Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsekuensi Masyarakat Multikultural

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ PAPUA
Aparat kepolisian memberikan imbauan kepada masyarakat agar pertikaian tak kembali terjadi.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Indonesia adalah salah satu bangsa paling plural di dunia sebab terdiri dari ratusan etnik.

Masing-masing etnik memiliki akar tradisi dan keterikatan kuat dengan tanah leluhur di Indonesia, dengan kata lain asli Indonesia.

Akar tradisi yang kuat pada etnik-etnik berakibat budaya Indonesia tunggal tidak pernah terwujud. Masing-masing etnik memiliki budaya yang berbeda satu sama lain.

Tahukah kamu apa konsekuensi masyarakat multikultural di Indonesia?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, konsekuensi masyarakat multikultural di Indonesia antara lain:

  1. Masalah etnisitas
  2. Primordialisme
  3. Etnosentrisme
  4. Prasangka dan stereotip
  5. Kelompok minoritas dan mayoritas
  6. Konflik SARA
  7. Disintegrasi bangsa

Baca juga: Masyarakat Multikultural: Pengertian dan Ciri-ciri

Berikut ini penjelasan singkatnya:

Masalah etnisitas

Fredrik Barth dalam Kelompok Etnik dan Batasannya (1988) menerangkan, istilah etnik menunjuk pada kelompok tertentu karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa, atau kombinasi kategori tersebut pada sistem nilai budayanya.

Kelompok etnik adalah kelompok orang-orang sebagai suatu populasi yang:

  1. Dalam populasi kelompok mereka mampu melestarikan kelangsungan kelompok dengan berkembang biak.
  2. Mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam suatu bentuk budaya.
  3. Membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri.
  4. Menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.

Identifikasi kelompok etnik pertama kali melalui hubungan darah. Orang yang mengadopsi nilai-nilai tradisi suatu etnik tanpa ada hubungan darah, tidak bisa digolongkan anggota kelompok etnik itu.

Saat anggota kelompok etnik bermigrasi, sering terjadi mereka keluar dari akar budaya etniknya karena mengadopsi nilai-nilai baru. Anak-anak anggota kelompok etnik yang merantau juga tidak bisa lagi berbahasa etnik.

Tetapi mereka tetap menganggap diri sebagai anggota etnik yang sama dengan orangtuanya. Serta tetap diakui kelompok etniknya.

Primordialisme

Primordialisme adalah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil. Meliputi tradisi, adat istiadat, kepercayaan, atau segala sesuatu di dalam lingkungan pertamanya.

Ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya melalui sosialisasi akan berperan membentuk sikap primordial. Di satu sisi, sikap primordial memiliki fungsi melestarikan budaya kelompoknya.

Baca juga: Faktor Penyebab Masyarakat Multikultural di Indonesia

Etnosentrisme

David Ricky Matsumoto dalam Culture and Psychology (1996) mendefinisikan etnosentrisme sebagai kecenderungan melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri.

Etnosentrisme tidak selalu negatif tapi dalam hal tertentu juga bisa positif. Etnosentrisme juga fungsional karena mendorong kelompok dalam perjuangan mencari kekuasaan dan kekayaan.

Saat konflik dengan bangsa luar, etnosentrisme dapat menjadi kekuatan untuk saling dukung satu sama lain.

Prasangka dan stereotip

Prasangka adalah cara pandang atau perilaku seseorang terhadap orang lain secara negatif. Prasangka sangat potensial menimbulkan kesalahpahaman.

Prasangka berangkat dari pandangan negatif dengan pemisahan tegas antara perasaan kelompok sendiri (in-group) dan perasaan kelompok lain (out-group).

Prasangka terkait erat dengan stereotip. Abu Ahmadi dalam Psikologi Sosial (1990) menyatakan, stereotip adalah gambaran atau angan-angan terhadap individu atau kelompok yang terkena prasangka.

Stereotip berkaitan dengan konstruksi imej yang telah ada dan terbentuk secara turun temurun menurut sugesti. Stereotip tidak hanya mengacu pada image negatif tapi juga positif.

Kelompok minoritas dan mayoritas

Suatu kelompok disebut minoritas bila jumlah anggota kelompok secara signifikan jauh lebih kecil daripada kelompok lain dalam komunitas. Dari sudut pandang ilmu sosial, pengertian minoritas tidak selalu terkait jumlah anggota.

Suatu kelompok dianggap minoritas bila anggota-anggotanya memiliki kekuasaan, kontrol dan pengaruh yang lemah terhadap kehidupannya sendiri dibanding anggota-anggota kelompok dominan.

Bisa jadi, kelompok berjumlah anggota mayoritas disebut minoritas karena kekuasaan, kontrol dan pengaruhnya lebih kecil daripada kelompok yang jumlah anggotanya lebih sedikit.

Baca juga: Wujud Keragaman Masyarakat Kultural Indonesia

Konflik SARA

Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) adalah istilah untuk menyebut kenyataan masyarakat Indonesia yang masih menggunakan latar belakang etnik, rasial dan agama untuk mencapai tujuan.

SARA adalah format untuk mendefinisikan konflik horisontal di Indonesia. Contoh di Ambon, Sambas, Poso dan daerah-daerah lain.

Terkait kesukubangsaan dan ras, agama sering menjadi sumber penyebab terjadinya konflik sosial di Indonesia.

Disintegrasi bangsa

Bangsa Indonesia menghadapi tantangan besar terkait masalah etnisitas. Jika tidak berhasil menghadapi dan menaklukkan tantangan itu, akibat fatalnya adalah disintegrasi bangsa.

Tetapi bila warganya memiliki kesepakatan dan komitmen bahwa negara kesatuan adalah final, maka proses menjadi negara kesatuan makin eksis dan mengedepankan keBhinnekaTunggalIka-nya.

Senjata ampuh untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa yang plural dan multikultur adalah memegang teguh semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam segala aspek kehidupan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemdikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi