Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Candi Borobudur Tidak Masuk Tujuh Keajaiban Dunia?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO
Pengunjung menerbangkan lampion perdamaian saat perayaan Waisak 2563 BE/2019 di Taman Lubini, Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/5/2019). Pelepasan ribuan lampion itu merupakan simbol perdamaian serta menjadi rangkaian perayaan Tri Suci Waisak.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Candi Borobudur merupakan candi berteras dan melambangkan alam raya.

Banyak yang menilai Candi Borobudur merupakan kesaksian pertama tentang bagaimana orang-orang Jawa sanggup mengambil alih agama asing untuk diabadikan demi kepentingan diri sendiri.

Dengan kemegahannya, ternyata Candi Borobudur tidak masuk ke dalam Tujuh Keajaiban Dunia.

Penilaian subyektif

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, munculnya 7 Keajaiban Dunia atau New 7 Wonders of the World dimulai dari yayasan dari Swiss.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yayasan tersebut bernama New Open World Corporation (NOWC) yang memulai survei pada 2000. Di mana NOWC saat itu tidak memasukkan Candi Borobudur dalam Antipater Sidon.

Versi Antipater Sidon yang saat itu masuk menjadi populer adalah Piramida Giza, Taman Gantung Babilonia, Patung Zeus di Limpia, Kuil Artemis Turki, Mercusuar Iskandariah, dan Mausoleum.

Baca juga: Tujuh Keajaiban Dunia, Ke Mana Borobudur?

Kemudian NOWC menyebarkan kampanye untuk menentukan New 7 Wonders of the World dan didukung lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia.

Pengambilan survei atau polling dilakukan dengan online dan diumumkan pada 2007. Seperti yang sudah diketahui, hasil poliing tersebut menuai banyak kritik.

Pasalnya keajaiban dunia yang diperkenalkan NOWC hanya beberapa tempat yang populer dan banyak diketahui oleh banyak orang.

Hal tersebut membuat UNESCO mengambil sikap tegas. Dilansir dari situsnya, UNESCO memilih untuk tidak ikut campur dalam hal apa pun.

Sehingga polling yang dilakukan Bernard Weber tidak ada kaitan atau hubungannya dengan UNESCO yang menjadi penilaian dan inisiatif pribadi.

Tujuan dan mandat UNESCO adalah membantu negara-negara dalam mengidentifikasi, melindungi, dan melestarikan Warisan Dunia.

Candi Borobudur adalah bagian dari World Heritage List yang dikeluarkan oleh UNESCO. Sampai saat ini nama Candi Borobudur masih berada pada daftar UNESCO.

Candi Borobudur masih tetap dianggap ajaib meski pada polling buatan NOWC tidak masuk sebagai kejaiban dunia.

UNESCO mengakui nilai sentimental dan menuliskannya pada daftar. Bagi UNESCO, semua situs yang ada di dunia yang memiliki sifat heritage harus diakui.

Baca juga: Sejarah Berdirinya VOC

Sejarah Candi Borobudur

Candi Borobudur menjadi salah satu monumen Budha terbesar di dunia. Dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra.

Candi Borobudur terletak di Lembah Kedu, bagian selatan Jawa Tengah, Pulau Jawa, Indonesia.

Candi ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa dengan bentuk bangunan punden berundak-undak yang terdiri dari 10 tingkat.

Tinggi Candi Borobudur tidak lebih dari 50 meter, sedangkan lebarnya 112 meter dari pojok ke pojok. Dengan diameter sekitar 123 meter.

Puncak Candi Borobudur berbentuk genta atau lonceng, yang merupakan pusat serta pucak struktural maupun spiritual.

Teras-teras Candi Borobudur paling bawah dihiasi dengan ukiran-ukiran dari alam kepercayaan Budhisme Mahayana. Bagian bawah candi melukiskan kisah kelahiran Sang Budha.

Baca juga: BPK: Sejarah, Tugas dan Wewenangnya

Pada lorong-lorong candi berikutnya berisi cerita-cerita mengenai bimbingan spiritual. Setiap dinding di tingkatan Candi Bodobudur menyimpan cerita-cerita spiritual yang menggambarkan dunia.

Kompleks Candi Borobudur terdiri dari tiga monumen, yaitu Candi Borobudur dan dua candi kecil yang terletak di timur dengan poros lurus ke Borobudur.

Kedua candi tersebut adalah Candi Mendut dan Candi Pawon. Candi Borobudur sempattenggfelam karena pergerakan tanah yang semakin tinggi. Kemudian ditemukan pada abad ke-19 dan restorasi pada abad ke-20.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi