KOMPAS.com - Organisation of Islamic Cooperation atau Organisasi Kerja Sama Islam (dahulu Organisasi Konferensi Islam) (OKI) dibentuk pada 22-25 September 1969.
Organisasi itu mewadahi negara-negara Islam atau negara dengan banyak penduduk muslim. Anggotanya ada 57 negara, termasuk Indonesia.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia punya peranan penting dalam OKI.
Apa saja peran Indonesia dalam OKI?
Baca juga: Peran Indonesia di Asia Tenggara
Mengakui kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), Pakistan, Bangladesh, dan India tadinya di bawah penjajahan pemerintah kolonial Inggris.
Setelah India memerdekakan diri pada 1947, Pakistan dan Bangladesh membentuk negara sendiri.
Bangladesh tadinya bagian dari Pakistan yang dikenal sebagai Bengal Timur. Namun setelah 24 tahun, Bengal Timur memutuskan memerdekakan diri.
Perang Kemerdekaan Bangladesh pada 1971 berhasil melepaskan Bangladesh dari Pakistan.
Indonesia menjadi negara OKI pertama yang mengakui kemerdekaan Bangladesh.
Baca juga: Peran Indonesia dalam Globalisasi dan Dampaknya
Membela Pakistan dalam konflik dengan India
Sejak kemerdekaan pada 1947, India selalu berkonflik dengan Pakistan. Keduanya memperebutkan Kashmir.
Konflik bersenjata antara keduanya meletus pada 1965. Indonesia saat itu sebenarnya menjalin hubungan baik dengan India maupun Pakistan.
Namun Soekarno memilih membantu Pakistan dengan alasan Pakistan adalah sesama negara dengan penduduk mayoritas muslim.
Soekarno menghibahkan beberapa pesawat tempur milik Angkatan Udara Republik Indonesia.
Ia juga mengirimkan dua kapal patroli bersenjata misil dan kapal selam untuk merebut Kepulauan Andaman dan Nikobar yang dikuasai India.
Baca juga: Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok
Beruntung kedua negara melakukan gencatan senjata sebelum perang lebih besar meletus.
Pakistan dan India beberapa kali berkonflik semenjak itu. Hingga kini, ketegangan pun masih ada di antara keduanya.
Namun Indonesia memilih netral dan tak lagi membela salah satu.
Menyelesaikan pertikaian Moro dengan pemerintah Filipina
Seperti dikutip dari Islam in Indonesian Foreign Policy: Domestic Weakness and the Dilemma of Dual Identity (2004), pada 1993 Indonesia mendapat mandat menjadi Ketua OIC.
Indonesia kemudian menjadi anggota Committee of Six atau Komite Enam.
Indonesia diminta memfasilitasi perundingan damai antara Moro National Liberation Front (MNLF) dengan pemerintah Filipina.
Baca juga: Bicara di KTT OKI, Jokowi Sampaikan Enam Usulan soal Yerusalem
Menjadi tuan rumah
Pada tahun 1996, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri (KTM-OKI) ke-24 di Jakarta.
Memperjuangkan kedaulatan Palestina
Sejak awal berdiri, misi OKI adalah membantu kemerdekaan Palestina dari zionis Israel.
Tak hanya di OKI, Indonesia yang juga beberapa kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa juga dengan tegas membela kemerdekaan Palestina.
Rakyat Indonesia juga rutin mengirimkan bantuan bagi Palestina.
Baca juga: Pengaruh Indonesia di OKI Makin Menguat
Mendukung reformasi OKI
Dikutip dari situs LIPI, peneliti Muhammad Fakhry Ghafur menyebut Indonesia mendukung reformasi OKI sebagai wadah untuk menjawab tantangan umat Islam memasuki abad ke-21.
Pada penyelenggaraan KTT OKI ke-14 di Dakar Senegal, Indonesia mendukung pelaksanaan OIC's Ten-Year Plan of Action.
Dengan diadopsinya piagam ini, Indonesia memiliki ruang untuk lebih berperan dalam memastikan implementasi reformasi OKI tersebut.
Indonesia menjadi contoh bagaimana demokrasi bisa berjalan di negara dengan penduduk mayoritas muslim.
Baca juga: Menlu Retno Minta OKI Beri Dukungan Konkret untuk Palestina
(Sumber: Grid.id/Seto Ajinugroho)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.