KOMPAS.com - Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Belanda Hindia Timur adalah perusahaan dagang yang dibentuk pemerintah Belanda di awal abad ke-17.
Dikutip dari Encyclopaedia Britannica (2015), perusahaan dagang ini bertujuan melindungi perdagangan Belanda di kawasan Samudra Hindia, dan untuk membantu kerajaan berperang melawan Spanyol yang menjajah Belanda.
MC Ricklefs dalam A History of Modern Indonesia since c. 1200 (2008) menjelaskan menjelang akhir abad 16, Belanda hanyalah perantara atau pengecer rempah-rempah yang dibawa Portugis dari Nusantara.
Maka pada 1598, Belanda melancarkan ekspedisinya untuk mencari 'Kepulauan Rempah-rempah'.
Pada Juni 1596, kapal-kapal de Houtman sampai di Banten, pelabuhan lada terbesar di Jawa Barat.
Baca juga: Kedatangan Belanda di Indonesia
Meski belum menemukan pusat rempah-rempah di timur Nusantara, de Houtman telah mewariskan jalur pelayaran bagi penjelajah Belanda berikutnya.
Maka pada tahun berikutnya, Belanda kembali menggelar ekspedisi besar-besaran ke Nusantara.
Namun banyaknya perusahaan dagang Belanda yang beroperasi di Nusantara mengacaukan harga dan keuntungan.
Berdirinya VOC
Pada 1598, parlemen Belanda (Staten Generaal) mengusulkan perusahaan yang saling bersaing itu digabung menjadi sebuah kongsi dagang.
Maka pada Maret 1602, terbentuklah Perserikatan Maskapai Hindia Timur, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).
Baca juga: Penjelajahan Samudra: Latar Belakang dan Tujuan
Enam wilayah di Belanda punya perwakilan/majelis di VOC. Setiap majelis punya sejumlah direktur.
Jumlah direktur ada 17 dan disebut sebagai Heeren XVII (Tuan-tuan tujuh belas).
Amsterdam sebagai ibu kota punya peranan yang sangat besar. Markas VOC juga terletak di Amsterdam. Oleh karena itu Amsterdam dapat jatah delapan dari 17 direktur.
Di awal kedatangannya VOC sibuk memerangi Portugis yang datang lebih dulu. Begitu juga perlawanan dari penduduk lokal.
Agar bisa menangani urusan perdagangan dan ekspansi lebih baik lagi, maka pada tahun 1610 diciptakan jabatan gubernur jenderal.
Gubernur jenderal yang memerintah di Hindia dipilih oleh Dewan Hindia (Raad van Indie). Gubernur Jenderal pertama adalah Pieter Both (1602-1614).
Baca juga: Sejarah Singkat Lahirnya VOC
VOC bermarkas di Jaccatra
Mulai tahun 1610, kegiatan Belanda di Asia dikendalikan oleh gubernur jenderal.
Di Nusantara, selama tiga masa kepemimpinan gubernur jenderal pertama (1610-1619), VOC bermarkas di Ambon.
Meski menjadi pusat rempah-rempah, Ambon tak masuk dalam jalur perdagangan Asia yang strategis.
Maka untuk mendekatkan markas VOC dengan wilayah dagang lainnya mulai dari Afrika sampai Jepang, VOC memindahkan pos pedagangannya ke Banten pada tahun 1610.
Di timur Banten, Pangeran Wijayakrama menyambut perdagangan VOC dan para pedagang dari belahan dunia lain.
Baca juga: Menyingkap Misteri Kapal VOC yang Karam dalam Perjalanan ke Batavia
Maka pada 1611, Gubernur Jenderal Pieter Both mengadakan perjanjian dengan Pangeran Wijayakrama untuk memanfaatkan Jayakarta dan Pelabuhan Sunda Kelapanya.
Kelak, Belanda menguasai seluruh Jayakarta dan mengganti namanya jadi Jaccatra, lalu Batavia.