 di Amerika Serikat.

Selain Wright bersaudara, juga terdapat beberapa penemu pesawat lainnya, antara lain Samuel F Cody yang melakukan aksinya di Inggris.

Setelah zaman Wright menemukan pesawat terbang berat, pesawat komersial yang lebih besar dibuat pada tahun 1949 bernama Bristol Brabazon.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Live Science
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi