KOMPAS.com - Pertempuran Eylau menjadi kegagalan pertama bagi Nepoleon untuk meraih kemenangan dalam pertempuran.
Hari ini, 213 tahun lalu pertempuran Eylau terjadi dengan tidak ada pihak yang menang. Pertempuran berdarah tersebut terjadi antara Kekaisaran Prancis pertama dan Kekaisaran Rusia di bawah Jenderal Bennigsen.
Pertempuran tersebut berlangsung pada 7-8 Februari 1807. Selama ini Kekaisaran Prancis pertama tersebut selalu meraih kemenangan dalam setiap pertempuran.
Bahkan setelah pertempuran Eylau, Prancis dan Rusia terus berperang hingga pertempuran Friedland bulan Juni.
Baca juga: Trump Tak Masalah jika Napoleon Bonaparte Sekali Pun Bantu Lindungi Kurdi Suriah
Dalam pertempuran-pertempuran tersebut dimenangkan oleh Prancis.
Dilansir Encyclopaedi Britannica (2015), setelah suksesi kemenangan pada 1806, pertempuran Napoleon mengalami kebuntuan besar dan yang pertama dideritannya.
Karena dalam pertikaian sengit dengan Rusia di pertempuran Eylau, Rusia Timur tidak memperoleh kemenangan. Bahkan pertempuran yang berlangsung pada musim dingin tersebut membuat pertempuran menjadi horor.
Hal itu karena ketika ada pasukan yang terluka, membeku hingga mati setelah pertempuran.
Dalam pertempuran tersebut Napoleon mengerahkan kurang lebih 75.000 pasukan. Sementara dari Rusia ada 76.000 pasukan.
Pertempuran awal
Pertempuran Eylau awal merupakakan pertempuran yang tidak direncanakan pada 7 Februari. Pada pertempuran tersebut menelan sekitar 4.000 korban bagi masing-masing pihak.
Pertempuran yang terjadi tersebut tanpa menyelesaikan apa pun bagi kedua pihak.
Baca juga: Makam Inggris Berkisah tentang Perang Napoleon di Jatinegara
Pada 8 Februari Napoleon hanya memiliki 41.000 pasukan, sementara pihak Rusia memiliki 63.000 pasukan.
Napoleon, mencoba menunda melakukan penyerangan ke basis Rusia sambil menunggu bala bantuan datang. Karena jumlah pasukan yang dimiliki kalah banyak jika dibandingkan pasukan Rusia.
Napoleon berusaha membendung kemajuan pasukan Rusia dengan serangan kavelari atau pasukan berkuda. Pertama dipukuli dan kembali dalam badai salju.
Sementara tiang Rusia menuju garis Prancis yang lemah dan mengancam akan membanjiri mereka.
Pada kesempatan tersebut, Napoleon meminta 10.700 pasukan kavaleri di bawah pimpinan Joachim Murat. Kedatangan pasukan tersebut untuk menyelamatkan pasukan Prancis yang mendapat tekanan dari pasukan Rusia.
Serangan kavelari terbesar
Serangan kavelari atau pasukan berkuda tersebut merupakan serangan kavelari terbesar terbesar dalam sejarah.
Baca juga: Surat Perang Raja George III terhadap Napoleon Dilelang, Apa Isinya?
Mereka mampu menghentikan serangan Rusia dan menembus pusat Rusia. Serangan tersebut memungkinkan Napoleon untuk memegang pusat dan mengatasi krisis.
Pertempuran tetap berlanjut setelah gelap. Namun, kebuntuan terjadi sampai pasukan kedua pihak kelelahan dan mengakhiri pertempuran pada pukul 22.00 malam.
Tidak pemenang dalam pertempuran tersebut. Pada malam hari, Bennigsen mengundurkan diri dari medan perang.
Sementara Prancis tidak dalam keadaan mengejar pasukan Rusia yang sudah mengundurkan diri dari medan perang.