Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Molotov Plan: Latar Belakang, Tujuan, dan Dampaknya

Baca di App
Lihat Foto
Sutori
Menteri Luar Negeri Uni Soviet Vyacheslav Molotov menolak Marshall Plan yang ditawarkan Amerika Serikat
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet juga berlangsung di bidang ekonomi.

Amerika Serikat menawarkan bantuan ke Turki dan Yunani yang dikenal sebagai Doktrin Truman.

Bantuan ini meluas ke negara-negara di Eropa Barat hingga Asia dan dikenal dengan Rencana Marshall.

Sebagai tandingannya, Uni Soviet punya Molotov Plan atau Rencana Molotov.

Rencana Molotov adalah bantuan yang diberikan Uni Soviet untuk negara-negara Eropa Timur yang terdampak Perang Dunia II.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Perang Dingin: Faktor, Persaingan, dan Dampaknya

Latar belakang Rencana Molotov

Pada 5 Juni 1947, Menteri Luar Negeri AS George C Marshall menyerukan bantuan bagi Eropa dalam pidatonya di Universitas Harvard.

Dia mengusulkan agar negara-negara Eropa merancang program perbaikan ekonominya yang nantinya akan dibantu Amerika Serikat.

Pada pertengahan Juni 1947, Inggris dan Perancis mengundang negara-negara Eropa ke Paris untuk membicarakan rencana pemulihan ekonomi bersama.

Uni Soviet menolak hadir. Penolakan Uni Soviet ini melahirkan Molotov Plan.

Baca juga: Marshall Plan: Latar Belakang, Tujuan, dan Dampaknya

Lihat Foto
Wikimedia Commons
Menteri Luar Negeri Uni Soviet Vyacheslav Molotov
Tujuan Molotov Plan

Dilansir dari CNN, tokoh yang menolak Marshall Plan yakni Menteri Luar Negeri Uni Soviet adalah Vyacheslav Molotov.

Molotov Plan menjadi simbol penolakan Uni Soviet terhadap Marshall Plan. Soviet sadar Marshall Plan bertujuan melemahkan pengaruh Uni Soviet.

Soviet ingin punya rencana serupa yang bertujuan untuk menguatkan pengaruhnya di Eropa Timur.

Maka pada waktu yang sama, Molotov mengeluarkan rencananya. Awalnya, rencana ini bernama Brother Plan.

Baca juga: Doktrin Truman: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Tujuh negara yang tergabung di bawah Molotov Plan yakni:

Dampak Molotov Plan

Sistem yang ditawarkan Molotov Plan yakni sistem perdagangan bilateral. Molotov Plan membuat negara-negara di Eropa Timur berhenti mengandalkan bantuan AS untuk membangun kembali negaranya setelah Perang Dunia II.

Molotov Plan menjadi cikal bakal Comecon (Council for Mutual Economic Assistance) yang didirikan pada 1949.

Di sisi lain, Molotov Plan terkesan kontradiktif. Sebab Uni Soviet memberikan bantuan, namun juga menagih biaya perbaikan kepada negara-negara Blok Poros atas kerugian PD II.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Vladimir Lenin, Pendiri Uni Soviet

Lihat Foto

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi