KOMPAS.com - Reaksi kimia tidak bisa dipisahkan dari fenomena alam. Misalnya keberadaan oksigen di udara.
Tumbuhan memanfaatkan CO2 yang dibuang manusia untuk proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari.
Selain bersifat alamiah, reaksi oksidasi dan reduksi juga terjadi dalam bidang industri. Industri-industri menghasilkan bahan yang dimanfaatkan manusia.
Dalam buku Analisis Kimia Kuantitatif (2002) karya AL Underwood, reaksi-reaksi kimia yang melibatkan oksidasi-reduksi lebih sering dipergunakan dalam analisa titrimetrik daripada reaksi asam-basa, pembentukan kompleks, ataupun pengendapan.
Ion-ion dari berbagai unsur hadir dalam wujud oksidasi yang berbeda-beda, mengakibatkan timbulnya begitu banyak kemungkinan reaksi oksidasi-reduksi (redoks).
Oksidasi adalah kehilangan satu atau lebih elektron yang dialami oleh suatu atom, molekul, atau ion. Sementara, reduksi adalah perolehan elektron.
Baca juga: Definisi Larutan dan Daya Hantar Larutan
Konsep reaksi redoks
Perkembangan konsep reaksi redoks menghasilkan dua konsep, yaitu klasik dan modern. Berikut penjelasannya:
- Teori klasik
Teori klasik mengatakan bahwa oksidasi adalah proses penangkapan oksigen dan kehilangan hidrogen.
Di sisi lain, reduksi adalah proses kehilangan oksigen dan penangkapan hidrogen.
- Teori modern
Seiring dilakukannya percobaab, konsep redoks mengalami perkembangan. Kemudian muncul teori modern yang sampai saat ini digunakan. Teori tersebut megatakan bahwa:
- Oksidasi adalah proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif.
- Reduksi adalah proses yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh suatu zat. Zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negatif.
Dari teori tersebut, proses oksidasi dan reduksi tidak hanya dilihat dari penangkapan oksigen dan hidrogen, melainkan sebagai proses perpindahan elektron dari zat yang satu ke zat yang lain.
Penerapan reaksi redoks
Konsep reaksi redoks banyak digunakan dalam proses industri. Beberapa industri yang sering menggunakan redoks di antaranya adalah:
Industri pengolahan logamBiji-biji logam terdapat dalam bentuk senyawa oksida, sulfida, dan karbonat.
Biji-biji sulfida dan karbonat diubah terlebih dahulu menjadi oksida melalui pemanggangan. Kemudian biji oksida direduksi menjadi logam.
Baca juga: Pengertian Frekuensi dan Gelombang
Industri pelapisan logamIndustri ini menggunakan unsur-unsur lain yang meningkatkan kualitas logam tersebut. Misalnya, pelapisan besi dengan seng atau krom untuk menjaga besi dari perkaratan dan melapisi tembaga dengan emas
Aki dan baterai merupakan sumber energi listrik searah yang bekerja menggunakan prinsip reaksi redoks.
Sel-sel galvanik
Kesetimbangan redoks dapat dipahami dengan mudah dengan cara meninjau gaya elektromotif sel-sel galvanik.
Dalam kimia, kesetimbangan adalah keadaan saat kedua reaktan dan produk hadir dalam konsentrasi yang tidak memiliki kecenderungan lebih lanjut untuk berubah seiring berjalannya waktu.
Suatu sel galvanik adalah sel di mana reaksi kimia muncul secara spontan, melepaskan energi listrik yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Gaya gerak listrik diukur dalam satuan volt dan disebut sebagai voltase atau potensial dari sel tersebut.
Satu volt adalah gaya gerak listrik (ggl) yang diperlukan untuk memberikan satu joule (J) energi pada sebuah muatan listrik sebesar satu coloumb (C).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.