Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Ekonomi: Hubungan Antarpelaku Ekonomi

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
Ilustrasi hubungan konsumen (rumah tangga) dan produsen (perusahaan)
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Dalam sebuah kegiatan perekonomian terdapat empat pelaku. Pelaku kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.

Selain memiliki fungsi, setiap pelaku ekonomi juga saling berhubungan atau melengkapi.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, peran dan fungsi setiap pelaku ekonomi menyebabkan perekonomian berjalan dengan baik.

Hubungan antarpelaku ekonomi terbagi menjadi beberapa model, sebagai berikut:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekonomian sederhana

Hubungan ini berlangsung antara sektor perusahaan dan sektor rumah tangga digambarkan melalui arus ekonomi (circulation flow). Berikut penjelasannya:

Baca juga: Siapa saja Pelaku Kegiatan Ekonomi?

Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa perusahaan dan rumah tangga saling membutuhkan.

Sektor rumah tangga akan membeli barang jasa yang dihasilkan perusahaan di pasar. Di mana rumah tangga atau konsumen ini membayar dengan sebagian upah yang didapat.

Kemudian pada sektor perusahaan membutuhkan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, modal dan tenaga kerja. Sehingga perusahaan mengeluarkan biaya sebagai balas jasa atau memberikan upah kepada tenaga kerja (rumah tangga).

Hal ini menimbulkan arus yang mengalir terus menerus tiada henti di antara sektor rumah tangga dan perusahaan.

Harga-harga dari faktor produksi ditentukan oleh pasar. Artinya harga-harga faktor produksi adalah harga yang berlaku di pasar.

Perekonomian tertutup

Hubungan konsumen dan perusahaan diatur oleh pemerintah. Inilah yang menyebabkan adanya pajak, yang dibebankan kepada masyarakat.

Ketika masyarakat membeli sesuatu di pasar modern atau menyantap makanan di restoran, pasti akan dikenakan pajak sebesar 10 persen.

Pajak tersebut masuk ke negara, yang digunakan untuk membayar gaji pegawai negeri, membeli alat-alat kantor, mobil dinas, perjalanan, mendirikan sekolah, memperbaiki sekolah, memperbaiki dan membangun infrastruktur, dan sebagainya.

Baca juga: Ancaman Integrasi Nasional Bidang Ekonomi

Dengan adanya pajak ini, pemerintah juga tetap memberikan benefit kepada rumah tangga maupun perusahaan. Berikut penjelasannya:

Pendapatan pemerintah digunakan sebagai subsidi ke rumah tangga berupa pelayanan publik. Serta subbsidi dan belanja pemerintah kepada perusahaan.

Perekonomian terbuka

Perekonomian ini terjadi jika sektor luar negeri ikut serta dalam kegiatan ekonomi dalam negeri.

Berikut penjelasan alur dari perekonomian terbuka, yaitu rumah tangga membeli barang dan jasa dari perusahaan.

Perusahaan membeli faktor produksi dari rumah tangga. Perusahaan dan rumah tangga membayar pajak kepada pemerintah.

Baca juga: Pentingnya Kestabilan Harga Terhadap Ekonomi

Selanjutnya pemerintah menggunakan pajak untuk membangun sarana dan prasarana terkait kepentingan perusahaan dan rumah tangga.

Ketiga pelaku ekonomi dalam negeri tersebut berinteraksi dengan masyarakat luar negeri melalui kegiatan ekspor dan impor.

Jika impor lebih besar dibandingkan ekspor, negara mengalami defisit perdagangan. Sehingga negara berutang ke luar negeri untuk menutup defisit tersebut.

Sedangkan impor yang lebih kecil dibandingkan ekspor, negara mengalami surplus perdagangan. Hasil surplus tersebut menambah devisa atau uang asing dalam negeri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemendikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi