Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam Jejak Pelayar China di Natuna

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
Ilustrasi Kapal Kuno China
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Pulau Natuna ternyata menyimpan cukup banyak benda-benda kuno, salah satunya keramik.

Keramik-keramik yang ditemukan tersebut memiliki corak khas China yang kemungkinan pada saat itu dibawa oleh pelaut China.

Hal tersebut memperlihatkan bahwa Pulau Natuna yang kecil tersebut sudah diperhatikan oleh para pelaut di Asia, termasuk China.

Pada abad ke-5 Masehi, orang-orang China sudah memulai perjalanannya dengan berlayar. Dalam jurnal Arkeologi Natuna: Koridor Maritim di Perairan Laut Cina Selatan (2014) karya Sonny C Wibowo, pelayaran orang China sampai ke Nusantara pada masa Dinasti Tang abad ke-7 Masehi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahukah kamu, kapan tepatnya Nusantara menjalin hubungan dengan China?

Di mana hubungan kerajaan-kerajaan di Nusantara dengan daratan China sudah terjalin. Bahkan selama pertumbuhan dan perkembangan Sriwijaya sudah melakukan kegiatan niaga jarak jauh.

Pada abad ke-10 hingga 13, Kerajaan Sriwijaya yang letaknya di Sumatera juga mengirimkan lebih dari dua puluh miosi perniagaan ke China.

Baca juga: Sejarah Konflik Natuna dan Upaya Indonesia

Pada buku Direction for Sailing to and from The East Indies, China, New Holland, Cape of Good Hope, and The Interjacent Ports (2014) karya James H dicatatkan kemungkinan juga saat itu pelaut China tidak berlayar menggunakan kapalnya, melainkan milik India.

Para pelaut China menggunakan jalur Samudra Selatan dengan menempuh waktu selama kurang lebih dua bulan untuk sampai ke Nusantara. Waktu itu ditempuh dengan cuaca dan angin yang bagus selama berlayar.

Dalam catatan Dinasti Sung yang dikumpulkan Groeneveldt, Natuna menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi China meski pusat kegiatan di Jawa.

Natuna termasuk dalam jalur perjalanan pelaut China yang ada di Nusantara.

Kebanyakan dari mereka menjadikan Natuna sebagai tempat singgah. Baik pedagang yang akan ke Sumatera, Kalimantan, maupun Semenanjung Malaya.

Lihat Foto
kemdikbud.go.id
Keramik yang ditemukan di pesisir pantai Teluk Buton
Rekam jejak di Natuna

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pulau Bungaran yang ada di Natuna menjadi tempat singgah kapal-kapal yang akan masuk ke Sriwijaya dari Laut China Selatan.

Dengan aktivitas perniagaan yang tinggi, membuat banyak bangsa asing yang masuk ke Kepulauan Riau, termasuk Natuna.

Baca juga: Kekayaan dan Potensi Natuna

Peningalan yang bisa dijadikan bukti rekam jejak di Natuna adalah adanya arkeologis benda-benda kuno di sekitar kepulauan Natuna.

Dalam laporan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 2015 mengumpulkan banyak peninggalan beruipa keramik, kain logam, tembikar, dan lain-lainnya.

Kebanyakan peninggalan yang ditemukan kebanyakan dari China Daratan, mulai dari masa Ching, Ming, Yuan, bahkan Song.

Temuan tersebut menjadi bukti bahwa Pulau Natuna dan sekitarnya telah dihuni oleh beberapa bangsa, terkait dengan perniagaan global, posisi, dan potensinya berada di persimpangan.

Meski menjadi pulau yang kecil, ternyata Pulau Natuna menjadi cukup potensial dan sudah diperhatikan oleh pelaut Asia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Kemendikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi