Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bhinneka Tunggal Ika: Pengertian dan Asal Kata

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG
Ratusan warga dari berbagai wilayah berkumpul untuk mengikuti Parade Bhineka Tunggal Ika di kawasan Patung Kuda, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (19/11/2016). Warga mengikuti Parade Bhinneka Tunggal Ika untuk merekatkan kembali rasa persatuan bangsa dan juga menjadi momentum refleksi atas sejumlah kejadian yang terjadi beberapa waktu belakangan, seperti pengeboman Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, pada 13 November 2016.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dari keberagaman dalam semua aspek kehidupan, baik kewilayahan, suku bangsa, agama, ras, golongan dan jenis kelamin.

Keberagaman yang menjadi realitas kehidupan di Indonesia menjadi persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Konsep negara kesatuan

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sejak masa kerajaan Majapahit telah mengenal konsep negara kesatuan.

Motivasi menuju Negara Kesatuan tersebut berkat Sumpah Palapa yang diucapkan Mahapatih Gajah Mada.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta yang ditemukan terletak di dalam lingkup wilayah kota raja Majapahit antara lain:

  1. Di bagian selatan terdapat kompleks pemukiman Islam ditandai adanya kompleks makam Islam Tralaya.
  2. Di bagian tengah terdapat kompleks pemukiman Hindu (Siwa) ditandai reruntuhan Candi Minakjinggo.
  3. Di bagian utara terdapat kompleks pemukiman Budha ditandai adanya Candi Brahu dan kompleks Candi gentong (yang diperkirakan bekas stupa).

Pada masa kejayaan kerajaan Majapahit telah dipraktikkan keberagaman yang menjadi satu kesatuan.

Hal itu membawa pengaruh terhadap kuatnya kerajaan Majapahit. Sehingga mampu mencapai kebesaran dan kejayaannya dalam mempersatukan seluruh wilayah Nusantara.

Baca juga: Arti Penting Bhinneka Tunggal Ika

Asal kata Bhinneka Tunggal Ika

Kalimat Bhinneka Tunggal Ika telah tercipta jauh sebelum negara Indonesia merdeka.

Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah kata (frasa) yang terdapat dalam Kakawin Sutasoma.

Kakawin Sutasoma dikarang pada abad ke-14. Kakawin berarti syair dengan bahasa Jawa Kuno.

Kakawin Sutasoma merupakan karangan Mpu Tantular yang ditulis menggunakan Bahasa Jawa Kuno dengan aksara Bali.

Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Budha.

Kutipan frasa Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam petikan pupuh bait 5 pada Kakawin Sutasoma.

Bila diterjemahkan tiap kata, bhinneka artinya beraneka ragam, kata tunggal berarti satu dan ika berarti itu.

Bila mengacu berdasarkan arti secara harafiah, Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti beraneka ragam itu satu.

Sehingga pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi tetap satu.

Baca juga: Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terletak pada Lambang Negara Burung Garuda Pancasila.

Lambang Negara Garuda Pancasila dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, Kalimantan Barat.

Pemakaian Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara diresmikan pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat pada 11 Februari 1950.

Kemudian, Lambang Negara Garuda Pancasila diperkenalkan pada 17 Agustus 1950.

Lambang Negara Garuda Pancasila merupakan bagian dari alat-alat kebangsaan Indonesia yang dijaga oleh peraturan.

Lambang Negara Garuda Pancasila ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara resmi dinyatakan sebagai semboyan negara.

Ketentuan tersebut dipertegas dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemdikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi