Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tahu, Bukan dari Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Tahu dan tempe sudah menjadi bahan makanan yang tidak terpisahkan, terlebih di Indonesi.

Sama-sama berbahan dasar kedelai, namun ternyata tahu bukan makanan asli dari Indonesia.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, tahu memiliki tekstur yang lembut dan berwarna lebih putih dibandingkan tempe.

Hal ini karena proses pembuatan yang berbeda. Tahu terbuat dari sari kedelai yang sudah diolah, sedangkan tempe merupakan frementasi dari kedelai.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah tahu

Tahu ternyata bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari Tiongkok. Tahu ternyata menjadi makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Tiongkok.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Ibu Hamil Pantang Minum Susu Kedelai?

Banyak teori mengenai awal mula terbentuknya tahu kedelai yang diambil dari asalnya, sebagai berikut:

Teori paling umum menyatakan bahwa tahu kedelai pertama kali ditemukan di China Utara sekitar 164 Sebelum Masehi, oleh Lord Liu An seorang pangeran Dinasti Han.

Cerita rakyat Tiongkok sering mengaitkan penemuan-penemuan penting dengan tokoh sejarah yang terkenal.

Teknik-teknik produksi tahu kedelai mungkin sudah ada jauh sebelum masa ini.

Teori lainnya mengatakan bahwa metode untuk memproduksi tahu kedelai ditemukan secara tidak sengaja ketika bubur kacang kedelai rebus dicampur dengan garam laut yang tidak murni.

Garam tersebut mengandung garam kalsium dan magnesium yang menyebabkan campuran kedelai mengental dan menghasilkan gel seperti tahu kedelai.

Pasalnya susu kedelai telah dimakan dikonsumsi sebagai sup gurih sejak zaman kuno.

Teori ketiga mengatakan bahwa orang China kuno mempelajari metode untuk mengentalkan susu kedelai dengan meniru teknik pengadukan susu dari orang Mongolia atau India Timur.

Terlepas dari kemajuan China, tidak ada teknologi atau pengetahuan tentang membudidayakan dan memproses produk susu yang ada dalam masyarakat China kuno.

Buktinya, teori ini terletak pada kesamaan etimologis antara istilah China untuk susu fermentasi Mongolia dan istilah doufu atau tahu.

Di Asia

Tahu kedelai diketahui menjadi makanan yang umum dikonsumsi di China pada abad ke-2 Sebelum Masehi.

Meski produksi tahu kedelai zaman dulu tidak identik dengan yang ada sekarang, standarisasi teknik pembuatan tahu sudah dilakukan.

Baca juga: Viral Tempe Kedelai Kuning Lebih Baik dari Tempe Kedelai Putih, Benarkah?

Di Tiongkok, secara tradisional tahu kedelai dijadikan persembahan ketika mengunjungi kuburan kerabat yang meninggal.

Menurut tradisi, tahu kedelai adalah satu-satunya makanan yang cukup lunak bagi roh yang sudah lama kehilangan dagu dan rahangnya.

Sebelum ada mesin pendingin, tahu kedelai sering dijual hanya selama musim dingin.

Karena jika tidak ditempatkan pada kondisi dingin, tahu kedelai yang tersisa akan rusak dan tidak bisa dimakan.

Diperkenalkan di Jepang

Tahu dan teknik produksinya diperkenalkan ke Jepang di akhir abad ke delapan. Penyebaran juga dilakukan di berbagai bagian Asia Timur.

Baca juga: Baik dan Buruknya Konsumsi Kedelai untuk Kesehatan Wanita

Di Jepang, sajian tahu kedelai pertama kali dipersembahkan untuk Kuil Kasuga di Nara pada tahun 1183.

Peningkatan penerimaan tahu kedelai mungkin bertepatan dengan kebangkitan agama Budhha, karena merupakan sumber protein penting dalam diet vegetarian.

Tahu kedelai kini sudah menjadi makanan pokok di banyak negara Asia termasuk Indonesia. Tentunya dengan variasi regional yang halus dalam metode produksi, tekstur, rasa, dan penggunaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi