Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Integrasi Nasional Bidang Politik

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Kapal Coast Guard China-5202 dan Coast Guard China-5403 membayangi KRI Usman Harun-359 saat melaksanakan patroli mendekati kapal nelayan pukat China yang melakukan penangkapan ikan di ZEE Indonesia Utara Pulau Natuna, Sabtu (11/1/2020). Dalam patroli tersebut KRI Usman Harun-359 bersama KRI Jhon Lie-358 dan KRI Karel Satsuitubun-356 melakukan patroli dan bertemu enam kapal Coast Guard China, satu kapal pengawas perikanan China, dan 49 kapal nelayan pukat asing.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Keutuhan atau integrasi nasional harus dijaga dari berbagai ancaman.

Salah satu ancaman terhadap integrasi nasional adalah ancaman terhadap integrasi di bidang politik.

Tahukah kamu apa saja ancaman terhadap integrasi politik? Bagaimana dengan contoh ancaman bidang politik di Indonesia? Simak penjelasan berikut ini!

Ancaman integrasi politik dari luar negeri

Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh negara lain dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentuk ancaman nonmiliter berdimensi politik antara lain intimidasi, provokasi atau blokade politik. Ancaman tersebut seringnya digunakan oleh pihak-pihak dari luar untuk menekan suatu negara yang lebih lemah.

Negara yang berdaulat harus bisa mengelola negaranya sendiri tanpa campur tangan negara lain. 

Contohnya, setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia masih berusaha dikuasai oleh Belanda. Belanda melakukan serangan, blokade ekonomi, hingga membebani utang ke Indonesia.

Contoh ancaman politik dari luar negeri lainnya yakni selama Perang Dingin, Amerika Serikat selalu mencampuri urusan negara lain termasuk Indonesia.

Di Indonesia, diperkirakan di masa depan masih ada potensi bentuk ancaman integrasi nasional berdimensi politik dari luar negeri.

Untuk menghadapi ancaman integrasi politik di Indonesia yang bersumber dari luar negeri, diperlukan peran dari fungsi pertahanan nonmiliter.

Baca juga: Jenis-jenis Ancaman Terhadap Integrasi Nasional

Ancaman integrasi politik dari dalam negeri

Ancaman berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan seperti pengerahan massa.

Pengerahan massa bisa memiliki agenda kudeta atau menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.

Contohnya politik berdasarkan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) serta politik identitas yang sangat menguat pada Pilpres 2014 dan Pilkada DKI 2017.

Diskriminasi SARA dan identitas dimanfaatkan untuk keuntungan politik semata. Padahal, politik SARA mengancam keutuhan keluarga, masyarakat, dan negara.

Bentuk ancaman integrasi bidang politik yang lain adalah separatisme yang timbul dari dalam negeri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, separatisme adalah paham atau gerakan untuk memisahkan diri (mendirikan negara sendiri).

Separatisme bisa menempuh pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata.

Baca juga: Ancaman Integrasi Nasional Bidang Politik

Pola perjuangan politik tanpa senjata sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Maka dari itu, separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer.

Contohnya Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia sejak masa kemerdekaan.

Di era setelah Reformasi, ada Hizbut Tahrir, gerakan yang ingin menjadikan Indonesia negara Islam atau khilafah. 

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) akhirnya dibubarkan karena dianggap mengancam keutuhan NKRI.

Banyak pihak yang khawatir jika radikalisme dan ekstremisme dibiarkan, Indonesia akan porak poranda seperti halnya Afghanistan dan Suriah yang dikuasai kelompok Islam radikal.

Dengan demikian, ancaman di bidang politik memiliki tingkat risiko yang besar. Sebab mengancam kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemdikbud, KBBI
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi