Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Jabat Tangan

Baca di App
Lihat Foto
history.com
Relief Raja Assyria Shalmaneser III (859-827 SM) jabat tangan dengan penguasa Babylonia.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Manusia sudah terbiasa dengan jabat tangan atau salaman dengan sesamanya. Di kebanyakan negara, jabat tangan selalu dilakukan saat bertemu, memberi salam atau berpisah.

Di era modern, tujuan salaman adalah untuk mendapatkan kepercayaan, saling menghormati dan persamaan. Tetapi bukan itu makna jabat tangan pada tradisi kuno.

Tahukah kamu kapan dan mengapa kebiasaan jabat tangan ini muncul?

Makna jabat tangan

Asal usul jabat tangan tidak sepenuhnya jelas dan sulit menentukan kapan dan di mana perilaku ini muncul.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari History, salah satu teori populer adalah jabat tangan awalnya sebagai cara menyampaikan niat damai.

Dengan mengulurkan tangan kosong, orang asing dapat menunjukkan mereka tidak memegang senjata dan tidak memiliki niat jahat terhadap satu sama lain.

Teori lain mengatakan gerakan naik turun saat jabat tangan dapat melucuti pisau atau belati yang mungkin disembunyikan di lengan baju.

Penjelasan lain menyebut, jabat tangan adalah simbol itikad baik saat membuat sumpah atau janji. Menggenggam tangan seseorang menunjukkan kata-kata seseorang adalah ikatan suci.

Sejarawan Walter Burkert menjelaskan suatu kesepakatan dapat diungkapkan dengan cepat dan jelas dalam kata-kata.

Tetapi, kata Burkert, kesepakatan hanya menjadi efektif oleh gerakan ritual: tangan terbuka dan tanpa senjata terulur ke satu sama lain, saling menggenggam dalam jabat tangan.

Baca juga: Milenial Harus Belajar Cara Jabat Tangan secara Profesional

Sejarah jabat tangan

Dilansir dari Factsc, jabat tangan dikenal dengan dexiosis yang banyak ditemukan di prasasti dan relief Yunani.

Relief yang menggambarkan dexiosis, yang artinya menyatukan tangan kanan, sering menggambarkan para penguasa bersalaman dengan para dewa.

Dalam History diungkapkan, para arkeolog menemukan teks kuno, reruntuhan dan artefak yang mengungkapkan jabat tangan adalah hal umum di antara leluhur manusia.

Pada abad ke-9 SM, relief Raja Assyria Shalmaneser III (859-827 SM) bersalaman dengan penguasa Babylonia untuk mengukuhkan aliansi.

Pada abad ke-5 SM ditemukan prasasti pemakaman yang dipajang di Museum Pergamon Berlin Jerman. Prasasti pemakaman itu menunjukkan dua tentara berjabat tangan.

Penggambaran tangan yang serupa juga ditemukan di prasasti pemakaman lainnya.

Pada abad ke-4 dan ke-5 SM, seni pemakaman Yunani terdapat penggambaran orang yang meninggal berjabat tangan dengan anggota keluarga.

Jabat tangan itu menjadi isyarat yang menandakan baik perpisahan terakhir atau ikatan kekal antara yang hidup dan yang mati.

Baca juga: Orang dengan Jabat Tangan Kuat Punya Ingatan Bagus

Orang Romawi Kuno menganggap berjabat tangan sebagai tanda kesetiaan, simbol persahabatan dan kepercayaan.

Tangan yang saling menggenggam bahkan muncul di koin Romawi.

Penyair epik Homer menggambarkan jabat tangan beberapa kali dalam karyanya yang berjudul Illiad dan Odyssey yang sering dikaitkan dengan janji dan menunjukkan kepercayaan.

Meski di zaman kuno jabat tangan memiliki berbagai makna, penggunaan jabat tangan sebagai salam sehari-hari adalah fenomena belakangan ini.

Para sejarawan yakin, jabat tangan dipopulerkan oleh Quaker abad ke-17, yang memandang jabat tangan sederhana sebagai alternatif yang lebih egaliter daripada membungkuk atau angkat topi.

Salam dengan jabat tangan kemudian menjadi umum dilakukan. Pada 1800-an, manual etiket seringkali memasukkan pedoman teknik jabat tangan yang tepat.

Seperti yang sering disarankan di era sekarang, jabat tangan di era Victoria dilakukan secara mantap tetapi tidak terlalu kuat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi