Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedatangan Portugis ke Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Gaspar Correia
Gambar Malaka setelah ditaklukkan Portugis pada 1511. Pemandangan digambar oleh sejarawan Gaspar Correia dalam karyanya Lendas da Índia yang ditulis di abad ke-16.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Sebelum merasakan kemerdekaan seperti sekarang, nenek moyang rakyat Indonesia hidup di bawah kuasa bangsa Eropa.

Bangsa Eropa awalnya ke Tanah Air untuk berdagang. Belakangan, bangsa Eropa memperebutkan Indonesia sebagai koloni.

Meski paling lama berada di Indonesia, Belanda bukan bangsa pertama yang datang. Portugis-lah yang pertama datang ke Indonesia.

Dikutip dari A History of Modern Indonesia since c. 1200 (2008) karya M C Ricklefs, berikut latar belakang kedatangan Portugis ke Indonesia, serta reaksi masyarakat saat itu:

Baca juga: Tujuan Bangsa Eropa Datang ke Indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyaingi Islam

Di abad ke-15, bangsa Eropa bukanlah bangsa yang paling maju di dunia. Pada 1453, Kekaisaran Turki Ottoman menaklukkan Konstatinopel, ibu kota Kekaisaran Romawi.

Eropa, terutama Portugis saat itu unggul dalam teknologi. Berbekal pengetahuan geografi dan astronomi, bangsa Portugis unggul dalam pelayaran.

Pangeran Henrique sang Navigator, mengirim para pelaut dan petualang Portugis untuk mencari emas dan kemenangan melawan bangsa beragama Islam.

Mereka menyusuri pantai barat Afrika. Mereka juga berusaha mencari rempah-rempah. Ini membuat mereka harus mencari jalan ke Asia yang memotong jalur pelayaran para pedagang Islam.

Baca juga: Rempah-rempah Khas di Indonesia

Pencarian rempah

Saat itu, para pedagang Islam di Venesia menguasai impor rempah-rempah ke Eropa. Rempah-rempah penting untuk mengawetkan daging.

Di musim dingin, bangsa Eropa terpaksa menyembelih ternaknya yang tak sanggup hidup di tengah kedinginan. Dagingnya harus diawetkan.

Sebelum ada kulkas, manusia mengawetkan daging dengan garam dan rempah-rempah.

Di pasar rempah-rempah, cengkeh dari Indonesia Timur-lah yang paling berharga. Selain cengkeh, Indonesia juga punya pala dan lada.

Oleh karena itu, Nusantara menjadi tujuan utama Portugis. Mereka sendiri saat itu belum punya gambaran sedikit pun mengenai letak 'Kepulauan Rempah-rempah' maupun cara ke sana.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Christopher Columbus, Penemu Dunia Baru

Pada 1487, pelayar Bartolomeus Dias pun mengitari Tanjung Harapan di Afrika dan memasuki Samudra Hindia.

Kemudian pada 1497, pelayar Vasco de Gama sampai di India. Namun di India, barang dagangan Portugis kalah saing dengan barang-barang dari Asia.

Portugis kemudian memutuskan untuk berperang di laut. Maka pada 1503, Panglima Angkatan Laut Portugis Alfonso de Albuquerque pun berangkat ke India.

Pada 1510, Alfonso de Albuquerque menaklukkan Goa. Pantai barat pun jadi pangkalan tetap Portugis.

Portugis ingin mendominasi perdagangan laut Nusantara. Sasaran utama mereka adalah Kepulauan Rempah-rempah yang termahsyur di antara para pedagang.

Baca juga: Mengapa Aceh Dijuluki Kota Serambi Mekkah?

Lihat Foto
Manuel de Faria e Sousa
Diogo Lopes de Sequeira, utusan Portugis yang dikirim untuk menjalin hubungan dagang dengan Malaka. Ia tiba pada 1509 namun diusir setahun kemudian.
Menguasai Malaka

Kerajaan Portugis mengutus Diogo Lopes de Sequeira. Ia diminta untuk menemukan Malaka, menjalin persahabatan dengan penguasa setempat, dan menetap di sana sebagai wakil raja Portugal wilayah sebelah timur India.

Sequeira adalah orang pertama dari Portugis yang tiba di Nusantara. Ia tiba pada 1509. Awalnya ia disambut dengan ramah oleh penguasa Kesultanan Malaka, Sultan Mahmud Syah.

Namun para pedagang Islam internasional yang ada di Malaka meyakinkan Mahmud bahwa Portugal merupakan ancaman berat.

Sultan Mahmud Syah pun berbalik melawan Sequeira. Anak buahnya ditangkap dan dibunuh. Empat kapal Portugis berusaha diserang sebelum akhirnya berlayar ke laut lepas.

Baca juga: Terbukti, Orang Maluku adalah yang Pertama Pakai Pala buat Masak

Portugis belajar, satu-satunya cara memperkokoh kuasanya dengan penaklukan. Maka, pada April 1511, Albuquerque berlayar dari Goa ke Malaka dengan 1.200 prajurit dan 18 kapal.

Portugis pun berhasil mengalahkan Kesultanan Malaka yang sedang sibuk dengan konfliknya sendiri.

Tak lama setelah menetap di Malaka, Portugis di bawah pimpinan Francisco Serrao pun mencoba berlayar ke Timur.

Disambut ramah di Timur

Pada 1512, kapal Portugus tiba di Hitu, Ambon sebelah utara. Penguasa setempat menyambut ramah karena terkesan akan keterampilan perang yang ditunjukkan Portugis.

Baca juga: Di Maluku, Bangsa-bangsa Dunia Bertemu

Di kepulauan Maluku, Portugis disambut baik karena membawa bahan panganan dan membeli rempah-rempah yang dijual di sana.

Pada 1522, Portugis bersekutu dengan Ternate yang sedang bersaing dengan Tidore.

Portugis membangun benteng di sana. Hubungan Portugis dengan penguasa yang beragama Islam menjadi tegang karena Portugis melakukan kristenisasi.

Orang-orang Portugis juga tidak sopan dan tidak menyenangkan penduduk setempat. Penguasa Portugis juga terlalu campur tangan dengan urusan kerajaan-kerajaan,

Portugis bertahan di Indonesia timur hingga 1605. Portugis diusir dari Maluku setelah kongsi dagang Belanda, VOC, tiba di Maluku.

Baca juga: Ternate dan Tidore, Pusat Rempah Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi