Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedudukan Mobilitas Sosial Horizontal dan Vertikal

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
Mobilitas sosial horizontal dan vertikal
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Mobilitas sosial terjadi tidak hanya dilakukan individu atau kelompok, tetapi juga dapat terjadi pada keturunan atau antargenerasi.

Mobilitas antargenerasi adalah mobilitas antara dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya.

Mobilitas sosial berhubungan dengan kedudukan dan peran seseorang atau kelompok untuk mencapai kedudukan dan mungkin peran lain yang berbeda dengan semula.

Kedudukan dan peran sosial yang telah dimiliki oleh seseorang atau masyarakat, tidak selamanya bertahan pada tingkat yang sama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa juga mengalami perubahan, baik ke tingkat yang lebih tinggi maupun ke tingkat yang lebih rendah atau berubah dari suatu kedudukan dan peran sosial yang lain.

Dilansir dari buku Stratifikasi dan Mobilitas Sosial (2016) karya Indera Ratna Irawati, kedudukan dan peran tidak dapat dipisahkan dalam mobilitas sosial.

Baca juga: Pengertian Mobilitas Sosial dan Faktornya

Kedudukan seseorang dapat menjadi lebih tinggi atau menurun karena adanya penghargaan yang diberikan kepada perannya.

Sebaliknya, keberhasilan seseorang atau masyarakat dalam melakukan peran, bergantung pada kedudukannya.

Contohnya, seorang karyawan biasa yang memiliki prestasi dan keterampilan melebihi karyawan lain akan segera diangkat menjadi kepala. Sebaliknya, manager yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik kemungkinan akan diturunkan jabatannya.

Gerak sosial dalam kedudukan dan peran

Di dalam kedudukan dan peran sosial terdapat dua dimensi gerak sosial yang cukup prinsip. Gerak sosial tersebut adalah:

Terjadi bila terdapat perubahan kedudukan pada strata yang sama. Perubahan kedudukan terjadi pada orang yang sama disebut mobilitas sosial horizontal intragenerasi.

Kedudukan seseorang dapat naik atau turun pada lapisan yang sama, tanpa mengubah kedudukan yang bersangkutan. Tetapi peran yang dipegang seseorang dapat berubah.

Jika dihubungkan dengan imbalan seseorang, perubahan kedudukan secara horizontal tidak memengaruhi tingkat imbalan orang yang bersangkutan.

Misalnya, Seorang menteri pertanian menjabat selama lima tahun atas tugas Presiden. Kemudian pada pergantian kabinet berikutnya, yang bersangkutan diserahi tugas sebagai menteri perindustrian.

Baca juga: Menilik Fungsi Sosial Masjid sebagai Sumber Kemaslahatan Masyarakat

Contoh lainnya, seseorang bekerja sebagai sekretaris, kemudian dipindahkan menjadi bendahara. Orang tersebut tetap mendapatkan gaji yang sama.

Pergeseran tersebut tidak menaikkan atau menurunkan posisi yang bersangkutan, hanya saja membutuhkan penyesuaian diri di tempat yang baru.

Eratnya hubungan sosial dan kerja sama yang telah terbina di kelompok yang ditinggalkan, dijalin kembali di kelompok yang baru.

Mobilitas sosial horizontal intergenerasi terjadi bila anak dan orangtuanya berbeda pekerjaan, tetapi memiliki kedudukan sosial yang sama.

Misalnya seorang ayah memiliki kedudukan pegawai negeri dan berperan sebagai guru di sebuah SMA salah satu aerah, anaknya menjadi pegawai negeri di kantor pemerintah. Keduanya, memiliki kedudukan yang sama, tetapi peran yang berbeda.

Mobilitas intragenerasi terjadi apabila orangtua dan anak memiliki kedudukan yang sama, tetapi peran berbeda.

Dengan kata lain, suatu generasi tidak menurunkan segalanya kepada generasi berikutnya.

Baca juga: 10 Warga Meninggal karena Muntaber, Status KLB Belum Diberlakukan di Tanimbar

  • Mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan seorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat.

Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi dua, yaitu naik dan turun. Hal ini karena kedudukan seseorang bisa mengalami penurunan, bisa juga mengalami kenaikan.

Mobilitas sosial vertikal naik memiliki dua bentuk utama, yaitu:

  1. masuknya individu yang memiliki kedudukan rendah ke tingkat kedudukan yang lebih tinggi.
  2. Pembentukan suatu kelompok sosial baru kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari orang-orang pembentuk kelompok tersebut.

Sedangkan mobilitas vertikal menurun juga memiliki dua bentuk utama, yaitu:

  1. Turunnya kedudukan seseorang ke tingkat yang lebih rendah dari sebelumnya.
  2. Turunnya derajat sekelompok orang dari tingkat sebelumnya, yang disebut dengan desintegrasi atau degradasi.

Baca juga: Mahfud: Jokowi Harus Keluarkan Keppres jika Ingin Cabut Status WNI Terduga Teroris

  • Ciri-ciri mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal memiliki beberapa ciri, sebagai berikut:

  1. Masyarakat yang bersangkutan adalah masyarakat yang terbuka. Artinya lapisan atau kelas sosial di masyarakat tidak menutup kemungkinan untuk naik turunnya kedudukan anggota masyarakat.
  2. Setiap warga negara memiliki kedudukan hukum yang sama tingginya.
  3. Gerak naik ke lapisan kedudukan yang lebih tinggi mengandalkan kesanggupan seseorang mengatasi sistem seleksi yang berat.

Mobilitas sosial vertikal memiliki dua bentuk, yaitu mobilitas vertikal intragenerasi dan mobilitas vertikal intergenerasi. Penjelasannya sebagai berikut:

  1. Mobilitas vertikal intragenerasi adalah mobilitas sosial yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok itu sendiri.
  2. Mobilitas vertikal intergenerasi adalah mobilitas sosial tidak dilakukan langsung oleh seseorang atau kelompok. Melainkan keturunannya, baik anak maupun cucu.

Prinsip umum mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal memiliki prinsip umum sebagai berikut:

  1. Hampir tidak ada masyarakat yang sistem sosialnya bersifat tertutup sama sekali.
  2. Meski terbuka sistem sosialnya, tidak mungkin mobilitas sosial vertikal dilakukan sebebas-bebasnya. Hal ini karena tidak mungkin ada stratifikasi sosial yang menjadi ciri tetap di setiap masyarakat.
  3. Mobilitas sosial vertikal berlaku umum bagi semua masyarakat karena setiap masyarakat memiliki ciri tersendiri bagi mobilitas sosial vertikal.
  4. Laju mobilitas sosial vertikal dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang masing-masing berbeda.
  5. Mobilitas sosial vertikal yang disebabkan oleh faktot ekonomi, politik, pekerjaan, tidak ada kecenderungan yang terus berkesinambungan.

Jenis mobilitas sosial

Mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan keadaan dari tolok ukur bagaimana para individu dalam lapisan sosial berupaya mengubah dirinya, sebagai berikut:

  • Mobilitas disponsori

Bergantung pada bagaimana kategori dan posisi individu memperoleh pendidikan, keturunan, atau dari kelas sosial yang dianggap memiliki peluang gerak.

  • Mobilitas sosial tandingan

Bergantung pada upaya dan kemampuan para individu, karena persaingan itu terbuka maka status elite tertentu mungkin saja akan dicapai seseorang.

Baca juga: Wapres: WNI Terduga Teroris Pelintas Batas dan Eks ISIS Lepaskan Status Kewarganegaraannya Sendiri

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi